PART 8

228 41 2
                                    

Happy reading

𖧷 𖧷 𖧷

Satu jam berlalu, tapi Alsa tak kunjung datang juga. Isyana dan Arsy berniat untuk keluar kelas tapi Hania mencegah terlebih dahulu. Dia baru ingat orang yang terakhir kali bertemu Alsa bukan hanya dirinya tapi ada Skala dan Elion.

"Gue coba chat Skala dulu ya, siapa tau dia tanya Elion dan tau Alsa dimana." Ucap Hania. Arsy dan Isyana pun setuju. Lantas Hania mulai menelpon Skala.

Saat mengetahui informasi dari kelas sebelah bahwa Alsa tidak kunjung kembali saat terakhir kali bertemu di taman membuat Elion bergegas keluar mencari. Dengan langkah cepat dia berlari ke taman tempat terakhir kali dia bertemu Alsa.

Ditengah perjalanan Elion bertemu dengan Januar. Kakak kelas yang waktu itu.

"Mau kemana lo? Ini udah jam masuk." Ucap Januar ada Elion.

"Kakak juga mau kemana? Udah masuk." Balas Elion.

Keduanya saling menatap tajam satu sama lain, seakan benar-benar bersaing. Tapi sayup-sayup terdengar suara rintihan. Mereka berdua pun langsung waspada.

Mata Januar melirik ke kiri dan kanan, "Lo denger juga?"

"Denger." Sahut Elion.

Merasa ada sesuatu yang janggal, mereka pun berpencar ke arah kiri dan kanan. Tapi tidak menemukan apapun. Dan tempat terakhir yang belum diperiksa adalah toilet.

"Itu toilet angker, kalo lo mau tau." Ucap Januar saat Elion hendak membuka pintu.

"Lo takut kak?"

Januar langsung mengangkat sebelah alisnya, "Gue? Ya nggak lah."

Elion pun membuka pintunya tapi terkunci. Kemudian Elion mendekatkan telinganya ke pintu. Dan benar saja ada suara seseorang minta tolong dari dalam.

Elion langsung mendobrak pintu, Januar yang melihat langsung membantu.

"Biar gue aja, lo mundur." Ucap Januar, kemudian dia mengambil ancang-ancang dan mendorong pintunya dengan cukup keras

Pintu pun terbuka lantas Elion masuk terlebih dahulu. Di dalam cukup gelap karena lampu toilet yang mati. Entah sejak kapan.

"Elion..." Ucap Alsa lirih. Alsa dengan kondisi hampir pingsan dan berjongkok di pinggir pintu membuat Elion terkejut.

Lantas dia mengendong Alsa keluar. Januar yang menyusul Elion pun sama terkejutnya saat melihat Alsa dengan keadaan pucat dan ketakutan.

"Bawa ke UKS."

Dikelas tidak hanya Alsa yang belum datang, tapi juga Bima. Entah kemana mereka berdua, Chae sebagai guru Bahasa Indonesia pun mulai mempertanyakan keberadaan mereka.

"Jadi tidak ada yang tau Alsa dan Bima kemana?" Semua siswa menggelengkan kepalanya.

"Baiklah, kalau begitu kerjakan tugas 1. Ibu mau keluar dulu mencari Alsa san Bima."

"Baik bu."

Setelah Bu Chae keluar kelas, Hania berbalik ke bangku Isyana.

"Gue takut Alsa kenapa napa, Skala juga belum ngasih tau lagi." Ucapnya pelan. Hania benar-benar merasa bersalah, karena seharusnya dia tidak meninggalkan Alsa.

Isyana menepuk pundak Hania untuk menenangkan, "Udah tenang ya, Alsa gak bakalan kenapa-napa."

"Iya, lagian bukan salah lo kok." Tambah Arsy.

Bu Yeria yang sedang minum pun terkejut saat pintu UKS dibuka dengan kencang. Elion datang mengendong Alsa yang sepertinya pingsan.

"Kalian berdua tunggu diluar." Titah Yeria. Mereka berdua, Januar dan Elion pun mengangguk.

Alsa & Elion | HARUNIELLE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang