PART 5

273 43 10
                                    


Happy reading

𖧷 𖧷 𖧷

Bel istirahat berbunyi, Alsa yang bosan dikelas pun beranjak keluar. Kakinya sudah lumayan sembuh.

Sesampainya di luar Alsa mendudukkan dirinya di bangku panjang yang berada di depan kelas. Sambil mencari keberadaan Elion yang dari pagi tidak menampakkan diri.

Mata Alsa terus menelusuri setiap objek yang dia lihat. Di sebrang sana ternyata Alsa melihat Lusy berjalan dengan Galang. Pancaran kecantikan Lusy memang tidak terkalahkan. Kakak kelas saja banyak yang kepincut olehnya, pantas saja Elion mengejar Lusy.

"Gimana kakinya?" Suara seseorang dari pinggir mengejutkan Alsa. Membuat dirinya reflek berdiri hampir terjatuh. Untungnya Elion dengan sigap menahan Alsa.

"Elion! Lo kenapa tiba-tiba ada disitu coba?" Tanya Alsa kesal.

"Abis dari ruang guru. Kaki lo gimana?" Ucap Elion.

"Udah agak mendingan." Balas Alsa.

"Mau diperiksa lagi ke UKS?" Tawar Elion. Alsa menggelengkan kepalanya cepat, "Gak perlu. Bentar lagi sembuh kok."

"Yakin?" Alsa mengangguk, Elion malah terus menatap Alsa. Matanya yang mengedip serta anggukan tadi membuat Elion enggan berpaling.

"Alsa." Panggilan Hera pun membuat Alsa langsung memalingkan wajah. Lalu menatap Hera yang berdiri di samping.

"Kak Januar telpon gue katanya ponsel lo mati, terus lo disuruh temuin dia di tempat fotocopy." Ucap Hera.

"Oh iya, ponsel gue mati. Makasih ya Hera." Ucap Alsa. Hera mengangguk dan pergi.

Alsa yang hendak berdiri ditahan oleh Elion.

"Kemana?"

"Ke tempat fotocopy." Balas Alsa.

"Kaki lo nggak akan kuat. Tunggu disini." Alsa terdiam sejenak, jarak kelas ke tempat fotocopy harus melewati kantin dan turun kelantai dasar. Meskipun bisa tapi Alsa merasa ragu.

Melihat Alsa yang diam saja membuat Elion tersenyum, tangannya mengelus rambut Alsa pelan.

"Tunggu disini." Setelah mengucapkan itu Elion pergi. Alsa tersenyum lebar, hatinya berdegup kencang.

Perlakuan Elion terhadapnya benar-benar tidak baik untuk jantung. Apapun yang dilakukan Elion selalu tidak terduga.

Elion sampai di tempat fotocopy, kemudian menghampiri kakak kelasnya yang duduk di kursi tunggu.

"Apa yang harus gue bawa?" Kakak kelas itu menaikan sebelah alisnya.

"Lo nanya gue?" Tunjuk Januar pada dirinya sendiri.

"Iya, Alsa nggak bisa kesini. Jadi gue gantinya."

"Alsa, kemana?" Tanya Januar.

"Kakinya sakit." Januar mengangguk, lalu menyuruh Elion membawa setumpuk fotocopy an sedangkan dia hanya membawa buku yang difotocopy.

Untung saja Alsa dicegah untuk datang ke hadapan kakak kelasnya ini. Jika iya, Elion tidak akan bisa membayangkan Alsa membawa setumpuk fotocopy ini.

"Dia dimana?" Setelah menyimpan semua di perpustakaan  Januar mulai mempertanyakan keberadaan Alsa.

"Kelas." Satu kata membuat Januar pergi melesat meninggalkan Elion. Tidak salah lagi, Januar memang mengincar Alsa. Ternyata menyuruh Alsa bertemu adalah salah satu trik Januar.

Pdkt kok nyuruh nyuruh.

Alsa duduk di depan kelas menanti Elion. Entah kenapa hatinya tidak tenang. Dan benar saja dari kejauhan Alsa melihat seseorang. Bukan Elion melainkan kakak kelas yang menyuruhnya untuk bertemu.

Alsa & Elion | HARUNIELLE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang