DEJAVU 50

608 90 27
                                    

Mew menatap datar pada pria yang sedang menyiapkan sarapan pagi untuk nya. Dengan pakaian yang cukup terbuka pria itu mulai mengambil kan sarapan untuk Mew.

Dia duduk di samping Mew dan menatap suaminya dengan lembut, "Bisakah pulang agak cepat nanti?" Cicit nya pelan takut membuat sang suami kembali memukuli nya.

Mew diam tidak menjawab dan itu cukup membuat Lion paham dengan jawaban suaminya.

Sarapan itu berlangsung hening tidak ada yang memulai percakapan di antara mereka sampai Mew berangkat ke kantor.

Setelah Mew pergi Lion bernafas dengan lega selama dua tahun hidup nya seperti terantai oleh sesuatu.

Dia memang di tinggalkan begitu saja oleh Kana entahlah pria itu sekarang ada dimana. Hanya mama nya dan papa nya yang di bawa, dan yaa disini dia sekarang kembali bersama pria kejam itu.

Dulu memang Mew berkata akan menceraikan nya tapi itu hanya sekedar ucapan, mereka pun belum resmi bercerai.

Jadi sekarang Lion kembali menjadi istir Mew dan menemani pria itu setiap harinya.

Lion beranjak dari ruang makan dan kembali ke kamar nya, tapi langkah nya berhenti di sebuah kamar yang selama ini tidak boleh di buka oleh siapapun kecuali Mew.

Lion menatap lama pintu itu dan membebani diri untuk masuk ke dalam kamar. Pertama kali masuk dia mencium wewangian yang tidak terlalu asing, matanya menyapu ke segala penjuru ruangan.

Nafasnya tercekat kala mendapati sebuah figura foto besar terpampang nyata di dinding.

Perlahan bibirnya tersenyum kecut, "Aku tetap tidak bisa menggantikan mu." Ujarnya pelan dengan tatapan yang sendu.

Dia semakin masuk ke dalam dan menyadari bahwa kamar ini begitu menggambarkan Kana. Walaupun tidak ada kehadiran Kana tapi kamar ini tetap terasa pria itu masih disini.

Mew merawat kamar ini dengan baik.

Dia duduk di kursi dekat ranjang dan mengambil sebuah foto kecil di nakas dan mengusap nya pelan.

"Ku kira jika kau pergi maka Mew akan menjadi milikku seutuhnya. Selama ini aku menanam kepercayaan diri bahwa Mew akan balik mencintai ku dan melupakan mu.. " Gumam nya menatap pada foto Kana yang tengah tersenyum manis.

Cairan bening mulai menjatuhi pipi tirus nya. "Kembalilah Kana, kembalilah dan bawa aku pergi.. Aku lebih di siksa oleh mu secara fisik dari pada harus bersama dengan Mew, aku tidak sanggup harus berdiri bersama iblis itu." Lion sudah sangat lelah berhadapan dengan Mew. Walaupun mereka terjalin hubungan suami istri tapi sekali Mew tidak pernah menyentuh nya, dia disini hanya menjadi samsak pelampiasan emosi Mew.

Tubuh nya sudah amat ringkih untuk menghadapi kebengisan Mew. Bahkan suami nya itu tidak segan membuat nya menjadi pelampiasan nafsu rekan kerja nya.

Lion hanya sebuah alat bagi Mew untuk segala hal yang terjadi dalam kehidupan pria itu.

Ia meletakkan foto itu kembali dan beranjak keluar dari kamar untuk kembali ke kamar nya.

Setiba nya di kamar Lion menjatuhkan diri di ranjang dan menatap langit kamar dengan kosong.

"Apa ini karma dari mu?" Lirih nya.

Tawa miris keluar dari mulut nya di barengi dengan setetes air matanya, "Berhenti Kana... Ini sungguh menyiksa untuk ku, berhenti memberi karma ini, aku pun ingin bahagia." Ujarnya lirih penuh dengan permohonan.

Tangis itu memenuhi kamar yang terasa begitu dingin dan sunyi. Lion rasanya tidak sanggup lagi harus menerima semua ini, dia hidup tapi merasakan mati di setiap detik nya.

DEJAVU S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang