DEJAVU 38

1.2K 132 24
                                    

Kana duduk merenung diruang tamu dengan mata yang masih memerah. Tangan nya mengelus perut datar nya dan berguman kecil.

Meminta maaf pada sang bayi karna sempat berbicara kasar.

"Tuan muda." Kepala bodyguard itu menghambat Kana yang duduk di sofa.

Kana tidak menjawab dan hanya menatap pada pria itu dengan pandangan bertanya.

"Tuan Mew sedang membawa tuan Lion untuk kemari." Ucap kepala bodyguard itu.

Kana mengangguk, "Sesampainya disini bawa dia keruangan milik ku." Ujarnya.

"Baik tuan."

"Lalu dimana dua wanita itu?"

"Ruang bawah kedua tuan." Sopan nya.

Kana berdiri menghapus pipi nya yang basah lalu berjalan di ikuti oleh kepala bodyguard itu. "Siapkan mainan ku yang biasa nya." Ujarnya menatap dingin ke arah depan.

"Baik tuan muda."
.
.
.
.

Pintu yang terbuka membuat perdebatan diantara dua wanita itu terhenti. Mereka serempak menoleh pada pintu yang terdapat pria manis menatap ke arah mereka dengan dingin.

Anne tetap melebarkan senyum nya berharap Kana tidak mengetahui semua niat jahatnya. "Manis bisa lepasin ikatan aunty?" Lembut Anne.

Kana menaikan alisnya dengan pandangan bertanya pada Anne.

"Aunty diikat oleh kakekmu karna dituduh oleh wanita jalang ini." Anne menatap tajam pada Adaline.

"Oh benarkah?" Kana memasang raut terkejut nya membuat Anne menganggukkan kepalanya dengan cepat.

Kana mendekat pada Anne hingga wanita itu menatap penuh binar pada Kana yang seperti ingin melepaskan tali di seluruh tubuh nya.

Plak.

Belum sempat Anne memproduksi apa yang barusan terjadi sebuah pukulan melayang kembali tepat di perutnya.

Bugh.

Ringisan sakit kelur dari bibir merah Anne kepalanya menunduk.

"Wanita ular!" Desis Kana tajam menatap pada Anne.

"Kana--"

"Bitch! Bagaimana bisa mama ku berteman dengan dua wanita menjijikkan seperti kalian?!" Potong Kana dengan suara yang keras.

Kana meludah tepat di kaki Anne merasa jijik dengan Adaline dan Anne. Mama nya mempunyai teman yang bermuka dua, apakah mama nya tidak bisa memilih seseorang untuk diajak berteman?

Ah sekali lagi Alice tidak pernah memandang seseorang untuk dijadikan teman nya, mama Kana itu seperti seorang malaikat yang selalu mengulur kan tangan pada setiap orang yang di jumpai nya tidak peduli dengan status dan latar belakang orang tersebut.

"Bastard." Umpat Anne menatap pada Kana yang juga balik menatap nya tak kalah tajam.

"Kau fikir dengan memandang ku seperti itu maka aku akan ketakutan?" Mulut nya menyeringai licik.

Kana tanpa sopan mencengkram dagu Anne membuat wanita itu mendongak dengan menatap padanya sepenuh nya.

Dia memperhatikan wajah itu dengan seksama. "Wajah mu indah sekali." Tangan nya mengelus wajah Anne perlahan dan lembut.

Namun tetap ada seringai keji yanh terpatri di wajah cantik Kana. "Bagaimana jika aku menyiram nya dengan air keras?" Senyum Kana mengembang seolah menemukan permainan baru nya.

Mata Anne membola dan berusaha memberontak dalam ikatan itu, wajah nya adalah aset untuk nya memikat banyak pria. Anne tidak ingin ada seinci tubuh nya yang tergores ataupun meninggalkan jejak luka.

DEJAVU S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang