Menanti

14.2K 2.1K 131
                                    


Apdetttt terakhir sebelum Lebaran.

Maaf lahi bathin yaaaa. 🙏🥰

👑


Lord Lonard meminum habis anggur dalam gelasnya. Namun, bahkan setelah menghabiskan bergelas-gelas minuman, kesadaran pria itu belum hilang. Mungkin hal ini karena sesuatu yang sangat mengganggunya bercokol erat di kepala.

Bukan tanpa alasan dia ingin mabuk malam ini. Sungguh sang Lord bukanlah pria yang suka hilang kesadaran. Namun, kali ini dia membutuhkannya.
Dia sangat benci ketidakberdayaannya saat ini. Sang Lord tak menyukai segala hal yang berada di luar kendali.

Di luar kendali? Benar, kini segalanya benar-benar berada di luar kendali. Lord Lonard sekarang tak ubahnya orang buta dan tuli. Dia tak memiliki kekuatan apa pun untuk menentukan lagi.

Meski telah berusaha meraba-raba, tetap saja hasilnya sama bagi sang Lord.

"Bajingan!" kutuk pria itu. Dia melempar gelas di tangannya. "Bagaimana mungkin dia bisa selamat?"

Sang Lord mengusap wajahnya. Keputusasaan membayang begitu erat. Sungguh dirinya tak habis pikir mengapa Permaisuri bisa selamat. Enam pengawal terbaik wanita itu saja hampir mati. Kalah telak melawan makhluk buas itu. Lalu bagaimana bisa wanita itu malah menbunuh si buas dalam balutan gaun dan senjata seadanya. Semakin memikirkannya, Lord Lonard semakin tak habis pikir.

Hokra tak hanya sekedar hewan liar. Kebuasannya telah menjadi legenda. Hewan itu berdarah panas dan pemangsa yang luar biasa. Dia bisa meremukkan tulang mangsanya begitu saja. Dalam pertemuannya dengan manusia, Hokra sebelumnya selalu menjadi pemenang. Karena itulah Lord Lonard memilihnya menjadi alat untuk membunuh Permaisuri. Namun, rupanya kali ini berbeda.

Lalu bagaimana bisa makhluk itu mati di tangan seorang wanita?

Mati dengan leher terpotong mengerikan.

Lord Lonard sungguh tak bisa menerimanya. Bahkan dirinya sendiri tak yakin bisa menghadapi Hokra yang sedang kelaparan dan memiliki keinginan membunuh sangat besar saat itu. Lalu mengapa Halamara bisa lolos?

Keajaiban?

Ataukah kebaikan para dewa?

Karena sejujurnya Lord Lonard tak akan pernah mau mengakui kehebatan wanita itu. Jadi apa pun alasan yang membuat Halamara selamat, Lord Lonard memastikan akan membencinya.

Dia sudah berusaha sejauh ini. Mencelupkan tangannya ke dalam lumpur kejahatan. Harusnya kegagalan tak menjadi akhir yang pantas dirinya terima.

Suara ketukan terdengar. Masih dalam suasana hati yang buruk sang Lord sedikit membentak memerintahkan untuk masuk. Pelayan pribadinya masuk. Pria kepercayaannya itu membawakan sebuah surat dalam sebuah nampan emas.

Surat selarut ini. Tentu saja Lord Lonard tahu siapa pengirimnya.

"Dia tak datang?" tanya Lord Lonard dengan perasaan sedih. Bentakannya berubah menjadi suara lirih. Kemarahannya mengabur berakhir dengan perasaan kecewa.

"Mohon maaf, Tuanku. Utusan selir membawakan surat sebagai balasan. Suratnya baru saja sampai."

"Utusan itu tak mengatakan apa pun lagi?"

"Mohon ampun tidak, Tuanku."

Lord Lonard mengambil surat itu dan meminta agar pelayannya untuk pergi. Dia membutuhkan waktu untuk sendiri.

"Mohon ampuni hamba, Tuanku. Namun, Tuanku sudah berendam sangat lama. Airnya pun tak lagi sehangat yang Tuanku sukai. Izinkan hamba membantu Tuanku untuk berpakaian dan beristirahat setelahnya."

Sang RatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang