Part 28

135 24 4
                                    

Happy reading

𖧷 𖧷 𖧷

Dokter yang dipanggil oleh Elion pun datang untuk memeriksa keadaan Alsa. Elion tadinya ingin ikut masuk tapi laki-laki yang tadi mengajak Isyana makan langsung menariknya menjauh.

"Kenapa ya pak?" Elion terkejut dengan mulutnya yang tiba-tiba mengucapkan kalimat tersebut.

Brian yang dipanggil seperti itu langsung melotot tak terima.

"Pak pak pak, gue masih muda ya. Panggil yang bener dong." Ucapnya sebal.

Elion yang merasa bersalah pun langsung menunduk tak berani menatap laki-laki di depannya, "Maaf, ee..bang?"

"Iya itu lebih baik. Gue Abang sepupunya Alsa, BRIAN! Inget lo?" Elion mengangguk sambil mengingat, seram sekali orang didepannya ini.

"Dari kapan lo deket sama Alsa, ada hubungan apa lo sama Alsa dan apa lo tau kenapa adik gue bisa sampe gitu?" Pernyataan yang di lontarkan Brian begitu banyak. Membuat Elion bingung menjawabnya.

"Jawab!"

"Gue deket sama Alsa udah lumayan lama, dan gue baru cuman temenan sama Alsa terus-"

"Tunggu! Maksud lo baru cuman temenan?" Ulang Brian.

"Gue suka adik lo bang." Dengan mudahnya Elion mengakui hal itu. Membuat Brian tertawa kecil, adiknya itu ternyata tidak bohong kalau ada laki-laki yang mengejarnya. Oke, Brian tertinggal Alsa satu langkah.

"Skip, lanjut."

"Soal kejadian yang nimpa Alsa semalem gue nggak tau detailnya, cuman Alsa gini gara-gara gue bang."

"Apa yang lo lakuin?"

"Gue ada janji sama Alsa, kalau nanti pulang dia kerja bakalan jalan sambil makan malem. Tapi karena gue ada urusan mendadak jadi lupa jemput Alsa. Tapi pas sadar gue cari dia, bolak-balik ke rumahnya karena sepi, gue nggak ada kepikiran kalo Alsa diculik." Jelas Elion. Lagipula waktu itu dia tidak karuan. Jadi tidak sempat berpikir jernih, dan melakukan yang baru terlintas saja dipikirannya.

Setelah mendengarkan cerita Elion, Brian memijit pangkal hidung untuk meredakan emosi. Ceroboh sekali, ingin rasanya menghajar laki-laki di hadapannya ini. Sayangnya ini di rumah sakit, tidak boleh membuat keributan. Tapi untunglah Elion baru bertemu Brian, jika bertemu Javaro mungkin Elion sudah habis ditangan kekar Javaro.

"Kalo gitu lo harus ikut gue nanti cari pelakunya, siapa tau itu musuh lo, tadi Isyana bilang lo juga suka balapan disana. Dan kalo lo ketemu yang namanya Javaro dan nanya ini itu, bilang suruh temuin gue langsung aja."

"Iya bang."

"Inget nama gue siapa?"

"Brian, eh bang Brian." Ucap Elion gugup.

Brian tersenyum puas, lalu memberikan sebelah jempol tangannya. Kemudian dia meninggalkan Elion yang masih diam tak bergerak, jujur Elion sangat gugup dan takut salah ucap. Ternyata Alsa memiliki backing yang tidak main main.

Rosa yang keluar dari ruangan melihat Elion berdiri sendiri di pojok lorong. Rosa pun berjalan mendekat lalu menepuk pundak Elion. Elion tentunya terkejut saat membalikkan badan.

"Kamu ngapain disini sendiri?"

"Oh itu tan tadi abis ngobrol sama bang brin." Jawab Elion.

"Brin? Brian mungkin maksud kamu ya." Rosa tertawa kecil melihat Elion yang seperti malu salah ucap nama Brian.

"Maaf tan."

"Gak papa, santai aja. Oh iya, katanya adikmu disini juga dirawatnya, kalo gitu dimana ruangannya?"

Alsa & Elion | HARUNIELLE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang