PART 12

186 36 5
                                    

Happy reading

𖧷 𖧷 𖧷

"Alsa." panggil Widia, guru sejarah. "Tolong bawain ini ke ruangan guru."

"Baik bu."

"Saya bantuin Alsa bu." sahut Hania.

"Tugas kamu udah selesai belum?" Tanya Widia, Hania menggeleng pelan. "Lanjutkan, biar Alsa sendiri, kamu bisa kan?"

"Bisa bu." Alsa pun keluar kelas dengan membawa setumpuk buku yang diberikan Widia gurunya.

Meskipun hanya 5 buku paket tapi ketebalan bukunya bukan main. Mau bagaimana lagi dikelas hanya ada dirinya yang sudah menyelesaikan tugas paling awal.

Dengan hati-hati Alsa menaiki anak tangga satu persatu. Lalu melewati lorong kelas yang sepi, karena jam istirahat masih lama. Tapi dari kejauhan terlihat segerombol perempuan berjalan santai ke arah Alsa. Sepertinya siswa-siswa yang membolos di jam pembelajaran.

Alsa tidak terlalu memperdulikan mereka. Hingga saat berpapasan, salah satu dari mereka menubruk bahunya dengan kencang hingga Alsa terjatuh.

Mereka yang melihat bukan membantu tapi malah tertawa terbahak-bahak.

"Eh guys bantuin dong, kasian nih babu." Celetuk salah satu dari mereka.

"Babu mah babu aja."

"Aduh lantainya gak papa kan?" Timpal satunya.

Alsa memilih diam saat mereka terus mengoceh di depan dirinya. Lalu mengambil buku yang berserakan. Tapi buku terakhir yang berada dekat salah satu kaki mereka malah di injak begitu saja.

"Minggir." Ucap Alsa ketus.

"Wah bisa ngomong juga, gue kira bisu. Nih ambil." Perempuan tersebut mengangkat kakinya, tapi ketika Alsa mengambil bukunya malah tangannya lah yang di injak.

"Ups, sorry..."

Alsa menatap tajam orang yang menginjak tangannya, lalu Alsa balas dengan mencubit keras kakinya hingga terangkat.

"Aw! Heh! Berani beraninya ya lo nyubit kaki mulus gue!" Bentaknya.

Alsa berdiri dan mulai menatap mereka satu persatu dengan tajam.

"Lo yang mulai, ya gue bales. Imbang kan?" Ucap Alsa pada perempuan yang menginjak tangannya.

"Jangan songong lo! Mentang mentang deket sama Elion."

"Oh ini yang deketin Elion. Ih bener-bener gak level." Ucapnya dengan nada manja.

"Pake pelet apa lo bisa deket deket sama Elion?"

"Kayaknya bukan pelet deh tapi jual diri."

"Jaga mulu lo!" Sentak Alsa, mereka benar-benar keterlaluan.

"Ck, santai dikit dong, kita kan mau ngobrol sama lo." Kini mereka mulai menyudutkan.

"Obrolan sampah." Gumam Alsa.

Perempuan ber-name tag Hira pun mendekat kala mendengar gumaman Alsa.

"Apa? Lo ngomong apa? Coba ulang? Ulang!" Bentaknya.

"Lo jangan belagu ya! Lo tuh cuman siswa yang nggak dipublikasi, dan bahkan kasta lo jauh sama Elion! Sok banget terkenal aja nggak! Oh apa mungkin rumor kalo lo anak haram itu bener? Hebat sih, lo masih punya muka." Ucapnya sambil mencengkram kuat sebelah bahu Alsa.

Dahi Alsa mengerut, rumor apa lagi itu dia baru mendengarnya. Sepertinya nama Alsa sudah jelek dimana mana.

"Dan inget satu hal, sadar diri! Lo nggak akan pernah dapetin Elion!" Lantas tangan Hira mendorong Alsa hingga mundur agak menjauh.

"KALIAN YANG DISANA, BERHENTI!" Suara menggelegar itu seketika membuat mereka semua menoleh ke belakang.

"ANJIR PAK TION!" ucap salah satu mereka.

"Cabut." Mereka pun berlari meninggalkan Alsa yang masih diam ditempat.

Alsa menoleh ke arah mereka yang pergi. Lalu menatap guru yang sudah ada di hadapan Alsa sembari membawa penggaris kayu yang berukuran sedang.

"Kamu lihat mereka kemana?"

"Ke sana pak." Guru tersebut pun pergi ke arah yang ditunjukkan Alsa.

Alsa menghela napas berat, ucapan mereka membuat dia kepikiran. Sepengaruh itukah tidak dipublikasi. Pantas saja kebanyakan siswa bangga setelah dipublikasi. Sepertinya ada yang salah dengan sistem sekolah ini. Bukan sistem sekolah, tapi sikap para siswanya lah yang salah.

Setelah Alsa selesai mengantar buku, dia mampir terlebih dahulu ke toilet. Alsa harus membersihkan tangan yang kotor akibat ulah mereka tadi. Sedikit sakit dan nyeri menjalar di tangannya. Dan masih untung tangan kiri yang di injak, jika kanan Alsa sudah dipastikan tidak akan bisa menulis.

Sebelum masuk toilet ponselnya berdering, Alsa menepi kepinggir pintu toilet dan mengangkat panggilan tersebut.

"ALSAAA!" suara cempreng dari ponsel membuat Alsa menjauhkannya dari telinga.

"Jangan teriak han, gue masih bisa denger." Diseberang sana Hania malah tertawa.

"Maaf... lagian lo lama banget. Aman kan dijalan? Gue khawatir tau lo nggak balik balik, takut nanti ada yang nyulik lagi kata Arsy."

Disana Arsy menyahut, "Kok bawa bawa nama gue?"

Kali ini Alsa yang tertawa, "Aman, tenang aja. Nih gue ada di toilet deket kelas, udah ya tunggu kelas."

Alsa langsung memasukkan ponselnya ke saku rok dan masuk ke toilet.

"Eh, ada sepupu tersayang." Alsa terdiam sesaat hingga dia memilih untuk mengabaikan Evelin yang menyapanya.

"Gimana rasanya diomongin satu angkatan? Eh satu sekolah deh, aduh nama lo ada dimana mana, muak tau nggak gue dengernya."

Merasa diabaikan Evelin menarik bahu Alsa hingga menghadap dirinya.

"Lo denger gue nggak sih? Gue lagi ngomong sama lo!"

"Denger, lanjutin aja." Alsa kembali melanjutkan aktivitas mencuci tangannya.

"Berhenti ngejar-ngejar Elion." Pergerakan Alsa terhenti kini dia menoleh dan menarik sebelah sudut bibirnya.

"Bukan urusan lo."

"Ya urusan gue lah! Lo pikir gue bodoh apa? Lo pengen cepet-cepet dipublikasi kan biar setara sama Elion? Denger ya mau lo deket sama keluarga Mahardika, mau lo pelet tuh si Elion, atau pun cara yang lain. Lo nggak akan pernah bisa balik ke tempat lo kayak dulu!" Ucap Evelin dengan napas memburu. Emosinya tiba-tiba meluap kala berbicara dengan Alsa yang memasang ekspresi meremehkan dirinya.

"Siapa bilang? Bahkan gue tau apa yang lo sembunyiin selama ini." Kali ini Evelin terdiam mendengar ucapan Alsa.

"Kenapa? Lo kaget? Tapi tenang aja. Karena gue kasian sama lo, jadi terusin jadi cucu perempuan satu-satunya keluarga Mahatma sebelum tahta lo ke geser."

Alsa menepuk kedua bahu Evelin pelan. Lalu memberikan senyuman semanis mungkin dan pergi terlebih dahulu keluar toilet.

"Awas lo Alsa! Liatin aja nanti, karena apapun yang lo mau itu bakalan terus jadi milik gue bahkan cowok yang lo suka sekalipun."

"Yon, orang yang lo cari udah ada di tempat." Elion bangkit dari duduknya. Dan bergegas pergi keluar setalah mendapatkan informasi yang dia cari.

Tepat sekali Elion berpapasan dengan Alsa. Tapi Alsa tidak menyadari hal itu. Hingga Elion harus menarik sebelah tangan Alsa untuk membuatnya berbalik ke hadapannya.

"Eh...El?" Alsa terkejut karena sebelah tangannya ada yang menarik dari samping.

"Ikut gue."

"Kemana?"

"Ketemu orang yang selama ini lo cari."

𖧷 𖧷 𖧷

Vote and Comen
Semangat semangat ayooo semangat
ᕙ⁠(⁠@⁠°⁠▽⁠°⁠@⁠)⁠ᕗ
(Malah bikin yel-yel ⊙⁠﹏⁠⊙)

Alsa & Elion | HARUNIELLE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang