PART 6

249 40 7
                                    

Happy reading

𖧷 𖧷 𖧷

Lampu kamar yang redup menemani sore Alsa yang sedang bimbang. Suara ketukan dan panggilan dari pintu diabaikan oleh dirinya. Alsa hanya ingin menenangkan diri, itu saja.

Di meja belajar Alsa mengambil kertas origami berukuran sedang dan melipat lalu dibentuk seperti hewan yang sangat cantik. Kupu-kupu.

Sudut bibir Alsa terangkat dan membentuk senyuman. Andai Alsa jadi kupu-kupu dia bisa terbang bebas dengan sayap yang indah.

Kemudian dia teringat akan sesuatu yang terjadi sebelum Alsa pindah ke rumah ini. Kejadian itu adalah penyebab dirinya tidak dipublikasi.

Suasana di salah satu ruangan rumah sakit terlihat sangat tegang. Semua pandangan tertuju ada perempuan yang berdiri tak jauh dari pintu. Disebelah kanan dan kiri terdapat ibu dan ayah perempuan itu.

"Cabut semua fasilitas Alsa dan tunda publikasinya, sebelum dia mengakui semua kesalahan dan menerima Evelin di keluarga Mahatma." Ucap seorang wanita yang terbaring di atas kasur rumah sakit.

Semua masih terdiam, tidak ada yang berani bersuara ataupun menolak keputusan sang ibu besar keluarga Mahatma.

"Aku punya satu permintaan bu." Tak lama menantu pertama keluarga Mahatma, Jiya mengeluarkan suara. Wanita itu melirik ke arah Alsa yang terus menunduk.

"Tolong jauhkan Evelin dari Alsa, keluarkan dia dari mansion." Ucapan Jiya tentu ditolak Rosa, ibu Alsa.

"Kak Jiya, maksud kakak apa? Kenapa Alsa harus keluar dari mansion?"

"Karena sekarang dia sudah berani mencelakakan ibu, bahkan sejak Evelin datang, dia juga yang sudah membuat Evelin tidak nyaman!" Ucap Jiya dengan suara cukup keras.

"Alsa hanya belum terbiasa kak. Tolong beri Alsa kesempatan." Kali ini ayah Alsa, Jefry membela anak perempuan pertamanya.

"Cukup! Diam semua! Keputusan ibu bulat," ucap Rena dengan nafas terengah-engah, "Dan ibu juga mengabulkan permintaan Jiya."

Tanpa mereka semua sadari Alsa keluar dari ruangan tersebut. Air mata sudah deras membasahi pipi. Alsa tidak tahan, dia ingin berteriak kencang bahwa dia tidak melakukan semua itu. Tapi siapa yang percaya? Sejak Evelin masuk ke kehidupannya semua berubah.

Perempuan itu ingin semua yang Alsa miliki. Dan tentunya dengan cara yang salah.

Alsa menutup pintu dengan perlahan, lalu berbalik dan menemukan Evelin berada di belakang.

"Gue menang Alsa." Ucapnya sambil tersenyum puas.

Ponsel Alsa terus bergetar semenjak pulang sekolah, ketika dilihat ternyata banyak nomor yang tidak dia kenal dan isinya ancaman semua. Alsa merasa hanya teman sekelas saja yang memiliki nomor miliknya.

"Evelin." Ucapnya lirih. Pasti perempuan itu yang menyebarkan nomornya.

Sepertinya benar kata Zidan banyak sekali fans fanatik Elion tapi apakah dia harus menghindar atau melawan?

Tapi jika diam saja Alsa akan terlihat lemah, dia tidak boleh terlihat seperti ini.

Di ruang tamu terdapat laki-laki yang umurnya berbeda 2 tahun dari Zidan. Laki-laki itu menatap Zidan dengan tatapan menyelidik.

"Jadi, lo apain Alsa?" Tanya Javaro. Dia merasa heran saat Alsa turun dari mobil dengan wajah kusut. Bahkan mengabaikan dirinya yang sudah menyambut di depan rumah.

Alsa & Elion | HARUNIELLE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang