DEJAVU 37

1.1K 120 27
                                    

Davikah masuk kedalam ruangan dimana anak dan menantunya berada. Dia mendekat pada Anthony dan membisikkan sesuatu.

"Bawa anak buah ku." Ucap Anthony.

Mew memperhatikan dengab kening berkerut.

"Mew ayo ikut mom." Davikah menarik tangan putranya tanpa mendengar jawaban dari Mew.

"Mom mau kemana? Aku harus bersama--"

"Kita akan menangkap Lion." Ujar Davikah.

"Lokasinya sudah terlacak?"

"Sudah." Davikah masuk ke dalam mobil diikuti oleh Mew yang masuk juga ke dalam mobil.

Empat mobil itu keluar dari perkarangan mansion megah Willson. Menuju tempat dimana Lion berada.

******

"Kana.... " Samudra menggeleng kan kepalanya saat mendengar perkataan dari daddy dan putra nya.

Kana terdiam sejenak seolah memikirkan sesuatu yang serius, tarikan nafas dalam terdengar dari nya.

"Pa saat aku lahir, perasaan papa bagaimana?" Tanya Kana.

Samudra sejenak terdiam sebelum berucap. Matanya tampak berkaca-kaca seolah pertanyaan Kana membawanya ke masa lalu. Hingga perlahan bibirnya terangkat membentu senyum kecil. "Saat mendengar tangisan kamu, papa benar-benar terharu, beruntung, papa bahagia."

Bibir yang membentu senyum itu kembali berucap, "Waktu tangan kecil kamu pegang tangan papa, waktu kamu jalan, sampai kamu manggil papa untuk pertama kali nya. Papa bahagia Kana, putra kecil papa tumbuh jadi anak manis dan cerdas. Papa sangat bahagia melihat semuanya... " Lanjut Samudra menerawang ke masa.

Kana tersenyum kecil, "Kalau begitu aku mau lahir lagi jadi anak papa tapi gak mau berumur panjang."

"Why?" Serak Samudra.

"Biar aku bisa disayang sama papa lagi, sekarang sudah tidak." Nyata nya Kana tetap lah anak yang masih membutuhkan peran papa nya. Dia masih anak kecil yang berdiri di depan pintu menunggu kepulangan papa nya. Kana masih anak yang begitu menyayangi papanya.

"Kata siapa? Papa masih sangat menyayangi Kana."

Bibirnya bergetar untuk mengeluarkan sepatah kata pun tapi Kana tetap berusaha, "Kalau papa sayang kenapa aku disingkirin dari hidup papa? Kalau sayang kenapa aku ditinggal sama papa bertahun-tahun? Papa sayang sama aku? Tapi kenapa aku gak merasakan itu semua selama ini? Dan kenapa... " Jeda Kana memukul dadanya beberapa untuk menghilangkan rasa sesak yang mendera nya.

"Kenapa aku tidak bisa benci dengan papa?"

Dia sudah tidak bisa lagi menahan air matanya, pipi Samudra sudah basah oleh air mata. Mendengar semua perkataan anak nya membuat nya sesak dan merasa gagal dalam berperan sebagai seorang ayah.

Pantaskah Samudra di sebut seorang papa?

Pantaskah Samudra berbangga diri menjadi seorang papa dari anak nya yang memiliki segudang prestasi?

"Kesayangan kakek... "

Kana terdiam beberapa detik. Matanya mengerjap sambil menatap ke atas. "Kana baik kek." Lirih nya.

Anthony mengusap punggung sempit itu. "Kalau baik, kenapa cucu kakek nangis?"

Mata itu bergulir dan berakhir menatap kembali pada Samudra yang menatap nya sembari menangis.

"Dulu papa selalu jadi orang pertama yang tolongin aku kalau aku kesakitan. Papa selalu obatin aku, tiupin luka aku, lalu terakhir, papa cium pipi aku."

DEJAVU S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang