DEJAVU 09

1.1K 131 15
                                    

Mew pagi itu terbangun mendapati Kana berada di sampingnya dengan perasaan yang campur aduk, tanpa menunggu pria manis itu terbangun dia langsung memakai celana dan baju nya lalu pergi dari sana.

Mew pulang ke apartemen nya yang dulu pernah menjadi saksi atas hubungan nya bersama Gulf.

Apartemen ini menyimpan banyak kenangan nya bersama Gulf sebelum Mew berkhianat.

Mew langsung terduduk di kasur nya sambil menyorot pada figuran foto besar nya bersama Gulf di dinding kamar mereka.

Mulut nya bergetar dan mengusap wajah nya kasar sembari mengumpat. Bagaimana bisa dia melakukan hubungan badan dengan Kana.

Semalam dia terbawa suasana akibat ciuman panas itu dan lebih brengsek nya dia hanya memandang Kana sebagai Gulf.

Dengan sangat sadar dia mengakui bahwa dia adalah pria brengsek, sangat brengsek.

Mew memutuskan membersihkan diri dan memakai pakaian nya untuk menuju makam Gulf.

Dengan membawa bunga matahari dan kaca mata hitam bertengger di matanya dia duduk berjongkok di samping makam kekasihnya.

"Sorry baby for last night's mistake, it was out of my control." Ucap Mew mengusap nisan Gulf pelan.

"Kamu marah liat aku sama dia? Maafin aku ya, kamu gak perlu cemburu sayang dia gak penting buat aku. Aku mau bawa dia ke hidup ku cuma buat gantiin kamu, tapi kamu tetap orang yang paling aku cintai... " Lirih nya memandang nisan itu lembut seolah yang di depan nya adalah Gulf yang nyata.

"Aku tetap brengsek ya? Tapi sayang cuma ini yang bisa aku lakuin buat lepasin rindu sama kamu, dia mirip banget sama kamu... " Jeda nya mengambil nafas pelan.

"Senyum nya, wajahnya, matanya, bahkan kalian seperti orang yang sama. Aku tetap sayang dan cinta ke kamu, tapi ijinin aku bawa dia masuk buat gantiin kamu ya?" Sambung Mew.

Mew lalu menggeleng pelan menyadari kalimat nya yang salah.

"Jadi bayangan kamu.... Dia cocok buat jadi bayangan kamu." Ralat Mew sembari tersenyum kecil.

Lalu Mew meletakkan bunga matahari itu di atas makam kekasihnya dan memberi ciuman pada nisan Gulf.

"I love you so much, baby." Suaranya melirih dan setetes cairan bening jatuh dari mata nya yang tajam.

Selalu menjadi pria yang lemah jika berhadapan dengan Gulf-nya.

Mew menundukkan kepala untuk menutupi wajah sedih nya dan kemudian tersentak kecil merasakan tepukan pada pundak nya.

Mew menengok dan mendapati pria paruh baya sedang menatap nya.

"Om.. " Mew berdiri dan menundukkan kepala sopan.

Morrone mengangguk dan duduk di samping makam anaknya sambil menatap nisan anaknya tanpa sepatah katapun.

Selama setengah jam lebih mereka di landa keheningan sampai Morrone membuka pembicaraan terlebih dahulu.

"Kamu terlalu rajin mengunjungi nya." Morrone membuka kaca matanya dan sepasang mata jelaga itu menatap pemuda di depan nya.

"Aku selalu merindukan nya... Setiap detik nya" Balas Mew tanpa menatap ke arah Morrone.

Morrone mengangguk samar. "Karna kamu mencintai dia dengan begitu besar maka selalu merindukan dia. Tapi jika berlarut dalam kesedihan kamu membebani Gulf, dia sudah tenang di atas Mew. Bukan kah sekarang waktunya kamu menata masa depan mu?" Morrone sangat tahu perjalanan mereka tapi jika berlarut selama bertahun-tahun itu juga tidak baik.

DEJAVU S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang