PART 17

152 28 1
                                    

Happy reading

𖧷 𖧷 𖧷

Mobil milik Elion pun memasuki kompleks perumahan yang terbilang cukup elite. Dia memarkirkan mobilnya di salah satu rumah dengan cat tembok mendominasi warna putih tulang.

"Rumah siapa?"

"Gue, ayo masuk."

Alsa mematung kala tau kalau rumah ini adalah milik Elion. Kaca pinggir mobil diketuk dari luar membuat Alsa seketika menoleh.

"Keluar."

Alsa pun keluar menatap Elion dihadapannya.

"Kenapa bawa gue kerumah lo?"

"Katanya mau tau tentang adik gue."

"Ya tapi nggak langsung kerumah juga. Ceritain aja dulu bisa kan." Balas Alsa kesal.

"Lo nggak seneng?"

"Bukan gitu, gue seneng kok. Cuman kasih aba aba dulu, ini gue nggak bawa apa apa."

"Ga perlu, bawa diri aja cukup."

"Gue malu el." Alsa memperhatikan pakaiannya.

"Malu? Kan pake baju."

"Bukan gitu! Bego!" Umpat Alsa, baru kali ini dia berani seperti itu di hadapan Elion.

Mulut Alsa pun di sentil kecil oleh Elion. Membuat Alsa melotot ke arahnya. Diraih sebelah tangan Alsa, kemudian menariknya perlahan untuk masuk ke dalam rumah.

Bel rumah berbunyi membuat orang yang sedang duduk di sofa ruang keluarga mendengus sebal. Dia berjalan sambil menghentakkan kakinya. Karena bel rumah terus berbunyi orang itu pun membuka pintu rumah dengan kasar.

"SABAR KEK!" Tatapan mata menyorot tajam ke arah Elion tanpa menyadari ada Alsa di sebelahnya.

"Kebiasaan lo, manja! Masuk rumah tinggal masuk aja." Kemudian matanya menangkap seseorang disebelah Elion. "Cewek mana lagi ini?"

Alsa terkejut lalu memandang Elion datar. Seolah rasa kesalnya semakin manjadi. Laki-laki memang tidak dapat dipercaya semudah itu.

Elion yang mendapatkan 2 tatapan tajam dari orang disebelah dan hadapannya hanya bisa menghela napas berat. Lalu tangannya terulur untuk memukul kecil dahu adik kesayangannya itu.

"Sembarang!" Ucapnya pada Liz.

"Sa, jangan di dengerin ya, dia ngarang." Ucap Elion lembut kepada Alsa.

"Gue pulang aja." Ucap Alsa pelan.

"Ya bagus, pulang aja, sekalian jangan balik lagi." Celetuk liz.

Alsa kemudian berbalik tapi ditahan oleh Elion.

"Sa, masuk dulu."

"Gak el, gue lebih baik pulang."

"Sa-"

"Biarin aja kali dia pengen pulang." Ucapan Liz membuat Elion menatap Liz tajam seolah menyuruhnya untuk diam.

"Liz, kok tamunya nggak disuruh masuk." Tiba-tiba ada suara dari belakang Liz, perempuan berusia sekitar kepala 4 dengan rambut sebahu itu muncul dibelakangnya.

"Alsa? Ini kamu yang di cafe?" Tanya perempuan itu terkejut.

Alsa yang sama terkejutnya pun mengangguk,"iya nyonya Liana, saya Alsa."

"Ya ampun, kangen banget," Liana langsung memeluk Alsa. "Kamu kemana aja? Udah lama nggak ketemu."

Liz dan Elion memandang satu sama lain, mereka bertanya-tanya kenapa ibu mereka kenal dengan Alsa.

Alsa & Elion | HARUNIELLE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang