Undangan

14.4K 2.6K 491
                                    


Siapa yang udah pengen ketemu Pangeran Hamraz? Ayo kita ketemu Sang Putra Mahkota.


Siapa yang udah pengen ketemu Pangeran Hamraz? Ayo kita ketemu Sang Putra Mahkota

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


👑








Berita tentang kehamilan Selir Clane telah sampai di telinga Permaisuri, begitupun undangan untuk menghadiri acara pengumuman kehamilan itu.

Permaisuri Halamara diwajibkan untuk hadir dalam acara itu.

Sejujurnya Halamara tak mampu lagi memahami apa yang tengah terjadi dalam hidupnya. Pengumuman kehamilan Clane memberinya pengetahuan yang jelas bahwa ternyata Lagahark menginginkan wanita itu.

Sang Kaisar menyembunyikan kehamilan Sang Permaisuri, tapi kehamilan Clane langsung diumumkan. Bukankah ini sebuah pertanda yang jelas? Bahwa Lagahark menepati apa yang dikatakannya di awal pernikahan mereka dulu.

Sang Kaisar tak ingin benihnya tumbuh dalan rahim Halamara.

Iya, setidaknya kini Halamara benar-benar mengetahuinya. Tak ada lagi tersisa keraguan maupun harapan untuk kembali di cintai Sang Kaisar. Permaisuri telah mencapai titik di mana perasaannya akhirnya mati rasa.

Ia tak menginginkan apa pun lagi dari Negeri Barat. Tidak cinta Lagahark, tidak pula pemulihan nama baik. Seseorang yang membuat Halamara bertahan dan berjuang telah mati. Dewa merenggut ayahnya dengan kejam saat Halamara tengah berusaha mati-matian.

Semua rasa sakit yang ditanggungnya selama ini menjadi sia-sia. Jadi Halamara sudah tak peduli lagi pada segalanya.

Tidak pada Lagahark yang mengkhianati cintanya, tidak pula pada Clane yang akhirnya kelak akan menggantikan posisi Halamara.

Memangnya kapan kau benar-benar menjadi seorang Permaisuri? Jeritan hatinyanya itu dijadikan Halamara sebagai amunisi untuk mematikan hatinya.

Yang diinginkan Halamara sekarang adalah kembali ke Kranny. Menguburkan ayahandanya secara layak. Memberikan penghormatan terakhir pada pria yang meninggal dalam keadaan terasing, terhina dan penuh luka.

Halamara telah kehilangan harapan tentang sang kakak seiring dengan kematian janin yang berada dalam kandungannya. Halamara merasa terlalu bodoh hingga tak menyadari bahwa dirinya mengandung, lalu bagaimana bisa dia merasa cukup pintar untuk mengungkapkan penyebab kematian Putri Amala.

Halamara tak sedang menyalahkan takdir. Ia hanya tak lagi percaya pada diri sendiri. Sang Permaisuri tak pernah merasa begitu benci pada dirinya sendiri. Kakak, ayahanda dan bayinya terenggut karena Halamara tak cukup kuat. Dia tak akan pernah menjadi kuat lagi. Karena segala sumber kekuatannya di dunia ini, telah pergi.

"Yang Mulia ... Apa Yang Mulia baik-baik saja?"

Halamara sedikit tersentak mendengar pertanyaan Nuka. Tatapannya masih tertuju pada kertas undangan di depannya. Stempel Kaisar berada di kertas itu.

Sang RatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang