Chapter 50 - She's coming back

979 79 21
                                    


****

Anna menyimak kisah dari Yonesha dengan saksama. Gadis itu terlarut dalam cerita bagaimana pasangan itu bertemu Damian dan akhirnya memutuskan untuk merawatnya. Sebetulnya Anna tidak mengira bahwa Damian memiliki masa lalu yang lebih rumit dari apa yang ia bayangkan. Ia tak bisa membayangkan bagaimana pria itu bertahan. Ketika pikirannya dipenuhi bayang-bayang Damian kecil, tiba-tiba sebuah sentakan rasa sakit kembali menghantam kepala gadis itu.

"Anna? Are you alright, Sweetheart?" Yonesha panik ketika gadis muda di hadapannya terhuyung dan nyaris ambruk.

"It's okay, kurasa aku hanya kelelahan." Anna mengulas senyum tipis, tapi tampak tak cukup menyakinkan Yonesha. Gadis itu pucat, bulir keringat juga tampak di pelipisnya. Benar saja, tak berselang lama, Anna jatuh pingsan.

Dengan bantuan Zhayn dan Damian yang segera datang, mereka membawa Anna untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Kekhawatiran merambati Damian, pria itu berpikir keras menerawang ke beberapa waktu belakang.

"Dia sering mengeluh sakit kepala dan punya gangguan tidur," gumamnya "selain itu, sepertinya beberapa hari terakhir dia tak meminum obat tidurnya." kalimat itu membuat Zhayn menoleh, dahinya mengerut mendengarnya.

"Obat apa? Apa kalian memilikinya sekarang?"

"Aku minta Jose memeriksanya." tatapan Damian tampak begitu serius, melihat itu Zhayn seakan bisa menyimpulkan. Ia menghela napas berat sembari memijat pelipisnya perlahan.

"We made a big mistake." Yonesha menggumam dengan pandangan menerawang, netranya berkaca-kaca.

***

"Kita akan mengakhiri semuanya dalam satu minggu. Semua bukti sudah terkumpul, kita hanya perlu mencari cara paling tepat untuk mengungkapnya." Damian memulai briefing darurat yang dihadiri semua anggotanya, tak lupa Riggs dan John. Zhayn juga tampak menyimak di sudut ruangan.

Beragam berkas berserakan di meja, mereka sudah mulai kembali aktif menyusun rencana sejak beberapa hari terakhir. Tetapi semenjak Anna mulai jatuh sakit, Damian ingin bergegas menyelesaikan semuanya.

"Untuk menambahkan gugatan yang jelas tak mungkin terbantahkan, kita hanya memerlukan satu kunci. Anna. Hamilton tampaknya adalah pria abusive yang sangat terobsesi dalam memegang kendali atas semuanya. Jika sampai tuduhan ini terbukti benar, hal ini akan sangat memberatkan." Jelas Veira dengan lugas.

Damian terdiam, memandang sorot sang ayah yang tampak penuh makna serta seakan meminta persetujuan. Damian memberikan anggukan kecil dan membiarkan sang ayah mengambil alih.

"Aku minta maaf jika ikut campur, tapi sepertinya fakta yang akan kalian dengar akan cukup membantu." Zhayn mengangkat tangannya seraya berujar, membuat seluruh atensi teralih padanya. Pria itu tampak menghela napas sebelum memulai penjelasannya. "Ini akan terdengar seperti sebuah kisah dalam drama, tapi aku bisa menjamin bahwa apa yang kukatakan adalah kebenaran." Tukasnya.

***

Pasca kecelakaan isteri Hamilton dan Yonesha. Selama beberapa minggu Zhayn dihantam beragam pemikiran serta kerisauan. Jasad puteri mereka yang tak ditemukan membuat pasangan itu tak bisa tenang. Jujur, mereka tak bisa menerima kepergian Crystal sebelum melihat sendiri tubuh gadis itu.

Malam itu, Zhayn berdiri di ambang ruang ICU tempat puteri Hamilton dirawat. Perban tebal membebat sebagian kepala gadis kecil itu serta beberapa bagian tubuhnya. Tak berselang Hamilton datang dan mensejajarkan posisinya dengan Zhayn.

"Aku turut berduka atas kehilanganmu, kita sama-sama tengah dirundung duka, Mr. Jannivarsh."

Zhayn tak menoleh, ia tak terlalu mendengar simpati seperti itu, tak berselang ia pun berujar. "Sebenarnya kami tak bisa berduka sebelum menyaksikan benar tubuh puteri kami." Pandangan Zhayn penuh makna, ia pun menoleh dengan pandangan dingin. "Semoga tuhan segera mengangkat sakit puterimu." pungkasnya.

Dengan perasaan berat, Zhayn melangkah keluar. Ada perasaan asing dimana ia merasa semuanya janggal. Entah bagaimana, ada sekelebat rasa percaya akan hal paling tak rasional yang pernah ia dengar dari sang isteri, Yonesha. Puteri mereka masih hidup dan terbaring tepat di depan mata, tidak dengan nama Crystal Jannivarsh tapi Arianna Hamilton.

Tetapi Zhayn tak bisa berbuat apapun, New Cassiopeia bukan teritorialnya. Tidak ada bukti langsung yang mengarah ke sana. Puteri Hamilton secara medis memang dinyatakan perlu menjalani operasi untuk memperbaiki wajahnya. Zhayn sendiri tidak bisa berbuat apapun untuk itu. Ketika kejadian berlangsung pun, isterinya sudah berada di rumah sakit, puterinya dalam pencarian polisi setempat, sementara isteri dan puteri Hamilton juga dirawat. Zhayn Jannivarsh tidak memiliki celah.

Pemikiran bahwa Anna adalah puteri mereka, perlahan terkubur atas beragam fakta yang tiba-tiba muncul di permukaan. Entah itu fakta yang dibuat-buat atau fakta sesungguhnya, dalam hati terdalam Zhayn dan Yonesha merasa puteri mereka masih hidup.

Ketika menceritakan kisah itu kepada Damian dan semua rekannya, Zhayn dapat melihat raut terkejut nyaris tak percaya. Tetapi, inilah fakta yang sebenarnya. "Aku dan Yonesha membuat kesalahan dengan menghentikan perjuangan kami. Aku sangat berharap kalian bisa memperbaikinya, kita akan memperbaikinya."

"Anna adalah kunci dari semuanya, ketika dunia mengetahui fakta sesungguhnya tentang gadis itu, Hamilton akan tamat." Dante menggumam, Damian tampak mengangguk mendengarnya.

"Isteri Hamilton, isterinya adalah kunci lain yang sangat penting. Kesaksian wanita itu akan menjadi pelengkap semuanya." Zhayn menambahkan, meketakkan berkas baru di meja yang sudah dipenuhi kertas.

"Tapi, wanita itu sudah tewas." Juan mengerutkan dahi. Tetapi pandangan penuh keyakinan Zhayn membuatnya sedikit memiliki harapan.

"Dari sebuah rekening khusus, Hamilton mengirimkan sejumlah uang secara rutin dan berkala ke sebuah rumah sakit jiwa di tepian Cassiopeia." Damian mengingat jelas catatan yang sebelumnya ia pikir tidak membantu itu. Setelah beragam petunjuk muncul, ia mulai merasa segalanya saling terhubung.

"Mungkinkah Hamilton mengirimnya ke sana?" Riggs bertanya.

"Hanya ada satu cara untuk memastikannya, bukan?" Damian memandang seluruh anggota timnya dengan tatapan penuh makna.

"Tapi, bagaimana kita akan ke Cassiopeia saat ini, seluruh akses kota untuk kita tertutup. Kita buron, Damian," Veira tak salah, mereka memang buron, tapi bukan berarti mereka tidak bisa kembali ke Cassiopeia. Damian telah menyusun semuanya, ia akan membawa mereka kembali ke sana dan menuntaskan semuanya.

***

"Anna, bagaimana perasaanmu, Sweetheart?"

Yonesha mengusap wajah gadis itu dengan pelan. Netranya berkaca-kaca, bayangan bahwa Anna telah melalui neraka yang begitu buruk, membuatnya merasa hancur kembali. Seharusnya ia tak menyerah waktu itu. Seharusnya ia mengikuti instingnya dan melanjutkan penyelidikannya sekuat tenaga. Seharusnya ia tak membiarkan puteri mereka hidup sebagai orang lain. Terlalu banyak kata seandainya yang diliputi sesal dalam benak wanita itu.

Anna yang tampak mulai bangun dari pingsannya dapat melihat raut Yonesha yang begitu khawatir. Gadis itu mengerang kecil ketika rasa pusing masih menyerangnya. Ia berusaha memperjelas pandangannya yang memburam, memgumpulkan kepingan-kepingan memori atas kejadian beberapa waktu lalu. Gadis itu mendongak dengan raut sendu lalu berujar perlahan.

"Crystal, aku melihat Crystal dengan jelas."

Yonesha tercenung, bagaimana mengatakan fakta yang sesungguhnya pada gadis itu? Ia yakin gadis itu pasti sangat kebingungan dengan beragam memori lama yang perlahan kembali secara acak. Bagaimana caranya mengatakan bahwa gadis itu tak sedang bermimpi melihat atau merasakan menjadi Crystal, tapi karena dialah Crystal yang sesungguhnya.

****

Hey it's been so so long since my last update. I'm so grateful that you guys are still waiting for these updates. I'll try my best to write again, so please keep supporting me! Thankyouuu so much🤍

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Apollo : Other SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang