👑
Perjalanan ke Negeri Barat membutuhkan waktu yang cukup lama. Halamara menghitung purnama telah berlalu hingga akhirnya mereka sampai di ibu kota kerajaan. Tempat yang sangat berbeda dengan Kranny.
Negeri Halamara merupakan bentangan alam yang indah. Pada musim tertentu sebelum salju datang, negeri itu akan dipenuhi warna merah dari pepohonan yang menyambut musim dingin.
Negerinya bukanlah negeri miskin, malah salah satu yang terindah. Namun, kemegahan Negeri Barat selalu mampu membuatnya takjub.
Bangunan tinggi dengan dinding putih menjulang. Negeri Barat tertata sangat rapi. Tak ada tempat kumuh atau rakyat berpakaian lusuh. Lagahark jelas adalah Kaisar yang baik untuk rakyatnya. Karena kemakmuran tergambar jelas di sana.
Namun, lelaki itu suami yang buruk. Halamara ingin menertawakan diri ketika kata suami melintas di kepalanya. Lagahark tak pernah berperan sebagai suami untuknya. Lelaki itu memposisikan dirinya sebagai Raja bagi Halamara. Seseorang yang harus diikuti titahnya.
Halamara ingat perjalanan meletihkan yang dilewatinya untuk mencapai Negeri Barat. Keretanya hanya terisi dirinya sendiri, karena Lagahark memilih berada di kereta yang sama dengan Clane.
Hal itu tentu saja sudah memberikan Halamara gambaran apa yang akan dihadapinya di Negeri Barat. Bahwa pengabaian Lagahark itu nyata. Bahwa dirinya tetaplah Permaisuri yang tak diharapkan ada.
Akan tetapi, Halamara memang tidak bisa mundur. Jalan yang dipilihnya memiliki pintu tertutup di belakang. Halamara telah kehilangan kunci pintu itu hingga yang diketahuinya hanyalah terus melangkah.
Target Halamara sudah jelas. Satu-satunya yang bisa mengembalikan Lagahark menjadi sosok yang dulu dikenali Halamara adalah dengan membuktikan bahwa Hamraz tidak bersalah. Halamara akan berjuang untuk itu. Ia ingin lelaki yang dicintainya kembali.
Ketika roda kereta terhenti dan sorak-sorai makin membahana, Halamara tahu bahwa mereka telah sampai di tempat tujuan.
Wanita itu menunggu cukup lama hingga pintu keretanya terbuka. Lagahark telah berdiri di sana, dengan tersenyum.
Halamara merinding. Senyum Lagahark jauh dari kata tulus. Namun, tak urung menyambut uluran tangan Lagahark. Ketika melangkah keluar dari kereta, aula besar penyambutan itu disergap hening.
Halamara merasakan tikaman di dadanya. Tak ada sorak sorai sukacita dan eluan panjang umur seperti yang didengarnya tadi. Berganti mata-mata yang kini memandangnya jijik juga merendahkan. Dengan sangat nyata dirinya tertolak.
Ia bukan Permaisuri untuk Negeri Barat. Impian masa mudanya benar-benar hangus terbakar kebencian dan prasangka.
Namun, Halamara tetap melangkah dengan punggung tegak dan dagu terangkat. Seluruh Negeri Barat boleh membencinya atau menginginkan Halamara musnah, tapi wanita itu tak akan mati sebelum kebenaran terungkap.
*****
Halamara mendapatkan kamar yang sangat indah. Tiga kali lebih besar dari kamarnya di istana merah. Dan masih lebih besar dari kamar tidur milik Hamraz di Kranny.
Ingatan tentang sang kakak membuat Halamara membayangkan sosok ayahandanya. Pria tua yang sakit-sakitan dan seorang diri tanpa putra-putrinya.
Wanita itu mendesah. Merindukan pria tua yang kini berada sangat jauh darinya. Halamara sungguh merindukan ayahandanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Ratu
FantasyHalamara tahu bahwa dirinya adalah persembahan. Seseorang yang harus berdiri di garda terdepan dan masuk ke dalam benteng musuh untuk menyelamatkan kepala sang ayah. Dia ratu dengan mahkota juga kebencian mendalam dari lelaki yang menjadi suaminya...