"Kamu tidak aku ijinkan untuk pergi... " Kana memeluk tubuh Win yang sudah tertutup kain berwarna putih itu.
Dia mendapatkan kabar kurang mengenakan ini saat selesai sarapan bersama. Maid yang bekerja di apartemen Win menemukan tubuh Win sudah terbaring kaku diatas ranjang, bahkan maid itu juga mengatakan banyak busa yang mengalir di mulut Win serta darah yang sudah membusuk di tubuh pemuda tersebut.
"Win kamu masih mempunyai aku! Kenapa melakukan hal yang bodoh?" Isakan Kana begitu nyaring diruang jenazah itu.
Tubuh Kana meluruh ke lantai yang dengan sigap langsung di peluk oleh Mew.
"Win hiks.. " Dadanya terasa begitu sesak, Kana gagal menjaga sahabatnya. Dia tidak menyadari apa yang sedang terjadi dengan Win.
Kana ingin memutar kembali waktu dimana dia bisa mencegah hal ini terjadi, sebenarnya apa yang terjadi sampai sahabatnya berani mengambil tindakan ini.
"Kamu masih punya aku, Win. Keluarga aku juga keluarga kamu, banyak yang sayang sama kamu hiks! Kamu... Kenapa tinggalin aku?!" Jerit Kana dalam pelukan Mew.
Bayangan tentang mamanya yang bunuh diri dengan hal yang sama dengan Win membuat kepalanya begitu sakit. Bahkan sesak membuat nafasnya tercekat, Kana kembali teringat kenangan buruk itu.
Apa yang terjadi pada sahabatnya? Siapa yang berani membuat Win mengambil tindakan gegabah ini?
Kana tahu hubungan keluarga Win sedang tidak baik-baik saja tapi selama ini yang dia tahu, Win tidak akan mungkin menghilangkan nyawa nya hanya untuk keluarga nya.
Win bahkan selalu bilang pada Kana dia mempunyai mimpi yang belum terwujud, Win masih ingin juga membuat keluarga nya menyesal.
Permasalahan apa yang membuat pemuda itu putus asa dan kalah dengan pemikiran nya?
Kana yang melihat ada sepasang sepatu mendekat langsung mendongak mendapati kekasih Win datang dia pun berdiri.
Kaki Bright terasa lemas serta jantungnya berdetak amat kencang melihat tubuh kaku kekasihnya.
"Sayang... " Bright melangkah berat mendekati tubuh Win, tangisan nya tumpah melihat wajah itu terlihat sangat damai.
Menyesal.
Bright diliputi penyesalan karna telah membiarkan kekasihnya mengalami semua ini. Bahkan dirinya ikut andil menghancurkan Win, kekasih macam apa dirinya karna dengan tega melepaskan genggaman tangan nya pada Win.
"Maaf sayang... " Bright memeluk tubuh itu menangis bak anak kecil di pelukan Win.
Siapa yang akan memarahinya nanti saat Bright tidak makan tepat waktu. Siapa nanti yang akan mengomelinya karna terlalu sibuk dengan pekerjaan. Sudah tidak ada lagi yang akan memasakan nya makanan kesukaan nya, Win sudah menghilang darinya tanpa bisa dia gapai.
Sekarang yang Win tinggalkan untuknya bukan lah kenangan yang manis melainkan sebuah penyesalan yang tidak akan pernah berakhir walaupun Bright menangis darah sekalipun.
"Maafin cowo brengsek ini sayang. Pukul aku, pukul aku sepuas kamu Win, tapi aku mohon bangun... Jangan tinggalin aku sayang.. " Racau Bright mengguncang tubuh Win.
"Win aku mohon bangun sayang... "
"Aku menyesal banget... "
"Jangan tinggalin aku, Win."
Kana menarik tubuh Bright kasar dia langsung mencengkram kerah baju Bright.
"Jelasin semuanya!" Tekan Kana menatap tajam pada Bright.
"Baby--"
"Kamu melangkah deketin aku... Aku beneran bakal usir kamu dari rumah!" Tajam Kana memperingati Mew yang langsung berhenti di belakangnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
DEJAVU S2
Fanfictionpria tampan yang masih tertaut dengan masa lalu nya dan begitu mencintai kekasih yang sudah lama pergi dengan membawa seluruh penyesal bagi nya. S2 DARI THIRTY DAYS FOR YOU!!