Part 18

754 49 2
                                    

Walaupun Maura sudah menyandang gelar sebagai dokter spesialis forensik, namun karena masih tergolong muda, maka dia harus mengalah pada dokter-dokter spesialis lainnya yang lebih senior dibanding dia. Jadwal shift Maura akan lebih banyak siang dan malam hari dibandingkan dengan jadwal shift pagi yang biasanya dipakai oleh dokter senior. Tidak masalah untuk Maura. Sejak dia memutuskan untuk mengambil bidang kedokteran, dia sudah sangat tahu konsekuensi yang akan dia hadapi.

Biasanya, kalau Maura dinas malam seperti sekarang ini, dia akan ditemani Prima dan beberapa perawat yang juga ikut berdinas malam. Tapi, malam ini dia ditemani Farhan. Banyak yang menjadi pertanyaan Maura tentang Farhan yang mengapa malam ini bisa ada di ruang forensik bersamanya. Bagaimana bisa Farhan masuk? Ruang forensik bukan area publik yang bisa dimasuki oleh semua orang. Harus orang-orang tertentu dan dengan tujuan yang jelas saja yang bisa memasuki ruang forensik. Lalu, sikap Farhan yang sangat tenang di ruang forensik. Ini sangat berbeda dengan kebanyakan orang yang sudah takut dulu waktu mendengar kata ruang forensik.

"Mas, mas Farhan gak takut gitu di sini?" Daripada menyimpan penasaran, Maura lebih baik langsung saja bertanya.

"Enggak! Ngapain takut? Wong ya gak ada apa-apa gini kok" Farhan menjawab dengan santai. Bahkan dia berbicara sambil makan kacang kulit yang tadi dia beli sebelum ke rumah sakit.

"Wiih.. Padahal biasanya orang akan langsung ketakutan duluan. Pak Andro aja sampai sekarang masih gak seberani mas Farhan"

Farhan hanya tersenyum saja. Dia melanjutkan makan camilan seolah tidak terganggu dengan aroma formalin di ruang forensik. Tidak mungkin juga dia menceritakan bagaimana keluarga angkatnya yang jauh lebih menyeramkan dari ruang forensik di rumah sakit.

"Mas, emang mas Farhan kerjaannya dimana sih? Keliatannya enak gitu. Pasti udah tinggi ya posisinya, sampe kemarin katanya dipanggil sama kantor pusat di Jepang?" Farhan merapikan sejenak meja yang sudah penuh dengan kulit kacang lalu membuangnya ke tempat sampah.

"Mas cuman kerja di pabrik mobil milik orang jepang aja. Dulunya kan mas sempet jadi TKI di sana. Trus kontrak kerjanya diperpanjang. Sampe sekarang. Nah pas balik pulang kesini, pabriknya buka di sini. Jadilah tetep kerja di perusahaan yang sama cuman cabang di sini aja"

Mereka melanjutkan ngobrol sampai dini hari. Obrolan yang sebenarnya lebih mengenal satu sama lainnya. Aneh! Jika pasangan lain memilih cafe, mall, atau rumah mereka sebagai tempat mereka ngobrol dan saling mengenal satu dengan lainnya, Farhan dan Maura lebih memilih ruang forensik sebagai tempat ngobrol.

Farhan masih terus saja menemani Maura di ruang kerjanya. Saat Maura sedang menyelesaikan pekerjaannya, dia duduk diam sambil mengamati ruang sekitarnya, membiarkan Maura untuk menyelesaikan semua pekerjaannya. Atau dia juga memanfaatkannya untuk mengenal beberapa rekan kerja Maura. Akan lebih mudah baginya kalau dia juga mengenal beberapa rekan kerja Maura.

Hingga hampir pagi, Farhan menemani Maura. Menjelang subuh, Farhan memutuskan untuk pulang. Dia masih ada pekerjaan yang harus dia selesaikan. Keluar dari rumah sakit, Farhan melajukan pelan skuter matiknya. Jalanan masih sepi di pagi itu. Tapi, saat melintas motornya motornya dipepet satu mobil hingga menyebabkan Farhan jatuh ke trotoar. Mobil itu sempat berhenti sejenak tapi mobil itu kembali melaju bahkan dengan kecepatan yang lebih tinggi.

Jadilah sekarang Farhan di ruang kerjanya dengan perban di siku tangannya dan beberapa luka gores di keningnya. Beberapa kali dia bahkan harus meringis menahan perih yang kadang muncul saat lukanya tergores perban.

"What happened with you?"

("Ada apa denganmu?")

Farhan langsung mendongakkan kepalanya saat telinganya mendengar suara yang tidak asing. Dia hanya menggelengkan kepalanya. Sudah tidak aneh lagi kalau tiba-tiba Kazuo muncul di depannya.

"Nothing. Just got a little accident this morning"

("Bukan apa-apa. Hanya kecelakaan kecil pagi ini")

Farhan menjawab asal. Sebenarnya, tanpa dia menjawab sekalipun, kakak angkatnya itu sudah pasti tahu apa yang terjadi.

"I've told you many times, don't be careless. I will send some of my men to look after you all"

("Aku sudah bilang, jangan ceroboh. Aku akan mengirim beberapa orang untuk menjagamu")

Farhan mendengus kesal. Kazuo memang hanya berstatus kakak angkat, tapi sifatnya yang sangat protektif kadang melebihi seorang saudara kandung. Bukan hanya Kazuo, semua keluarga angkatnya mempunyai sifat yang sama. Protektif terhadapnya dan juga terhadap keluarganya.

Kazuo sekarang duduk di depan Farhan yang masih fokus memeriksa beberapa dokumen. Merasa jika Kazuo sedang mengamatinya, lalu menaikkan pandangannya.

"What? What's up?"

("Apa? Ada apa?")

Tanya Farhan singkat sambil dia membereskan beberapa dokumen ke sisi meja kerjanya.

"It's about Maura. Kenichi has give me some documents about her. So far She's clean. She's a good girl. I do agree if she will become a Mrs Farhan"

(Ini soal Maura. Kenichi sudah memberikan beberapa dokumen tentangnya. Sejauh ini, dia bersih. Dia gadis baik". Aku setuju kalau dia akan menjadi nyonya Farhan)

Kenichi adalah orang kepercayaan dari Kazuo. Semenjak Kazuo tahu jika Farhan mendekati Maura, dia langsung memerintahkan Kenichi untuk mencari tahu semua hal tentang Maura, bahkan sampai hal yang paling kecil sekalipun. Itu sebabnya Farhan tahu jika Maura menggemari doraemon dan dengan mudah dia bisa mencari oleh-oleh boneka bantal doraemon.

" It's about your accident this morning. looks like it wasn't an accident. That was on purpose, and I'm going to investigate".

("Ini soal kecelakaanmu tadi pagi. Sepertinya itu bukan kecelakaan biasa. Bukan tanpa tujuan sepertinya, dan aku akan menyelidikinya)

"I don't feel like I have any enemies. So, let's just say it was an accident. after all, I'm fine too right?"

("Aku tidak merasa punya musuh, jadi sepertinya ini memang kecelakaan biasa saja. Lagipula aku baik-baik saja")

Mata Kazuo langsung memicing mendengar jawaban dari Farhan. Dia lalu mencondongkan badannya dan kemudian menyentil kening Farhan yang terkena luka gores, lalu setelahnya dengan sengaja dia menekan siku tangan Farhan yang terbebat perban. Jelas saja Farhan meringis dan dengan reflek menarik badannya.

"Is that what you said okay?"

("Itu yang kamu bilang baik-baik saja?")

Kazuo berkata sambil dia berdiri dan meninggalkan ruangan Farhan dengan wajah memerah menahan amarahnya. Sementara, Farhan hanya bisa mendengus kesal sambil meringis karena ulah Kazuo tadi. Dia sangat paham bagaimana Kazuo. Sikap protektifnya memang kadang berlebihan, namun Farhan tahu, seperti itulah cara Kazuo memperlihatkan rasa sayangnya.

Melihat bagaimana Kazuo melangkah, Farhan lantas dengan cepat mengikutinya. Sekarang berbalik, Farhan yang berada di ruangan Kazuo.

"Just let me handle this"

("Biarkan aku menanganinya sendiri")

Ucap Farhan tegas. Dia sebenarnya juga sudah tahu jika kecelakaan ini tidak mungkin kecelakaan biasa. Posisinya sekarang sebagai dewan direksi sekaligus pemegang saham pada salah satu anak perusahaan membuat beberapa orang tidak menyukainya. Belum lagi beberapa permasalahan pribadi lainnya. Farhan paham betul mengenai itu.

"All right, but I'll keep my guard up for you, mother, Anggun and also Seno. Oh, also Andro and my son, Davin."

("Baiklah. Aku akan meningkatkan penjagaanku untukmu, ibu, Anggun dan juga Seno. Oh ya juga Andro dan anakku, Davin")

Farhan hanya mengangguk saja. Dia tidak membantah, karena jika dia membantah, Kazuo akan bisa bertindak lebih gila lagi.


Muara Cinta Maura (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang