Malam Pertama

19.1K 2K 406
                                    




👑





"Kau terlambat."

Itu adalah kalimat pertama yang menyambut Ranard saat masuk ke dalam tendanya. Sungguh, setelah malam panjang yang menguras emosi, menghadapi sang kaisar ketika pagi akan mulai menjelang adalah sesuatu yang tak diharapkan sang panglima.

Dia pernah terlibat dalam peperangan paling brutal, dimana kemanusiaan menghilang sepenuhnya. Namun, tetap merasa menghadapi musuh terkejampun jauh lebih mudah dari pada menghadapi pria yang membuatnya menghadapai setengah lusin mentri penuh keluhan dan kemarahan.

Ranard memang ahli dalam mencairkan suasana, tapi di malam ini, dirinya pun butuh hiburan. Dan tak ada satu bagianpun dari sang Kaisar yang bisa dianggap hiburan.

Sang Kaisar tengah menunggu, duduk di kursi dekat jendela dengan sebuah cawan di tangannya. Rambut keperakan lelaki itu terurai, kepala terkulai dengan baju yang sama dengan yang dikenakannya di upcara pernikahan tadi.

Benar-benar penggambaran mempelai pira yang frustrasi. Sesuatu yang tentu saja menambah buruknya hari ini. 

"Sebelum menjawab, izinkan hamba bertanya terlebih dahulu, apakah kedatangan Baginda malam ini sebagai Kaisar atau sahabat sekaligus kakak sepupu hamba."

"Kau tahu jawabannya."

"Kalau begitu jangan bersikap menyebalkan, Lagahark. Kau tau apa yang membuatku terlambat."

Sang Kaisar terkekeh mendengar kekesalan panglima besarnya. Namun, tak ada humor dalam suaranya. "Mereka membuatmu kerepotan ya?"

"Lumayan, untungnya mereka tak sampai membuatku harus menghunus pedang."

Sang Kaisar terbahak-bahak sebelum kembali meneguk anggur cawannya. "Mereka tak akan berani."

"Tapi kau tahu hal lain yang mampu mereka lakukan."

"Menggulingkanku?"

"Sayangnya tidak. Mereka lebih mencintaimu dari pada diri mereka sendiri." Loyalitas negeri barat pada Sang Kisar adalah sebuah kemutlakan. " Namun, sayangnya, kali ini kau sangat mengecewakan mereka."

"Bukankah itu hal menarik? Sesekali mereka memang harus merasakan bagaimana rasanya dikecewakan." Andai Ranhard tahu betapa kecewanya sang kaisar pada diri sendiri. Namun, lelaki itu sudah terlatih menyembunyikan emosinya semenjak kecil.

Ranard yang melihat itu hanya mampu menghela napas. Sahabatnya itu jelas sedang setengah mabuk sekarang. Sang Kaisar bukan orang yang berdahabat dengan anggur. Jadi beberapa teguk pasti telah membuat kesadarannya berkurang. Dan Panglima Besar yakin, kali ini sang Kaisar tak hanya minum beberapa teguk saja.

Pernikahan sang Kaisar dan Halamara telah menimbulkan gejolak hebat di kalangan petinggi istiana. Tak pernah ada yang menyangka bahwa keinginan balas dendam Kaisar, malah berakhir menjadi sebuah pernikahan.

Bukan  itu yang harusbya terjadi. Namun, Ranard tentu saja tak bisa menolak. Apa yang telah diputuskan Lagahark adalah sebuah kemutlakan. Berita pernikahan itu telah tersebar. Selain harus menghadapi para prajurit yang kebingungan karena tiba-tiba saja dikabarkan harus kembali ke barat, para petinggi kerajaan mempertanyakan alasan sang kaisar yang menikahi putri dari negri pendosa dalam upacara yang jauh dari kata layak. Bahkan sebagian dari mereka masih tak mau mengakui Halamara sebagai permaisuri kini.

Ranard tahu bahwa di masa depan, jalan sang kaisar sangatlah terjal. Terlalu banyak kerusakan yang telah ditimbulkan. Perang mendatangkan penderitaan juga kebencian. Dan melihat mata Halamara tadi, Ranard ragu, wanita itu akan menjadi sosok ratu seperti yang diharapkan negeri barat. Malam ini, Sang Kaisar menciptakan bentuk baru dari sosok yang dulu mereka kenal.

Sang RatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang