👑
Langkah Halamara hampir terhenti, hampir, kala melihat Clane dan Kaisar tengah menikmati waktu bersama. Jendela yang terbuka lebar, membuat Halamara bisa melihat suaminya dan sang selir tengah mengobrol.
Wanita itu lupa kapan terakhir kali melihat Lagahark tertawa. Benar-benar tertawa. Dan saat bersama Clane pun Lagahark tak melakukannya. Hanya saja lelaki itu tersenyum, dan Halamara tahu itu senyum tulus. Cara Lagahark menatap Clane dipenuhi kasih sayang. Sesuatu yang tak pernah Halamara dapatkan sekarang.
Nuka rupanya benar, bahwa Kaisar sering menghabiskam waktu bersama Clane. Iya, setidaknya mulai sekarang Halamara tak perlu lagi menyiksa diri dengan mempertanyakan kemana suaminya. Karena sudah jelas lelaki itu bersenang-senang.
Jadi menyusuri taman istana, Halamara terus melewati jalan panjang dari bebatuan berwarna putih itu. Ia menjauhi bangunan utama menuju arena latihan.
Nuka rupanya tahu banyak hal. Sikap cenderung polos dayangnya membuat Halamara lebih mudah mencari tahu apa yang dibutuhkannya, termasuk bagaimana cara menemukan Ranard.
Halamara menghilang dari gerbang samping. Ia akan mencari Ranard dan membuat lelaki itu bekerja untuknya.
*****
Lagahark melihatnya. Wanita berambut merah yang hari ini tak menggunakan sebuah gaun, tapi lebih mirip pakaian untuk berlatih. Rambut wanita itu diikat dengan bentuk yang membuatnya terlihat indah. Penampilan Halamara tampak luar biasa mencolok diantara penghuni istana yang memiliki rambut keperakan dan cenderung pucat.
Lebih mencolok lagi karena sikap anggunnya selalu mampu mempengaruhi orang di sekitarnya. Meski hampir seluruh penghuni istana membenci dan menganggap Halamara tak layak menjadi Permaisuri, tapi mereka tetap membungkukkan tubuh ketika wanita itu melintas.
Ia memiliki pesona yang bisa membius orang, termasuk Lagahark. Sesuatu yang membuat lelaki itu makin marah padanya.
"Yang Mulia,"
Panggilan lembut itu membuat Lagahark mengalihkan pandangan dari jendela. Halamara telah lenyap dari pandangannya. Namun, Lagahark rasanya sulit memalingkan wajah.
Lagahark tak pernah membatasi ruang gerak Halamara di istana. Wanita itu bebas kemanapun. Lagahark tak mau Halamara hanya mendekam di satu tempat dan akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidup karena putus asa. Tidak. Setelah apa yang dilakukan wanita itu padanya, Halamara harus berumur panjang.
"Yang Mulia ...."
Panggilan Clane itu membuat Lagahark tahu harus segera memfokuskan diri. Ia tak boleh membiarkan Halamara terus menerus menguasai kepalanya.
"Ya, Clane ...."
"Apa ada sesuatu yang mengganggu Paduka?"
"Kenapa kau bertanya seperti itu?"
"Karena Paduka terlihat tak tenang dan terus menerus menatap ke luar jendela."
Tentu saja Clane tahu apa yang mengganggu Lagahark. Dan hatinya terasa sakit luar biasa. Namun, Clane tak bisa bersikap sembarangan dan menunjukkannya. Selama bertahun-tahun Clane selalu berhasil menyembunyikan perasaannya. Kini, setelah membuat dirinya lebih dekat dengan lelaki pujaannya, Clane tak mau bersikap gegabah.
Kerapuhan dan sikap pengertian Clanelah yang membuat Lagahark memilihnya. Clane dianggap mengerti duka mendalam yang dialami lelaki itu. Sesuatu yang benar-benar terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Ratu
FantasiHalamara tahu bahwa dirinya adalah persembahan. Seseorang yang harus berdiri di garda terdepan dan masuk ke dalam benteng musuh untuk menyelamatkan kepala sang ayah. Dia ratu dengan mahkota juga kebencian mendalam dari lelaki yang menjadi suaminya...