Dalam Kegelapan

15.9K 2.5K 428
                                    


👑






Besok adalah puncak dari perburuan. Dan lelaki itu telah mendengar keputusan Sang Kaisar bahwa hingga akhir, Sang Permaisuri tak akan terlibat dalam perburuan kali ini.

Tentu saja ini sangat disayangkan, mengingat hingga akhir lelaki itu tetap berharap Permaisuri mengikutinya. Segala rencana yang disusunnya akan lebih mudah mencapai tujuan jika wanita itu terlibat.

Namun, sekali lagi, Kaisar Lagahark bukan orang yang bisa diprediksi. Lelaki itu selalu mampu membuat kejutan-kejutan tak menyenangkan seperti ini.

Beruntung pada acara makan malam tadi Lord Dzar menanyakan tentang keikutsertaan Permaisuri yang secara tak langsung memberitahunya hal yang selama ini menjadi kunci dari rencananya. Dimana Permaisuri akan berada esok.

Lelaki itu berdiri di depan sebuah kandang besar dengan hewan buas yang menyorot marah padanya.

Sungguh sebuah keberuntungan dirinya menemukan barang berharga ini. Karena hewan buas ini merupakan satu-satunya senjata yang sangat alami untuk menghabisi wanita berharga itu.

"Tuan, segalanya sudah siap."

Lelaki itu menoleh pada pesuruhnya. Pria kepercayaan yang akan mendapat imbalan besar darinya setelah semua ini selesai. "Apa kau sudah memastikan makhluk ini kelaparan?"

"Sangat kelaparan, Tuanku."

"Aku tak terlalu suka mendengarnya."

"Maafkan saya, Tuanku. Saya mengira dengan membuatnya sangat lapar, akan menambah kebuasan."

"Memang, tapi juga harus memastikan bahwa dia masih cukup kuat untuk memburu mangsa."

Pria suruhan itu tercenung.

"Ingat, mangsanya kali ini bukan orang biasa. Dan aku tak sekedar membicarakan tentang statusnya. Aku memberitahumu tentang kemampuannya yang luar biasa. Meski tak pernah menyaksikan langsung, kau pasti tahu betapa hebat permainan pedangnya. Dan dia ke sini untuk berburu. Aku tak mau karena kesalahan kecil yang kau perbuat, keadaan menjadi berbalik."

"Maafkan saya, Tuan. Kesalahan saya yang tak mempertimbangkan hal itu. Makhluk ini terkenal tak bisa menanggung rasa lapar. Dia memiliki kekuatan setara sepuluh pria dewasa. Saat memburu mangsa dia tak pernah menyerah sebelum mampu mengoyak daging buruannya."

"Karena itulah aku memilihnya. Namun, pemburu yang lemah tak akan bisa menghadapi mangsa yang kuat."

"Saya mengerti."

"Persiapkan dia dengan baik. Besok aku ingin segalanya berjalan sempurna."

Lelaki itu tak tinggal lama di sana. Dia tahu tak boleh terlalu lama meninggalkan perkemahan. Seseorang akan menyadari ketidakberadaannya.

Menyelinap telah menjadi keahliannya sejak kecil. Dan kemampuan itu dimanfaatkannya dengan sangat baik. Dia kembali menuju ke perkemahan. Menembus kegelapan hutan.

Namun, tak ada rasa takut sedikitpun dalam dirinya. Dia telah melangkah sejauh ini. Dan tahu tak menyesalinya sama sekali. Apa pun akan ia lakukan untuk mencapai tujuannya. Apa pun, untuk Clane terkasih.


*****


Ini adalah hari yang cerah, seperti hari yang lainnya. Tak pernah ada mendung apalagi badai saat mereka berada di sana. Rupanya Dewa dan gunung benar-benar merestui perjalanan ini.

Halamara seperti biasa memilih menghabiskan waktu di pinggir sungai. Daripada di dalam tenda dengan penjagaan ketat, Sang Permaisuri meminta diizinkan kembali menikmati udara yang sejuk dan pemandangan yang indah.

Sang RatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang