Part 27

114 20 0
                                    

Happy reading

𖧷 𖧷 𖧷

Rosa dan Elion telah sampai di rumah sakit tempat Alsa dirawat. Dengan sedikit berlari Rosa mencari kamar yang telah ditunjukkan oleh Brian. Elion dibelakang mengikuti, yang dia rasakan sekarang sama gelisah nya dengan Rosa.

Tidakkah kalian pikir keadaan Elion saat ini? Dia benar-benar diuji dengan banyak cobaan. Masalah datang bertubi-tubi begitu saja. Tapi yang jelas sekarang dia hanya bisa pasrah dan berdoa, semoga semuanya baik-baik saja.

Setelah sampai pada kamar yang dituju Rosa langsung masuk meninggalkan Elion yang masih terdiam. Dia melirik ke sebelah kanan karena merasa tidak asing dengan tempat ini, rupanya kamar adiknya ada di sebelah kamar Alsa. Dengan begini Elion bisa dengan mudah memantau Alsa sekaligus adiknya. Sesudah memastikan itu Elion menyusul masuk.

Rosa terpaku saat melihat Alsa yang terbaring lemah dengan kondisi wajah pucat pasi.  Hatinya teriris melihat keadaan anaknya seperti itu. Rosa pun mendekat lalu menggenggam sebelah tangan Alsa. 

Di dalam ruangan itu tidak hanya Alsa saja, tetapi terdapat Isyana yang berdiri tepat disebelah kasur Alsa. Lalu seorang laki-laki sedang duduk di sofa, itu Brian.

Elion yang baru saja masuk langsung mendapatkan tatapan heran dari Brian. Saat Elion akan dihampiri Brian, Rosa memanggilnya.

"Brian, mana Javaro?"

"Tadi keruangan dokter."

Rosa mengangguk dan menghapus jejak air matanya. Lalu dia tersenyum saat menyadari kehadiran Isyana.

"Kamu teman Alsa?"

"Iya nyonya." Isyana bingung akan memanggil wanita ini apa karena dia baru pertama kali bertemu.

"Alsa keponakan saya, jadi panggil tante aja ya." Seolah tau, Isyana langsung mengangguk paham.

Kemudian Rosa beralih ke arah Alsa lalu tersenyum sambil mengusap kepala Alsa pelan.

"Tolong jaga dia sebentar ya, tante mau ketemu dokter dulu. Elion kamu juga jaga Alsa ya." Pinta Rosa kepada Isyana dan Elion.

"Iya tan."

Rosa berjalan keluar sambil menarik sebelah tangan Brian.

"Tan, mereka?"

"Itu temen Alsa, tenang aja." Brian mengangguk paham.

Tersisa Elion, Isyana dan Alsa yang masih tertidur. Elion mendekat lalu menggenggam sebelah tangan Alsa seperti yang dilakukan oleh Rosa tadi. Panas, itulah yang Elion rasa saat menggenggam tangan Alsa.

"Isyana, lo pasti tau sesuatu?" Mendengar namanya disebut Isyana menoleh perlahan lalu menatap Elion sinis.

"Tentang Alsa semalem diculik. Gue tau. Andai gue nyuruh Alsa pulang aja daripada nungguin lo, mungkin dia nggak bakalan kayak gini. Dan lo kemana semalem? Lo tau Alsa nungguin lo berjam-jam." Ucap Isyana ketus.

"Gue ada urusan mendadak jadi lupa." Balas Elion.

Isyana mengangkat sudut bibirnya, "lupa? Segitunya."

"Lo nggak tau apapun tentang gue." Tegas Elion.

"Iya dan lo juga nggak tau apapun tentang Alsa!" Bentak Isyana.

Kini keduanya saling melempar tatapan sengit. Isyana memang sedang tidak bisa berpikir positif terhadap Elion. Meskipun Alsa memaafkan laki-laki ini tapi Isyana tidak semudah itu.

"Kalo sampe Alsa kenapa-napa gue bakal salahin lo duluan!" Ucap Isyana yang langsung memalingkan wajah.

Elion tau ini konsekuensi dari kebodohannya. Apapun yang terjadi pada Alsa, Elion akan bertanggung jawab. Tapi yang penting sekarang adalah kondisi Alsa.

Alsa & Elion | HARUNIELLE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang