PART 16

159 20 1
                                    

Happy reading

𖧷 𖧷 𖧷

"Kak, lo bisa kan nge-chat atau telpon gue, kenapa harus nyusulin ke kantin?" Ucap Lusy pada laki-laki dihadapannya. Dia bernama Randi.

"Males gue, nanti lo kabur kabur lagi." Balas Randi.

"Gue nekat gini disekolah juga karena mau nagih janji lo. Mana janji lo?" Lanjut Randi kepada Lusy.

Kini mereka berdua tengah berada di tangga yang lumayan sepi karena jarang dilewati para siswa.

"Janji?" Ucap ulang Lusy dengan bingung.

"Halah jangan pura-pura lupa ya lo! Malem kemarin si Galang kalah di arena, dan lo itu taruhan yang menang."

"Iya tapi kan gue udah bilang gue nggak mau! Gue juga udah bilang bakal cari penggantinya."

"Pengganti? Mana kalau gitu? Dari kemarin gue tunggu, dan kalo nggak ada itu berarti lo yang dijadiin taruhan lagi buat balapan selanjutnya."

"Tapi gue belum nemu yang pas kak, kasih gue waktu."

"Waktu? Gue udah kasih lo waktu. Tapi mana hasilnya?"

"Ada kok."Sahut Evelin yang entah dari mana datangnya membuat mereka berdua terkejut.

"Udah ada orangnya, lo tinggal tunggu aja." Lanjutnya.

Evelin muncul dengan senyuman tipis berjalan kearah mereka dengan santai. Lalu dia berdiri di sebelah Lusy yang menatapnya bingung.

"Gue jamin, lo pasti suka."

"Oke, kalo gitu gue tunggu. Jangan sampe lo berdua bohong. Tapi kalau bohong, gue yang bakal seret lo ke arena." Ancam Randi sambil menunjuk wajah Lusy yang sudah setengah ketakutan.

Randi pun berbalik menjauh dari mereka berdua. Sekarang Lusy bisa bernapas lega karena terlepas dari jeratan Randi, sang kakak kelas yang pemaksa dan suka mengancam. Siapa sangka mantan ketua OSIS itu punya sisi gelap yang mengerikan. Menyesal sekali Lusy berkenalan dengan orang itu. Tapi dia lebih kesal pada Galang yang tiba-tiba melibatkan dirinya. Laki-laki itu harus diberi pelajaran.

"Kenapa lo bilang gitu ke kak Randi, siapa yang mau lo bawa kehadapan dia?"

Evelin memutar kedua bola matanya malas, "Ya siapa lagi kalau bukan Alsa."

"Alsa? Lo samain gue sama Alsa!" Bentak Lusy.

"Ya gimana ya, orang selera Elion itu Alsa ya otomatis lo juga termasuk." Balas Evelin jengah.

"Terus lo pikir kak Randi mau gitu kalau Alsa pengganti nya? apa bagusnya coba." Ucap Lusy jengkel akan ide Evelin.

"Lo pikir deh, kalo Alsa dijadiin taruhan sama kakel stres itu terus dia menang dan dapetin Alsa, otomatis lo bisa dapetin Elion balik lah. Bukannya lo pengen Elion balikan kan sama lo?"

"Caranya?"

"Biar itu gue yang atur, lo fokus deketin Elion aja dulu. Lakuin semuanya sebelum Elion bener-bener berpaling dari lo."

Dikelas Hania melirik sesekali ke arah Alsa yang sedang menulis disampingnya. Dia bingung untuk memulai percakapan dengan Alsa. Harus bagaimana menanyakannya, apa langsung atau basa-basi terlebih dahulu?

Alsa yang menyadari Hania disebelah terus-terusan melirik ke arahnya seperti ingin bertanya tapi diurungkan. Setelah mengumpulkan tugasnya ke depan, Alsa kembali duduk dan menghadap ke Arsy yang sedang menulis.

"Lo kenapa sih?" Ucap Alsa tiba-tiba.

"Hah?" Hania menganga mendengar pertanyaan Alsa. Apakah dia terlalu terlihat seperti orang kebingungan?

Alsa & Elion | HARUNIELLE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang