Semakin Kuat

15.5K 2.3K 259
                                    










👑









Lagahark tak bertemu dengan Halamara sepanjang hari. Saat makan malam pun, mereka tak bersama. Itu karena Lagahark harus menjamu beberapa utusan dari negeri Akhlasar yang datang berkunjung.

Harusnya Halamara ada bersama dirinya saat itu. Bagaimanapun, berdasarkan protokol kerajaan, wanita itu harus hadir untuk diperkenalkan sebagai Permaisuri sekaligus mengukuhkan posisinya.

Namun, Lagahark sengaja tak melibatkan Halamara. Negeri milik Akhlasar itu salah satu garda terdepan yang membantunya menghancurkan Kranny, keberadaan Halamara akan membuat negeri yang telah lama beraliansi dengan kerajaannya itu, mempertanyakan sikap yang diambil Lagahark.

Sebagai seorang Kaisar yang menguasai empat negeri, Lagahark tahu tak boleh gegabah dalam bertindak. Setiap riak kecil, bisa menjadi badai besar jika tak ditangani dengan baik. Sekutu bisa berubah menjadi lawan di masa depan jika perasaan tidak adil dibiarkan berkembang biak.

Lagahark harus memastikan Negeri Akhlas memahami alasan dari sikap yang diambilnya, tentu saja dalam kaca mata politik, karena perasaan tak bisa dilibatkan di sini.

Jadi, waktu benar-benar menjadi penentu segalanya.

Posisi Halamara sangat rapuh. Meski menjadikan wanita itu samsak dari segala lukanya. Namun, Lagahark tak akan membiarkan orang lain atau bangsa lain menghina Halamara dengan mempertanyakan kepantasan wanita itu menjadi Permaisurinya.

Jadi untuk saat ini, Halamara memang lebih baik berada di kediamannya.

Hanya saja, hal itu ternyata membuat Lagahark gelisah. Harusnya lelaki itu bisa beristirahat dengan tenang setalah segala kesibukannya sepanjang hari. Namun, ingatan tentang Halamara dan Ranard terus mengusiknya hingga selarut ini.

Baiklah, dia menjadi penguntit dan itu memalukan. Mengikuti Halamara diam-diam dan mengintai apa yang dilakukannya bersama Ranard di lapangan latihan bukan hal yang bisa dibanggakan. Dia seorang Kaisar. Dia memiliki kekuasaan untuk melakukan apa pun dan meminta penjelasan pada siapa pun di seluruh negeri. Namun, Halamara malah membuat Lagahark harus menahan diri.

Dia bukan lelaki pencemburu. Lagahark tak memiliki alasan apa pun untuk merasa ada lelaki lain yang mampu menyainginya. Semua orang yang pernah melihatnya mengatakan bahwa Dewa terlalu mencintai Lagahark hingga memberikan keindahan fisik yang begitu memukau. Tumbuh dalam asuhan yang baik dengan pendidikan kerajaan nomor satu, membuat Lagahark menjadi seorang Kaisar yang diakui kebijaksanaannya. Empat negeri tunduk pada takhta lelaki itu.

Jadi tak seharusnya Lagahark merasakan ketidaknyamanan melihat cara Halamara dan Ranard berinteraksi. Ranard tentu saja terlihat menjaga jarak dan hormat pada istrinya, tapi wanita itu masih bersikap begitu bersahabat pada Ranard. Sikap yang tak lagi ditunjukkan Halamara padanya.

Terlebih Ranard belum melaporkan tentang kejadian itu padanya. Sungguh, Lagahark tak tenang dan tak menyukai perasaan itu.

Lelaki itu bergegas bangkit. Dia menyusuri lorong menuju istana tempat Halamara tinggal. Para pengawal mengikuti Lagahark hingga lelaki itu mencapai gerbang istana Halamara. Lelaki itu memerintahkan agar para pengawal tak mengikutinya lagi. Lagahark melintasi taman, aula, lalu menaiki tangga menuju kamar Halamara.

Di depan pintu kamar ada dua pengawal yang sedang berjaga. Mereka langsung memberi hormat pada Lagahark. Lagahark baru akan memasuki kamar saat mendengar suara kidung yang sangat dikenalinya.

Sang RatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang