Malam indah yang membuat dua adam yang sudah sah menjadi pasangan itu memeluk semakin erat untuk membagi kehangatan.
Mew bahkan tidak melepaskan tubuh Kana seinci pun. "Biii aku sangat bahagia. Aku kira awalnya hubungan kita akan sangat sulit, aku kira aku tidak bisa mencintai kamu tapi ternyata salah, aku jatuh cinta sejatuh-jatuhnya dengan kamu, terimakasih karna sudah hadir." Ucap Mew memecahkan keheningan malam di antara mereka berdua.
Kana mendongak dan menatap Mew dari bawah dengan pandangan yang lembut.
"Sekarang masih mencintai ku?"
Mew ikut menundukkan kepalanya dan mata elang Mew bertubrukan dengan manik indah berwarna coklat madu.
"Selamanya akan selalu mencintaimu... " Ujar Mew sangat jujur.
"Bahkan saat kamu sudah menikah dengan Lion?"
"Aku menikahi nya karna kamu ingin membuat nya hancur kan? Bii jangan pernah berfikir jika aku akan jatuh cinta padanya, cinta ku hanya untuk kamu." Ucap Mew meyakinkan suami kecilnya.
Kana mengusak kan wajahnya pada dada bidang Mew dan semakin menenggelamkan badan nya di pelukan Mew.
Mew dengan penuh kasih sayang mengusap rambut Kana dan terus tersenyum kecil, jelaga mata Mew berbinar bahagia.
"Aku mencintaimu... Kana, tolong selalu percaya itu." Mew ikut menyusul dalam mimpi sang suaminya.
*****
Pagi hari yang di tunggu oleh Lion akhirnya tiba dengan penuh semangat dia duduk di depan cermin dan tersenyum bangga.
Wajahnya di poles tipis dengan make up karna dia harus tampil sangat sempurna di depan Mew dan di depan semua tamu, dia harus tampil sangat mencolok di antara semuanya.
Lion membuka matanya saat melihat sang papa yang membawa Kana masuk ke dalam kamar dan dengan segala kepolosan nya dia tersenyum lembut pada Kana.
"Kana... " Lion merentang kan tangan nya meminta Kana untuk masuk dalam pelukan nya.
Kana mendekap tangan nya di dada dan mengemut permen bersandar di dinding sambil menatap remeh pada Lion.
"Kita tidak sedekat itu untuk bertukar pelukan." Ketusnya.
Samudra yang hendak menegur perkataan tidak sopan Kana langsung di cegah oleh gelengan kepala Lion.
"Aku hanya merindukan mu, apakah kau tidak pernah merindukan ku?" Tanya Lion.
Kana menundukkan kepala nya menahan tawa yang siap meledak mendengar ucapan dari Lion.
"Memang apa yang harus aku rindukan darimu? Berperan apa kau dalam hidupku sampai meminta ku untuk merindukan mu, kau hanyalah orang asing." Kana masih tetap dengan sifat angkuh nya melangkah dan duduk di ranjang Lion yang sudah di hias oleh kelopak bunga.
Astaga bagaimana ada orang yang seperti Lion? Kana rasanya sangat ingin tertawa keras.
"Kau tidak sopan---"
"Shut up, papa! Kau mengajak ku kemari bukan untuk berdebat, anggap aku sebagai anak kesayangan mu seperti di media okey? Kau pasti tidak ingin nama baik mu rusak kan dengan media yang mengetahui hubungan kita?" Peringat Kana.
Keduanya terdiam merasa kalah telak untuk menjawab pada Kana, pria itu aura nya jelas berbeda dan membuat Lion sedikit takut mengambil langkah ini.
Kana terkekeh sinis melihat kediaman mereka dan membuang permen tepat di kotak sampah dekat Lion.
"Kalian lanjut merias nya." Tegas Kana pada perias yang sempat terhenti.
Dia memainkan ponsel nya dan bertukar pesan dengan sang suami. Kana tidak merasa cemburu karna ada satu hal yang membuatnya bahagia dengan pernikahan ini, dia bisa membuat Lion merasakan apa artinya di dua kan dan bagaimana sakitnya melihat seseorang yang dicintai memadu kasih bersama orang lain.
Lion melirik kecil pada Kana yang terlihat santai padahal dia tahu Kana dan Mew pernah mempunyai hubungan walaupun tidak lama, tapi kenapa dia terlihat santai?
Setelah selesai dirinya di rias Lion meminta perias itu untuk keluar dan menatap papanya. "Papa bisa beri ruang untuk aku dan Kana berbicara?" Tanya Lion dan membuat Samudra mengernyit.
"Tapi sayang----"
"Aku hanya ingin berbicara sesuatu papa." Potong Lion.
"Baiklah tapi jika Kana berbuat sesuatu kepada mu langsung beteriak okey?" Ucap Samudra mengusak rambut Lion dengan sayang.
Kana hanya menunjukkan raut datar walaupun jujur di sudut hatinya dia merasakan sakit melihat sang papa yang begitu khawatir pada Lion.
Samudra sangat enggan untuk meninggalkan mereka di satu ruangan yang sama tapi melihat sang anak yang memohon akhir nya dia keluar dan menunggu di depan pintu dengan perasaan cemas.
Lion melihat Kana dan tersenyum melihat adiknya, "Maaf atas kesalahan ku yang merebut kak Mew dari mu, tapi aku sangat mencintai nya. Aku----"
"Bukan kah memang itu sifat mu, suka merebut sesuatu yang dimiliki oleh ku? Kau itu serakah sangat mirip dengan ibu mu, ingat ini Lion.... " Kana melangkah berdiri tepat di depan Lion dengan mata bersorot dingin.
"Kau jangan berfikir jika merebut Mew maka akan hidup bahagia aku tidak mengalah semudah itu. Pegang perkataan ku, bahwa pernikahan ini adalah awal penderitaan mu, kau akan merasakan rasa sakit yang sudah ibu mu berikan untuk mama ku. Jangan merasa kau sudah di atas karna bisa bersama dengan Mew, dia hanya mencintai ku di hati Mew hanya ada nama ku. Jangan mimpi terlalu tinggi." Ucap nya menyeringai penuh ejekan.
Lion meremas ujung tuxedo nya merasa terintimidasi dengan tatapan Kana.
Kana membenarkan kerah tuxedo Lion dan mendekat kan bibirnya tepat di telinga Lion.
"Welcome to hell full of pain, Lion." Kana menjauhkan diri dan memasang senyum dan berlalu pergi dari kamar.
Membuka pintu dan di suguhi dengan tatapan tajam dari papanya. "Calm down papa. Anak kesayangan mu baik-baik saja, dia belum aku bunuh mungkin lain kali?" Kana berlalu sambil memberi seringaian pada Samudra.
Dia sangat tahu sifat siapa yang menurun pada anak nya, sifat daddynya yang menurun pada Kana. Entah mulut yang selalu bisa mengucapkan perkataan beracun atau kekejaman, semua itu sifat daddy nya yang di bawa oleh Kana.
Senyum mengerikan itu yang dulu sangat Samudra takuti.
****
"Lo gak sakit liat Mew sama Lion nikah?" Bisik Win pada Kana yang terlihat santai padahal di depan sana tepat nya di atas altar Mew sedang mengucapkan janji suci bersama orang lain.
Kana mengedikkan bahunya acuh dan menatap kedua orang di altar dengan cuek.
"Aku istri Mew juga jika kau lupa." Cuek Kana.
Win memutar bola matanya jengah dengan segala sifat santai dan cuek dari Kana.
"Tetep aja dong harusnya lo nangis liat mereka nikah, gila kali gak sakit liat suami nikah sama sodara sendiri." Win rasanya ingin sekali memukul kepala Kana yang terlalu santai menghadapi masalah rumit ini.
Kana menatap Win. "Lion memang menjadi istri Mew tapi hanya aku yang bisa menyentuh Mew, hanya aku yang berhak atas Mew dan hanya aku yang di cintai Mew." Sombong Kana.
"Kalo Mew jatuh cinta sama Lion?"
Kana mendengar itu pun tersenyum miring dan menatap kedua sejoli itu dengan tatapan sadis nya.
"I will kill them. Mew akan mati di tangan ku jika memasukkan Lion di hati nya." Ujarnya dengan sangat yakin.
Kana menyilangkan kaki nya sangat anggun dan merubah raut wajahnya datar.
"Hanya aku yang bisa memiliki Mew." Sambung nya penuh dengan obsesi yang sangat dalam.

KAMU SEDANG MEMBACA
DEJAVU S2
Fanfictionpria tampan yang masih tertaut dengan masa lalu nya dan begitu mencintai kekasih yang sudah lama pergi dengan membawa seluruh penyesal bagi nya. S2 DARI THIRTY DAYS FOR YOU!!