DEJAVU 52

639 77 11
                                    

Setelah di usir secara kasar pun tanpa tau malu kedua orang itu kembali datang dan berprilaku seperti pemilik semuanya.

"Biarkan aku masuk! Aku nyonya dirumah ini." Tekan Adaline menatap tajam pada seorang pelayan yang menghadang nya untuk masuk ke dalam kamar Kana.

"Nyonya tidak ada yang boleh masuk ke dalam kamar ini." Ujar seorang kepala pelayan dengan amat sopan. Memang benar tidak ada yang boleh masuk ke dalam kamar Kana.

Bahkan semua maid pun tidak ada yang boleh membersihkan kamar Kana hanya kepala pelayan lah yang di perbolehkan untuk membersihkan.

"Kau!" Tunjuk Adaline dengan marah sebelum sebuah suara menginterupsi nya.

"Siapa yang mengijinkan kau kemari." Suara itu membuat Adaline menoleh dan sebuah senyuman langsung mengembang saat melihat Kana berdiri sembari menatap nya tajam.

"Kana mama hanya ingin melihat kamar mu saja." Ucap nya lembut.

Kana rasanya ingin muntah sekali mendengar suara yang berlagak lembut itu. Hei, dulu Adaline tidak pernah sekalipun berbicara baik padanya, bahkan menatap nya saja seolah enggan wanita itu lakukan.

"Siapa yang memberi mu hak untuk kemari?" Kana menyilang kan tangan nya di depan dada.

"Kana--"

"Menjijikkan rasanya melihat kalian mengemis seperti ini." Potong nya.

"Kana lepaskan papa." Samudra dengan wajah yang babak belur memohon pada anak nya.

"Usir mereka." Datar Kana.

"Kau tidak boleh seperti ini pada orang tua mu." Ujar Adaline. Jika saja dia tidak jatuh miskin malas sekali harus baik pada anak sialan seperti Kana.

Adaline gerah setiap hari harus hidup dirumah kecil dan sempit dan kekurangan uang bahkan untuk makan pun mereka sangat susah.

Kana memijat kening nya yang terasa sangat sakit, kedua parasit ini memang seharusnya lenyap sejak awal.

"Bawa mereka ke ruangan ku." Kana berjalan lebih dahulu untuk menuju ruangan tempat nya bekerja tanpa gangguan siapapun.

Dua orang itu di bawa mengikuti langkah Kana dan mereka melihat ke sekeliling ruangan yang sederhana namun sangat berkelas.

Adaline bisa melihat begitu banyak penghargaan untuk Kana dia juga melihat sebuah brangkas besar membuat sesuatu dalam dirinya sangat menginginkan isi dalam brangkas itu.

Pasti begitu banyak uang dan emas yang tersimpan di dalam.

Bantingan di meja membuat nya tersentak dan melihat pada sebuah berkas yang di lemparkan Kana di meja.

"Bacalah dan pahami semuanya apa yang tertulis di berkas itu." Datar Kana mendudukkan dirinya dan menyilangkan kaki dengan santai nya. Dia menatap pongah pada dua orang yang benar-benar sudah tidak mempunyai malu tersebut.

Samudra duduk di ikuti oleh Adaline lalu mereka membaca berkas itu yang isi nya surat perjanjian mereka dua tahun lalu.

Kana tersenyum miring melihat ekspresi mereka yang sangat sulit untuk diartikan, apakah kedua nya lupa?

Samudra lalu meletakkan berkas itu dan menatap putra nya memelas, "Kana bisakah kita rubah perjanjian nya?" Jika tau perjanjian itu akan berdampak di masa depan pasti Samudra tidak akan menyetujuinya.

Kana menaikan satu alisnya menunggu kelanjutan ucapan Samudra.

"Jika memang kau tidak bisa memaafkan kami dan ingin membuang kami, bisakah separuh saham perusahaan Willson menjadi milik papa?" Persetan dengan rasa malu Samudra sudah membuat urat malu nya karna terlilit banyak hutang selama ini untuk mencukupi kehidupan mereka berdua.

DEJAVU S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang