PART 10

234 34 11
                                    

Happy reading

𖧷 𖧷 𖧷

"Hai." Elion menyapa sambil mengangkat sebelah telapak tangannya ditambah senyuman yang kaku.

Alsa yang menatap Elion dari atas ke bawah langsung menghela napas berat.

"Ngapain kesini?"

Elion menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Berusaha mengambil nada yang pas untuk mulai berbicara.

"Gue mau ngomong sesuatu."

"Ya ngomong aja." Balas Alsa cepat.

"Duduk situ." Tambah Alsa. Elion pun duduk di kursi teras. Alsa juga ikut duduk di kursi sebelah yang terhalang satu meja kecil.

Helaan napas Elion terdengar kemudian dia menatap kedua manik mata Alsa.

"Gue minta maaf karena nggak jawab ucapan lo waktu di taman. Gue bener-bener ngeblang Sa."

"Kalo gitu perlu gue ulang kalimatnya?"

"Nggak perlu sa, gue udah paham. Lo minta gue urus urusan gue sendiri kan? Gue bakal lakuin itu. Asal..."

"Asal?"

"Asal lo biarin gue tetep ada di samping lo."

"Buat apa? Kan udah gue bilang tugas lo udah selesai, nggak perlu tanggung-"

"Bukan itu, tugas gue emang udah selesai tapi ini tugas baru. Jadi biarin gue tetep ada di samping lo."

"Kenapa lo mau ada di samping gue?"

"Karena," Elion menggantungkan ucapannya, Alsa menunggu kata selanjutnya.

"Karena apa!" Ucap Alsa sebal.

"Karena gue suka sama lo." Balas Elion tak kalah cepat.

Alsa cukup terkejut akan ungkapan yang Elion berikan. Tapi sepertinya rencana Alsa berjalan dengan lancar. Dan membuktikan Elion menyukai dirinya adalah benar.

Padahal dia sudah was-was saat di taman Elion tidak menjawab bahkan mengejar dirinya kembali. Tapi ketakutan itu sudah hilang sekarang. Dan sekarang Alsa harus membuktikannya ke warga sekolah bahwa bukan dia yang mengejar tapi sebaliknya. Untuk itu Alsa akan membuat rencana lain.

Drama dulu bagus kali ya, batin Alsa.

"Suka? Suka gue?" Alsa terkekeh kecil. "Lo nggak kebentur kan kepalanya? Seharusnya lo sadar gue nggak pantes buat lo."

"Siapa bilang?" Elion berpindah posisi berjongkok dihadapan Alsa. Satu tangan Alsa dia genggam, Elion benar-benar ingin menyakinkan.

"Mungkin ini terlalu cepat, tapi izinin dulu gue buat ada di samping lo. Urusan lo mau bales perasaan gue atau nggak itu terserah lo. Gue bakal nunggu sa." Kali ini Elion menatap Alsa tulus.

Alsa yang diperlakukan seperti itu mendadak terdiam membisu. Lalu ke dua pipi Alsa memerah seperti tomat. Lantas tangan yang digenggam Elion pun dia tarik untuk menutup kedua pipinya.

"Oke gue izinin. Sekarang sana pulang udah mendung." Titah Alsa. Elion terkekeh geli melihat tingkah Alsa yang menggemaskan.

Dia pun berdiri dan membelai rambut Alsa pelan,"Gue pulang dulu, besok gue jemput."

"Jangan! Besok berangkatnya pagi banget." Tolak Alsa ngegas.

"Oke, gue jemput pagi banget. Dah," Elion pamit lalu masuk ke dalam mobil.

Sesudah mobil Elion pergi, Alsa masuk ke dalam rumah. Tapi dia terkejut melihat ketiga temannya mengintip sambil berjejer ke atas di celah pintu.

"ASTAGA! NGAPAIN LO PADA?" Ketiganya menampilkan ekspresi wajah yang seperti menahan tawa. Lalu pintu rumah pun dibuka lebar.

Alsa & Elion | HARUNIELLE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang