PART 1

799 58 11
                                    

Happy reading

𖧷 𖧷 𖧷

Suara langkah kaki memecahkan keheningan di lorong sekolah. Pagi pagi sekali perempuan dengan mengenakan jaket berwarna ungu tua berjalan cepat. Setelah sampai di tempat tujuannya perempuan itu mengeluarkan kunci dan memasangkannya ke pintu dihadapannya.

Dengan perlahan pintu terbuka, helaan nafas pelan terdengar lega. Perempuan itu langsung masuk dan menutup pintu dengan pelan.

Dering ponsel di tangan mengalihkan perhatiannya. Dengan cepat dia langsung mengangkatnya.

"Alsa, lo dimana?" Suara pertanyaan itu keluar dari ponselnya.

"Gue lagi di perpustakaan, ada kerjaan yang belum selesai kemarin. Lo tunggu aja dikelas." Balas perempuan yang diketahui bernama Alsa. Sambungan pun terputus.

Alsa memandang tumpukan buku dihadapannya. Buku-buku itu belum beres dia masukkan rak kemarin.

"Oke Alsa, ayo kita bereskan."

Wajah kusut sangat terlihat di raut muka Elion. Lelaki itu baru saja melihat yang seharusnya dia tak lihat. Demi mendinginkan kepalanya, Elion masuk ke dalam perpustakaan yang sepertinya baru saja dibuka.

Karena ruangan terlihat kosong Elion menghela nafas panjang. Tas nya dia lempar ke arah asal. Mulutnya sesekali mengumpat akan kejadian yang dia lihat saat datang.

"SIAPAPUN CEWEK YANG BISA BIKIN GUE MOVE ON BAKALAN GUE NIKAHIN."

BRAKKK

Tampa disadari punggung Elion ditabrak seseorang di belakang. Elion berbalik cepat, melihat perempuan di depannya mengeluh kesakitan sambil memegang dahi.

"SIALAN, lo bisa nggak sih jangan halangin jalan." Ucap perempuan dihadapannya. Elion masih diam mematung sampai perempuan itu berdiri sendiri.

Alsa yang sedang berada di perpustakaan sedari tadi pun terkejut saat Elion datang sambil berteriak kencang seperti itu apalagi dia membawa setumpuk buku yang akan disusun di rak.

"Lo nggak papa?" Seketika Elion tersadar dan refleks menanyakan hal seperti itu.

"Menurut lo!" Alsa kembali memungut buku-buku yang tadi berjatuhan. Dengan cepat Elion mengambil alih buku tersebut.

"Gue bantuin." Tidak biasanya Elion menawarkan bantuan, terkadang dia bisa saja bersikap tak acuh terhadap perempuan.

"Ga perlu." jawabnya ketus. Elion tetap bersikukuh untuk membawa bukunya. Karena malas berdebat Alsa berjalan terlebih dahulu ke arah rak sambil membawa sisa buku. Dibelakang Elion mengikuti.

Entah kenapa Elion merasa bersalah, apalagi saat menata buku sesekali perempuan didepannya ini memegang dahi. Sesakit itukah?

"Maaf, gue nggak sengaja. Udah ini, gue anter lo ke UKS." Setelah mengucapkan itu hanya lirikan tajam yang Elion dapatkan.

"Gue bener-bener nggak tau ada lo disitu, serius. Gue minta maaf." Ucapnya lagi. Elion benar-benar seperti bukan dirinya. Tapi rasa bersalah itu selalu menyerang saat melihat wajah perempuan itu.

"Iya, berisik." Elion terdiam meskipun mendapat balasan seperti itu dia tetap diam dan membantu, baru kali ini ada perempuan bersikap ketus seperti ini kepadanya. Yang dia tahu bahwa disekolah ini para perempuan memuji dan bersikap sebaik mungkin. Tapi tidak dengan perempuan ini.

"Gue Elio-" Belum sempat Elion lanjutkan sudah dipotong oleh Alsa, "Ga nanya."

Lagi lagi hanya suara gebrakan buku yang ditumpuk memecah keheningan. Hingga buku-buku pun selesai ditata rapih. Alsa tersenyum bangga melihat pekerjaannya selesai. Tapi tak lama dahinya berdenyut kembali.

"Ayo ke UKS." Pergelangan tangan Alsa ditarik keluar perpustakaan.

"Ga, usah. Gue bisa sendiri, lo balik aja ke kelas." Seolah tak mendengar Elion terus berjalan lurus ke arah UKS yang lumayan jauh dari perpustakaan.

Setelah sampai Alsa duduk di sofa panjang yang berada di UKS. Penjaga UKS sekaligus dokter sekolah ini terkejut dengan keberadaan Elion dan Alsa.

"Ada apa ini?"

"Tolong obatin dia." Yeria, selaku dokter pun langsung menghampiri Alsa. Melihat memar di kepalanya membuat dia menatap tajam Elion.

"Kamu apain ini sampai gini?" Alsa yang panik langsung berdiri dan memegang sebelah tangan Yeria.

"Bu, ini Alsa ke pentok rak buku di perpustakaan waktu nabrak oli." Mendengar penjelasan Alsa Elion mengangguk setuju, tunggu oli siapa oli?

"Ya ampun, memar begini. Maaf ya, ibu nuduh kamu." Setelah di kompres Alsa disuruh minum obat dan berbaring di ranjang UKS untuk istirahat. Yeria menyerahkan surat izin Alsa kepada Elion.

Surat itu pun diterimanya, tertera nama lengkap dan kelas Alsa disana. Elion melirik sekilas melihat Alsa yang mulai memejamkan matanya.

"Saya permisi bu." Elion keluar bergegas pergi ke kelas Alsa.

Suara berisik kelas 11-5 terdengar sampau luar, tapi ini baru awal jam mata pelajaran dimulai dan guru belum ada yang masuk ke kelas.

"Ponselnya nggak aktif, Isyana lo beneran lewat perpustakaan kan tadi?" Tanya Hania teman sebangku Alsa.

"Bener, gue bahkan masuk ke perpustakaannya tapi kosong." Dilanda gelisah mereka berdua menghawatirkan Alsa yang belum kembali dari perpustakaan padahal sudah kosong saat Isyana melihat kesana.

"HELLO GUYS!" Suara lantang Arsy membuat keduanya menoleh. Berharap Alsa bersama Arsy seperti pupus karena Arsy datang sendiri.

"Muka lo pada nggak enak banget keliatannya, kenapa sih?" Arsy langsung mendudukkan dirinya di sebelah Isyana.

"Alsa belum dateng." Ucap Isyana.

"Loh ini tasnya?" Tanya Arsy bingung.

"Tasnya ada, orangnya nggak ada." Balas Hania.

"Oh. APA ALSA BELUM DATENG?" Teriakan Arsy membuat Isyana dan Hania menutup kedua telinganya mereka. Suara Arsy sangatlah indah sehingga tidak baik untuk telinga.

TOK TOK TOK

Suara ketukan dari luar pintu kelas seketika membuat isi kelas yang berisik menjadi hening. Semua orang melirik ke arah pojok meja di barisan paling dekat dengan pintu. Laki-laki disana langsung menunjuk dirinya sendiri.

"Gue mulu." Gerutunya.

Dengan malas Bima berjalan ke arah pintu, semua menunggu Bima yang sedang berbicara diluar. Sepertinya bukan guru.

Kemudian Bima masuk membawa selembar kertas dan meletakkannya di meja dengan kasar, "Alsa izin 2 jam mata pelajaran. Gue kira guru, ganggu aja."

Mendengar nama Alsa disebut Isyana buru-buru maju kedepan meja diikuti oleh Arsy dan Hania. Surat tersebut berasal dari UKS yang berarti Alsa sedang ada di sana.

Hania merasa ada yang aneh dengan Alsa, dari kemarin hingga tadi pagi Alsa terlihat baik-baik saja. Sebab biasanya jika sakit Alsa selau sekalian tidak sekolah. Tidak pernah memaksakan diri.

"Kita susulin." Ucap Hania.

"Biarin aja kali. Dia sakit bukan mati." Ucap Evelin. Perempuan itu memang tidak suka dengan Alsa entah apa alasannya.

"Jaga mulut lo!" Sentak Arsy. Evelin hanya memutar kedua bola matanya malas.

"Jangan berantem woy! Masih pagi." Ucap sang ketua kelas, Gery.

Hania menenangkan Arsy yang sepertinya ingin mencakar muka Evelin. Perempuan itu memang harus dikasih pelajaran.

Isyana yang tadi membuka pintu kelas terlebih dahulu kembali lagi ke bangkunya,"Nanti aja susulinya, Bu Nein udah dateng." Bisik Isyana kepada Hania dan Arsy.

𖧷 𖧷 𖧷

Tes ombak yuk
Lanjut tidak?
Vote and comen

Alsa & Elion | HARUNIELLE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang