Chapter 20 - The Guest

3.9K 369 59
                                    

***

"Baguslah, kau sudah siap." Anna menoleh, memandang Damian yang berjalan memasuki kamarnya. Pria itu sudah tampak rapi dengan setelannya.

"Ayo, turun!" Anna menarik lengan Damian dan membawanya menuruni tangga menuju ruang makan.

Gadis itu mengulas senyum lebar kala mendapati sang ayah masih duduk di meja makan, menyantap sarapannya. Namun, senyum Anna perlahan surut kala sang ayah menyudahi makannya dan beranjak pergi.

"Sarapanlah, Dad harus pergi sekarang. Oh, iya ... kau akan bertemu tamu Daddy nanti malam. Bersiaplah." pria itu mengelus rambut Anna sesaat dan berlalu keluar dengan Marcus di belakangnya.

"Selalu seperti itu." gumam Anna kesal. Ia menghempaskan tubuhnya ke tempat duduk dan menatap hidangan sarapannya tanpa selera.

Damian menghela napas, dalam hati merasa prihatin akan nasib Anna. Pantas saja gadis itu sempat melarikan diri. Ia hidup di sini dengan segala kemewahan luar biasa tanpa mengenal dunia luar. Tanpa teman, perhatian, apalagi kebebasan.

Sungguh, Damian semakin merasa bersalah karena membiarkan Anna pulang waktu itu. Dalam benak pria itu, ingin sekali ia bertanya akan kebebasan yang Anna inginkan. Dia bisa membawa gadis itu pergi selamanya dari sangkar emas ini, bila Anna memang berkehendak.

Lalu, apakah Anna juga mengetahui sosok sang ayah yang sesungguhnya? Damian bertaruh jika Anna hanyalah gadis kecil yang dikurung-disembunyikan dari dunia-tanpa tahu apa-apa. Bahkan, Damian tak yakin jika Anna tahu bagaimana sosok sang ayah dibalik kepemimpinannya di New Cassiopeia. Terutama tentang kebusukannya. Sungguh ironis.

"Kenapa kau tak memakan makananmu?" gadis itu hanya diam dan berlalu pergi begitu saja dari ruang makan. Ia sama sekali tak menyentuh makanannya.

Damian menghela napas, sudut matanya menatap Mary yang tampak khawatir. Seketika, sebuah pertanyaan menyembul dalam benak Damian.

"Mary, apa kau tahu makanan kesukaannya?"

***

Damian memasuki kamar Anna setelah mengetuk pintu. Didapatinya gadis itu duduk termenung di depan sebuah jendela besar. Menatap hamparan taman belakang dan rinai salju yang turun perlahan.

"Makanlah." Anna menoleh dengan dahi berkernyit. Memandang Damian yang kini telah duduk di sampingnya dengan sepiring roti bakar dan susu cokelat.

"M-Mary membuatnya?"

"Aku yang membuatnya."

"Sungguh?" Anna melirik tumpukan roti bakar yang menguarkan aroma nikmat itu.

"Hmm." Damian menarik sudut bibirnya dan memberikan sepiring roti tersebut. Ya, susah payah ia membuatnya dan menghanguskan beberapa potong sebelumnya. Mengacaukan dapur dan mendapat omelan dari Mary.

"Kau makan juga. Aku tak pernah melihatmu makan." pria itu menerima sepotong roti dari Anna. Menatap bagaimana senangnya Anna menyantap makanan yang ia buat.

"Damian, aku ingin bertanya padamu, boleh?" Damian tampak memandang Anna sejenak sebelum mengangguk.

"Sebenarnya ... kau siapa? "

Damian terdiam, wajahnya pun masih tenang walau dalam hati begitu terkejut. Ia meletakkan potongan rotinya dan memandang Anna dengan raut tak terbaca.

"Pengawalmu."

"Iya, a-aku tahu, maksudku, kau dan rekan-rekanmu, kalian ..."

"Kenapa kau begitu penasaran?" Anna mendongak, pandangannya kembali jatuh pada kelereng biru Damian yang tampak begitu dingin memandangnya.

The Apollo : Other SidesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang