Happy reading
𖧷 𖧷 𖧷
"Alsa mana tugas kamu?" Ucap Bu Laila, guru matematika wajib yang datang menagih tugas.
Alsa mematung, lantas matanya melirik kertas-kertas yang tertumpuk di meja.
"Tadi udah dikumpulin bu. Disatuin ke kertas yang ada di meja." Balas Alsa. Semenjak dia kembali ke kelas setelah bertemu dengan Erika, hatinya sudah sedikit was-was.
"Tidak ada Alsa, kalo kamu tidak percaya, sini periksa sendiri."
Alsa beranjak dari kursi lalu menghampiri meja guru. Dia mulai membaca satu persatu nama yang tertera pada kertas yang tertumpuk di meja. Tapi sepertinya memang benar, kertas tugas milik Alsa tidak ada.
"Tidak ada kan?" Alsa menggeleng pelan.
Sebenarnya Alsa sangat yakin dia sudah mengumpulkan tugasnya tapi entah kemana kertas itu malah menghilang.
"Tapi kamu mengerjakan tugasnya?"
"Iya bu-"
"Alsa ngerjain bu. Bahkan tadi dia ngerjain nya bareng saya. Saya liat sendiri dia ngumpulin kertasnya juga." Sahut Wira meyakinkan Bu Laila.
"Iya Bu, saya juga liat, bahkan buku catatannya ada di saya." Kali ini Hania mulai ikut menyahut.
"Ya sudah, Alsa kamu bisa menuliskan ulang jawabannya, tapi tetap kamu harus di hukum sesuai perintah awal ibu. Yang tidak mengumpulkan ikut hormat sama kelas lain di lapangan upacara."
Alsa hanya mengangguk, lalu menoleh ke arah bangku. Disana ke-tiga temannya menatap Alsa khawatir sekaligus merasa bersalah. Tapi Alsa tersenyum menyakinkan mereka bahwa dia tidak apa-apa.
Di lapangan upacara, Pak Tion sedang memegang penggaris panjang kayu guna menyusun siswa-siswi yang berbaris untuk melakukan hukuman.
Disebelah Pak Tion ada Bu Rini yang sedang mengabsen siswa-siswi yang menjalankan hukuman.
"Loh loh loh, Elion tumben kamu dihukum." Ucap Pak Tion yang heran akan murid kesayangannya ini ada di lapangan.
"Maaf pak, saya belum mengumpulkan tugas." Balas Elion.
"Kamu itu, dihasut tanda mata angin ini ya!" Tunjuk Pak Tion pada Skala.
Skala yang ditunjuk langsung menyahut, "Saya punya nama pak,Skala. S K A L A."
"Diem kamu! Bapak juga tau." Tukas Pak Tion membuat Skala terdiam.
"Alsa?" Suara Bu Rini mengalihkan perhatian Pak Tion, Elion dan Skala.
"Iya bu, eh halo pak." Sapa Alsa dengan senyum ramah.
Elion dan Skala yang melihat Alsa dari bawah ke atas. Bertanya-tanya dalam hati, kenapa Alsa ada disini.
"Kamu, perempuan perempuan kok dihukum. Kenapa? Nggak ngerjain tugas juga?"
"Ngerjain kok pak. Cuman saya ceroboh, tugasnya ilang."
"Ya udahlah, sana berdiri disitu." Tunjuk Pak Tion pada pinggir Elion.
Alsa menurut lalu menoleh sekilas pada Elion disampingnya. Dia juga cukup terkejut saat melihat Elion dihukum. Padahal setaunya Elion anti sekali melanggar peraturan.
Semua siswa siswi pun di jemur sambil hormat ke bendera selama 1 jam pelajaran. Alsa yang berdiri paling pertama dan yang paling tersorot matahari pun membuat Elion berinsiatif pindah.Seperti biasa Elion selalu sigap dengan keadaan Alsa. Jika dilihat semakin lama, Elion semakin bucin saja. Meskipun perasaan belum terbalas setidaknya Alsa tidak menolak semua perilakunya. Selagi Alsa merasa nyaman dan tidak masalah Elion akan selalu melakukan apapun untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alsa & Elion | HARUNIELLE ✓
Teen Fiction|| COMPLETED Didekati crush saat sudah move on sungguh hal yang mustahil, bukan? || DISCLAIMER : •100% FIKSI ( JANGAN DI BAWA KE REAL LIFE IDOL) •KARYA SENDIRI •PICT : PINTEREST, GOOGLE, DLL •LIKE, COMEN AND SHARE Publish Pertama : Kamis, 15 Desemb...