Cahaya Bulan

15.9K 2.5K 177
                                    







👑

Ruangan itu lenggang. Keheningan hanya diisi oleh suara hembusan angin yang hari ini bertiup cukup kencang dari jendela.

Ini adalah kamar pribadi sang kaisar. Sebuah tempat yang jarang dimasuki siapapun, kecuali para dayang.

Bahkan Lagahark tak pernah menempatkan satu perempuan pun di sana.

Lagahark sedang menatap miniatur kota yang dibuat oleh tangannya sendiri . Seluruh detail yang diukir dengan baik dari bebatuan putih negri barat. Dia ingat prajurit menemukan sebuah batu besar dekat kaki gunung. Batu yang menghalangi jalan masuk menuju gua pemujaan.

Lagahark memerintahkan batu itu untuk dibawa ke istana. Ke kamarnya sendiri. Lelaki itu dengan sangat telaten mengukir batu dari hari ke hari. Tahun demi tahun hingga akhirnya berhasil menciptakan sebuah karya indah kerajaan Negri Barat seutuhnya.

Hal ini tak hanya dilakukan Lagahark sebagai sebuah hiburan. Kenyataan bahwa lelaki itu memiliki kemampuan hebat dalam mengukir dan kesabaran luar biasa yang selalu membuatnya berhasil. Namun, ini juga adalah cara Lagahark melihat segalanya lebih luas. Memahami tata letak kotanya, sesuatu yang kemudian memberinya pengetahuan tentang kelemahan yang perlu diperbaiki untuk bisa melindungi negri barat dari serangan musuh. Juga rencana jitu untuk memperkuat benteng mereka.

Lagahark tidak hanya terkenal sebagai seorang pemimpin yang bijak, tapi juga sangat cerdas. Itulah mengapa semenjak diangkat menjadi kasiar, menggantikan ayahandanya diumur dua belas tahun, lelaki itu tak pernah goyah dan selalu berhasil mengadapi situasi apapun.

Pengkhianatan, pemberontakan, wabah, intrik kejam dalam kerjaan, semua telah dihadapi Lagahark dengan kemenangan di tangannya.

Karena selain Sang Ibunda yang selalu menemaninya, Lagahark memiliki Amala, tuan putri cerdas yang menjadi tangan kanan sekaligus penasihatnya.

Benar, meski memiliki penasehat kerajaan, nyatanya Amala adalah pembisik Lagahark yang utama. Banyak sekali keputusan yang tercipta atas penilaian gadis itu.

Bersama Ranard, Amala selalu berhasil membantu Lagahark menemukan cara terbaik menyelesaikan setiap konflik, setejam apapun itu.

Namun, kini Amala tiada, dengan cara paling brutal yang tak pernah Lagahark bisa bayangkan. Saudari kembar, yang sangat disayanginya itu, mati dijahati, di istana tempat Lagahark memimpin.

Gadis yang telah bersamanya semenjak di dalam kandungan, berbagi sumber kehidupan bersamanya, meregang nyawa sendirian di tangan iblis-iblis yang dulunya dianggap kawan oleh Lagahark. Fakta bahwa Amala tak akan pernah kembali, terasa membunuh Lagahark setiap hari.

Itulah yang membuat Lagahark tak bisa memaafkan diri. Tak bisa memaafkan keadaan. Lagahark merasa setengah dari dirinya mati bersama Amala. Saudarinya tersayang yang berharga. Gadis dengan kelembutan dan kebaikan hati luar biasa yang harusnya bisa hidup hingga tua.  Amala harusnya bisa memiliki waktu lebih panjang, memenuhi impian-impiannya yang sederhana, menjadi seorang ibu dan istri.

Amala direnggut darinya.

Tatapan Lagahark nyaris kosong, mengarah ke bangunan istana tuan putri yang dulu ditempati Amala. Dia ingat Amala memekik senang dan memeluknya erat saat Lagahark menunjukkan bahwa telah berhasil mengukir miniatur istana tuan putri yang sangat mirip dengan bentuk aslinya.

Amala mengatakan bahwa Lagahark sangat berbakat.

Kini sama seperti miniatur yang terlihat kosong itu, hati Lagahark pun terasa luar biasa kosong. Tak ada lagi kasih sayang dan kelembutan yang bisa mengisi hatinya setelah sang adik pergi.

Sang RatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang