Happy reading
𖧷 𖧷 𖧷
Suara langkah kaki memecahkan keheningan lorong rumah sakit di malam hari. Seorang pemuda berjalan cepat menuju kamar yang di tuju. Penampilannya begitu berantakan, mata merahnya juga menandakan bahwa dia kacau saat ini. Setelah berhasil sampai di tempat tujuan, tiba-tiba tangannya dicekal dari samping membuat dirinya terhuyung ke belakang.
"Jangan masuk." Ucap orang yang menariknya. Elion terdiam lalu melepaskan cengkraman tangan yang melingkar di pergelangan tangannya dengan kasar.
"Gue mau ketemu Alsa bang, gue mohon." Ucap Elion.
"Gak bisa, mending lo balik sekarang." Ucap Brian memperingati. Elion tetap nekat ingin masuk tapi lagi-lagi Brian menghadang.
"Balik Elion! Lo gak bisa nemuin Alsa dalam keadaan gini! Sekarang lo pulang." Titah Brian dengan nada tinggi karena Elion tidak mau mendengar.
"Tapi-"
"Di dalem udah ada yang jaga bahkan gue juga. Lo gak perlu khawatir."
Elion menyerah, dia mengangguk lalu pamit. Besok dia akan kembali kesini secepatnya. Di tengah perjalanan menuju parkiran Skala melihat Elion kembali. Karena memang Elion sedari tadi ditemani oleh Skala yang sangat baik hati.
"Kok balik?"
"Ada abangnya." Elion berjalan mendahului Skala yang masih mencerna perkataan Elion. Dan pada akhirnya dia juga ikut berbalik menyusul untuk pulang.
Keesokan harinya di kediaman keluarga Mahatma semua anggota keluarga berkumpul. Setelah mencari-cari semua bukti kejanggalan dalam peristiwa yang terjadi akhirnya terbongkarlah sudah.
Evelin dinyatakan sebagai Aylina yang palsu. Dan kini jejak dirinya hilang bak ditelan bumi. Semua bukti juga telah mengarah pada Evelin, selain itu juga ada beberapa perusahaan yang sudah dicurigai salah satunya adalah Aditama. Kini mereka semua sedang dalam proses. Biarkan itu menjadi urusan Jefry dan Adara selanjutnya.
Menelan rasa pahit, Rena kini tersadar akan apa yang dia lakukan begitupun Jiya yang terlalu senang awalnya akan kehadiran Evelin namun malah menjadi boomerang untuk keluarganya sendiri. Tidak hanya Rena dan Jiya saja yang menyesal, namun semua anggota keluarga.
Mereka terlalu fokus pada Evelin hingga melupakan keamanan Alsa yang tinggal di luar sana. Meskipun Alsa masih dipantau dan ditemani tapi jika diluar jangkauan Alsa bisa saja hilang. Dan itu nyata terjadi.
Kini mereka hanya bisa berdoa untuk keselamatan dan kesembuhan Alsa yang masih terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Perempuan itu masih belum sadarkan diri setelah ditemukan.
"Keluarga Gentala datang tuan nyonya." Ucap salah satu maid yang memberitahukan akan kehadiran keluarga Gentala.
Jefry berdiri dari duduknya, disusul semua anggota keluarga untuk menyambut mereka. Disana berdiri Gita dan Gery, suaminya serta seorang anak perempuan yang sepertinya seumuran Alsa. Mereka bertiga memberi salam lalu berjalan mendekat.
"Sesuai janjiku, aku membawanya." Gita melirik ke sebelah samping lalu menggenggam erat tangan perempuan yang berdiri di sebelahnya.
"Dia Aylina."
Semuanya terkejut, tentu saja. Terlebih Rosa yang melihat wajah Aylina. Seperti tidak asing.
"Bukankah dia teman Alsa, namamu Isyana?" Tanya Rosa.
"Itu nama samarannya, selama ini aku menutupinya karena takut terjadi sesuatu yang buruk." Jelas Gita yang melempar senyum pada Isyana di samping.
Ya itu adalah Isyana. Orang yang selama ini selalu ada di dekat Alsa. Sebenarnya dia juga terkejut saat mengetahui semua yang terjadi. Tapi Gita menjelaskannya dengan detail membuat Isyana mengerti. Dia juga menyadari bahwa selama ini selalu ada ikatan batin antara dirinya dan Alsa. Selama ini juga Isyana berusaha mengingat dan mencari informasi tentang dirinya namun nihil, bahkan dia menyerah saat tau Evelin itu anak keluarga Mahatma satu-satunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alsa & Elion | HARUNIELLE ✓
Teen Fiction|| COMPLETED Didekati crush saat sudah move on sungguh hal yang mustahil, bukan? || DISCLAIMER : •100% FIKSI ( JANGAN DI BAWA KE REAL LIFE IDOL) •KARYA SENDIRI •PICT : PINTEREST, GOOGLE, DLL •LIKE, COMEN AND SHARE Publish Pertama : Kamis, 15 Desemb...