Happy reading
𖧷 𖧷 𖧷
Setelah lima hari dirawat Alsa diperbolehkan pulang. Rasanya senang sekali keluar dari rumah sakit. Jujur Alsa bosan sekaligus takut ketinggalan pelajaran di sekolah, padahal dia bisa saja meminta Aylina menjelaskannya ulang. Tapi mau bagaimanapun Alsa ingin sekolah.
Keluarganya kembali harmonis, Alsa juga kembali ke mansion besar Mahatma untuk tinggal bersama.
Kamarnya kembali dan saat memasuki kamar tersebut tidak ada yang berubah. Tenyata Rena tetap menjaga kamar Alsa meskipun cucunya itu dulu dia usir.
Aylina juga sekarang ini berpindah-pindah untuk tinggal. Dia di beri kebebasan untuk mengenal lagi keluarga asalnya. Tentang masalahnya dengan Gibran pun sudah dijelaskan oleh ibu yang merawat Aylina selama ini. Gita, dia adalah ibu sekaligus mertua bagi Aylina saat ini.
"Lili, mau liat bukumu dong." Pinta Alsa saat masuk ke kamar Aylina.
"Nanti aja na, Lo tinggal ngerjain tugas aja klo catatan udah gue kerjain." Aylina memang tidak mau membebankan Alsa jadi dia sedikit membantu saudaranya itu.
"Ih ngapain dikerjain sama lo sih." Alsa menunduk lesu kemudian berjalan dan merebahkan tubuhnya di pinggir Aylina yang sedang berbaring.
"Li jangan pergi lagi ya."
"Na jangan sakit lagi ya."
Keduanya tertawa kecil sebab berucap bersamaan.
Hari selasa pun tiba dimana Alsa kembali ke sekolah setelah seminggu izin karena sakit. Dia berangkat dengan Aylina. Kenapa tidak senin? Karena Alsa masih harus kontrol lagi ke rumah sakit mengenai kondisi kesehatannya.
"Berangkat dulu ya." Alsa menyalami semua orang yang ada di meja makan diikuti Aylina.
"Hati-hati sayangnya Oma."
Keduanya duduk di kursi belakang, mereka akan diantar oleh supir pribadi milik keluarga Mahatma. Setelah sampai keduanya turun dari mobil tanpa disangka semua orang menoleh ke arah mereka berdua.
Dan untuk informasi, Alsa sudah di publikasikan beserta Aylina karena kemauan Rena meskipun Alsa tadinya tidak mau. Untuk masalahnya yang kemarin sudah selesai. Dengan dibantu keluarga Gentala, Baskara dan Hirata. Mereka berhasil menangkap keluarga Aditama dan membongkar berbagai kejahatan yang mereka buat. Hebat sekali bukan. Tapi dengar-dengar tidak hanya ketiga keluarga itu saja yang membantu tapi ada banyak lagi.
Alsa merasa risih melihat tatapan mereka yang sedari tadi tidak lepas dari dirinya. Apa ada yang salah? Sedangkan Aylina sudah menatap mereka semua datar, dia sudah biasa akan ini karena sebelumnya dia di akui oleh Gentala lalu pindah Mahatma.
"Kenapa gitu banget liatnya ya, apa karena muka gue yang makin jelek ini?" Muka Alsa tidak berubah dia masih cantik sangat malah hanya masih ada bekas luka yang belum hilang, butuh waktu lama katanya.
Aylina yang mendengar hanya menghela napas pelan, "nggak Nala, mukamu itu cantik dah biarin aja mereka."
Meskipun berucap begitu Alsa tetap tidak bisa untuk percaya diri. Dari kejauhan Elion terlihat berjalan tergesa-gesa. Kali ini dia tidak menampilkan wajah tersenyum hanya tatapan biasa tapi masih tetap tampan. Hehe.
"Pagi Lion." Sapa Alsa.
"Pagi Nala." Balas Elion lalu mengambil tas yang ada di punggung Alsa dan membawanya. Kemudian dia menggandeng tangan Alsa dan menjauh meninggalkan Aylina sendiri.
"Lion, itu Lili ketinggalan." Ucap Alsa cemas.
"Ada Gibran." Balas Elion dengan nada selembut mungkin. Alsa mengangguk patuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alsa & Elion | HARUNIELLE ✓
Teen Fiction|| COMPLETED Didekati crush saat sudah move on sungguh hal yang mustahil, bukan? || DISCLAIMER : •100% FIKSI ( JANGAN DI BAWA KE REAL LIFE IDOL) •KARYA SENDIRI •PICT : PINTEREST, GOOGLE, DLL •LIKE, COMEN AND SHARE Publish Pertama : Kamis, 15 Desemb...