PART 3

351 44 15
                                    

Happy reading

𖧷 𖧷 𖧷

Kalian juga pasti pernah mengalami hal dimana saat kalian sudah uncrush tapi crush kalian malah mendekat. Yang biasanya hanya bisa dilihat dari jauh sekarang malah di depan mata dengan jarak yang sangat dekat.

Semua hal yang dilakukan untuk uncrush rasanya sia-sia bukan?

Begitu pun Alsa, dia kini berusaha membuang pikirannya jauh-jauh akan Elion. Menyakinkan dirinya bahwa kejadian yang menimpa hanyalah sebuah kebetulan.

Lagipula hatinya sudah agak hambar kala melihat Elion, tapi dari jauh. Jika dari dekat? Jangan ditanya hatinya sungguh berdebar kencang lagi. Pikirannya berkecamuk, apa yang harus dia lakukan sekarang?

Kini Alsa hanya bisa menatap langit-langit kamar tidur. Pandangan kosong tapi pikiran penuh. Bahkan Brian yang sedari tadi memandang adiknya dari pintu kamar pun tidak disadari oleh Alsa.

Saat pulang sekolah Brian mendapati adiknya itu sedang mengompres dahi yang terluka. Dia tau kalau Alsa memang ceroboh dan kadang tidak suka hati-hati jadi terkadang suka tersandung bahkan terluka seperti itu sudah biasa.

Tanpa meminta diobati pun Brian tau adiknya itu butuh bantuan. Idaman sekali memang kakak yang usianya beda 5 tahun ini.

"Lo kesambet apa gimana?"

Sontak saja Alsa terbangun, dia baru sadar kakaknya berdiri di sana. Tangan kanannya terangkat menyuruh untuk masuk.

"Gue mau nanya, cepet!" Titah sang adik. Brian menurut lalu mendudukkan dirinya di sebelah Alsa.

"Cara ngilangin orang yang kita nggak suka dari pikiran kita gimana?" Ucapnya sambil menunjuk kepala.

"Itu suka namanya." Balas Brian.

"Nggak, udah nggak!"

"Masih itu, masih! Bukan udah nggak!" Jawabnya tak kalah sewot. Alsa menghela napas sesaat, "Ya udah, terserah. Caranya gimana?"

"Caranya? Cari orang baru."

"Matamu orang baru segampang itu!" Ucap Alsa sambil memukul bahu sang kaka.

"Lah ya bener dong. Ada lagi cara lain."

"Apa?"

"Tunggu sampe lulus. Biasanya ampuh tuh."

Mendengar jawaban kali ini Alsa langsung mengacak-acak rambutnya. Brian yang khawatir pun langsung merapihkan kembali rambut Alsa. Adiknya harus dihentikan sebelum menjadi-jadi.

Elion sedari tadi tersenyum sendiri membuat Gibran disebelahnya merinding. Karena tak biasanya Elion seperti orang gila, meskipun dia pernah gila mencintai seseorang tapi tidak sampai tahap ini.

Melihat Elion bangkit dari duduknya pun membuat Gibran bingung,"Mau kemana lo?"

"Pulang." Jawaban singkat itu membuat Gibran cengo. Jam 5 sore seorang Elion pulang kerumah adalah hal yang tak biasa.

"Bengong mulu lo, dia lagi kasmaran biar ajalah." Ucap Skala yang secara tak langsung menjawab kebingungan Gibran.

"Serius? Ceweknya masih yang kemarin?" Tanya Gibran tak percaya.

"Serius, tapi sekarang ceweknya ganti." Skala hanya bisa berharap Elion tidak lagi jatuh ke perempuan yang salah.

Pagi ini Alsa tengah menikmati sarapannya ditemani oleh Brian yang sedang memakaikan perban di dahi Alsa. Sepertinya luka Alsa tidak bisa sembuh dengan cepat maka dari itu dia akan menutupi luka di jidat yang merusak ke aestetic-kan wajahnya.

Alsa & Elion | HARUNIELLE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang