Happy reading
𖧷 𖧷 𖧷
"Alsa, Vioni, Rafael, Tritama, Zain dan Evelin kelompok 5." Kalimat yang diucapkan Bu Chae membuat Alsa menatap Evelin kesal. Habisnya perempuan itu jika berhadapan dengan Alsa selalu menjatuhkan bahkan memojokkan. Dan sekarang sekelompok? Apa jadinya nanti.
"Jangan berani-berani nya lo balik ke mansion."
"Kenapa lo cemburu?"
"Nggak tuh, lagian buat apa cemburu sama cewek buangan kayak lo!"
Alsa ingin sekali menonjok Evelin yang duduk disampingnya. Tapi dia harus jaga image, bagiamana pun posisi Alsa ada di bawah Evelin.
"Cowok lo selingkuh tuh, diem diem aja." Ucap Evelin lagi, sepertinya memang perempuan ini ingin memancing kesabaran Alsa.
"Sok tau!" Balas Alsa datar.
"Emang gue tau, mungkin bentar lagi balikan."
Alsa tidak ingin mendengar ocehan sampah milik Evelin lebih lama lagi. Dia bangkit dan berpindah tempat duduk dekat Vioni.
Jam pembelajaran pun terus berputar hingga sampai pada waktunya istirahat.
"Minggu depan pengumpulan tugasnya. Jadi mau dirumah siapa?" Tanya Rafael. Bu Chae memberikan tugas kelompok yang tidak boleh dikerjakan di sekolah. Padahal biar adil di sekolah saja.
"Gue aja deh." Usul Vioni.
"Oke, berarti jemput jemputan aja biar hemat waktu." Balas Zain.
"Gue dianter, jadi kalian duluan aja nanti." Ucap Alsa, karena dia harus dipantau oleh Zidan.
"Sip, hari minggu."
Alsa keluar dari kelas untuk menyusul teman-temannya. Karena tadi dia berdiskusi dulu dengan teman sekelompok untuk menentukan tempat.
Tapi saat melewati UKS Alsa tak sengaja melihat Bu Yeria keluar meninggalkan UKS dengan pintu terbuka. Hal itu membuat kaki Alsa tanpa sadar berjalan mendekat ke UKS. Dan meilhat yang seharusnya dia tidak lihat.
"Elion, takut." Lirih Lusy.
"Ada gue..." Balas Elion.
Alsa mematung di tempat. Haruskah dia percaya ucapan Evelin?
Alsa perlahan mundur, kemudian berbalik. Dengan langkah cepat Alsa menjauh dari sana. Dia harus menenangkan hatinya dulu.
Taman belakang sekolah selalu menjadi favorit Alsa jika memenangkan pikiran. Lagipula disini banyak kenangan baik yang bagus untuknya.
Rasa sesak di dadanya masih ada hanya air matanya tidak jadi keluar karena Alsa berhasil menahannya. Tapi itu tidak lama hingga dia benar-benar menumpahkan air matanya.
Tiba-tiba ada uluran tangan yang memegang tisu untuk diberikan kepada Alsa. Ingin melihat siapa yang memberinya Alsa mendongak. Itu Yoga, dengan senyuman tanpa tau apa artinya Yoga duduk di samping.
"Nangis aja biar lega." Ucapnya.
Meskipun begitu Alsa tidak bisa melanjutkan acara menangisnya. Dia rasa itu sia-sia sekarang.
"Makasih, lo ngapain disini?" Heran Alsa karena tadi dia melihat sekitarnya sepi, tidak ada orang.
"Tadi gue liat lo di UKS jadi gue ikutin kesini, dan maaf Sa." Alsa menatap Yoga bingung.
"Kenapa minta maaf?"
"Karena lo gini karena gue." Ucapnya sembari menunduk.
Alsa yang tak paham berusaha bertanya kembali, "gue nggak ngerti, maksudnya apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Alsa & Elion | HARUNIELLE ✓
Teen Fiction|| COMPLETED Didekati crush saat sudah move on sungguh hal yang mustahil, bukan? || DISCLAIMER : •100% FIKSI ( JANGAN DI BAWA KE REAL LIFE IDOL) •KARYA SENDIRI •PICT : PINTEREST, GOOGLE, DLL •LIKE, COMEN AND SHARE Publish Pertama : Kamis, 15 Desemb...