PART 37

97 16 0
                                    

Happy reading

𖧷 𖧷 𖧷

Bel pulang berbunyi, menandakan bahwa kegiatan belajar mengajar telah selesai. Semua siswa berhamburan keluar dari kelas.

Alsa membereskan peralatan belajarnya, kemudian menggendong tas bersiap untuk pulang.

"Udah baikan?" Isyana bertanya saat melihat wajah Alsa sekarang berseri-seri. Alsa mengangguk malu, "udah, aman kok."

"Sa, pulang sama siapa?" Tanya Hania, sebelum hendak menjawab Arsy terlebih dahulu menyahut, "ya Elion gimana sih lo!"

"Gua nanya Alsa woy!"

Isyana yang jengah langsung mencubit mereka dengan penuh kelembutan.

"Aduh Na tega lo!" Bentak Arsy.

"Iya kulit mulus gue." Lirih Hania, padahal cubitan itu tidak sesakit itu.

"Udah udah ya, gue pulang sendiri kok. Elion kan ada latihan basket rutin sekarang." Jelas Alsa.

"Bareng gue aja ya Sa." Ajak Isyana.

"Ekhem, bukannya ama bebeb Gibran ya pulangnya." Celetuk Arsy.

"Bacot lo! Dia juga basket."

"Yeh ANJ-" sebelum mengumpat Hania langsung membekap mulut Arsy yang sangat tidak ramah.

Alsa tertawa kecil melihat tingkah ketiga temannya. Memang ada ada saja kelakuannya ini.

"Duluan aja Sa, Na. Gue juga ada eskul sama Arsy."

Isyana dan Alsa pun mengangguk lalu berjalan keluar dari kelas terlebih dahulu. Hingga sampailah mereka berdua di parkiran.

Isyana masuk ke dalam mobil duluan, Alsa berjalan memutar ke sebelah samping. Tapi saat memegang akan membuka pintu mobil Alsa tak sengaja melihat seseorang yang dia kenal berada tak jauh dari parkiran.

Itu Elion dengan seorang perempuan, Alsa menajamkan pengelihatan untuk melihat siapa yang ada dipinggir Elion.

Tapi dering ponsel Alsa tiba-tiba mengalihkan perhatiannya. Tertera nama Zidan di layar, Alsa langsung mengangkatnya.

"Halo, ini gue mau pulang kok bareng temen."

"Dimana?"

"Masih di parkiran sekolah."

"Suruh temen lo buat turunin lo di halte, gue tunggu disana."

Belum sempat bertanya Zidan langsung mematikan panggilan membuat Alsa menggerutu karena kesal. Dia kemudian masuk dan meminta Isyana menurunkan dirinya di halte yang dimaksud Zidan.

"Makasih Na." Ucap Alsa, Isyana mengangguk lalu pergi meninggalkan Alsa yang masuk ke mobil sepupunya.

"Katanya tadi nggak bisa jemput!" Kesal Alsa.

Sekarang kan bisa." Balas Zidan santai, dia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Alsa melempar wajahnya ke sebelah kiri.

Tapi seketika menatap Zidan tajam, dia baru sadar kalau ini bukan jalan ke arah rumahnya.

"Lo mau bawa gue kemana?"

"Nanti juga tau."

"Mau nge-mall ya?"

"Bukan, kita ke resto."

"Waw!" Seru Alsa sejak kapan sepupunya ini royal, "Duit dari mana lo? Nyuri ya? Apa jaga lilin?"

Zidan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil melirik sinis ke arah Alsa. Pemikiran saudaranya ini sangat sempit sekali.

Dan benar saja kalau Zidan membawanya ke salah satu restoran terkenal di kota ini. Alsa bahkan dibuat terkagum-kagum dengan bangunan di hadapannya. Dia jadi tidak sabar untuk segera masuk dan makan.

Alsa & Elion | HARUNIELLE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang