👑"Tinggalkan kuda itu," perintah Ranard pada Sasyira yang seolah masih membeku di tempatnya. Karena gadis itu tak bereaksi, Ranard meraih tangannya.
Sasyira terlonjak dan berusaha menarik tangannya, tapi Ranard menahan dengan keras. "Aku tahu sulit bagimu untuk menerimaku dan perintahku, tapi biasakan mulai sekarang karena kau tak memiliki pilihan."
Karena Sasyira terlihat masih berjuang melepaskan diri, Ranard kembali berkata, "Kita harus menggunakan satu kuda, kudaku. Karena hanya dengan cara itu kau bisa memasuki istana. Istana luar biasa ketat saat ini dan Kaisar tak menerima sembarang orang."
Ranard mengeluarkan kantung air dari sakunya. "Ada apa denganmu? Mengapa kau terlihat seperti akan pingsan?"
Namun, Sasyira tak bisa menjawab. Bahkan kini dia merasakan tubuhnya begitu panas, tapi juga menggigil. Bulir keringat terbentuk di dahinya. Pikirannya menjadi kacau dan tatapannya mengabur.
Ranard menyadari ada sesuatu yang tidak beres tengah terjadi. "Kau sakit? Mengapa kau bisa sakit sedang tadi terlihat baik-baik saja?"
Sasyira mencoba mengerjapkan mata. Dia pun tak memahami apa yang tengah terjadi pada dirinya sendiri.
"Aku rasa kita tak bisa ke istana saat ini-"
"Harus!"
Ranard terkejut karena bantahan Sasyira.
"Tapi kau tengah sakit."
"Aku baik-baik saja!"
"Kau-"
"Kau telah berjanji! Kau harus menepatinya!"
"Dasar keras kepala!"
"Dasar ... rambut pu-pucat!"
Ranard tak bisa menahan tawanya. Bahkan saat Sasyira terlihat tak berdaya, gadis itu masih tak mau mau kalah.
"Kalau begitu, ayo kita lakukan dengan caraku."
Ranard mengangkat tubuh Sasyira, membimbing gadis itu menaiki kuda. Setelah itu Ranard menyusul. Dia memacu kuda menuju istana.
*****
Sasyira menatap penuh kekaguman bangunan di depannya. Ini luar biasa indah. Sungguh dirinya memang pernah mendengar betapa menakjubkannya istana Negeri Barat, tapi yang terpampang di depannya jauh lebih memukau dari yang pernah dibayangkan.
"Kau akan berdiri terus disana?"
Sasyira tersentak. Pertanyaan dari Ranard membuat gadis itu menyadari bahwa sudah terlalu lama berdiri di aula.
Suasana malam itu sangat sepi. Sasyira menduga bahwa pengaturan ini sengaja dilakukan. Sejauh ini Ranard berhasil membuatnya tetap aman.
"Apa kita akan bertemu Permaisuri?" tanya Sasyira ingin memastikan.
"Tidak."
"Apa maksudmu? Kau menjanjikanku bertemu Permaisuri."
"Aku menjanjikan surat itu akan sampai."
"Tapi-"
"Bahkan aku sendiripun tak lagi bisa menemui Permaisuri."
Kecerdasannyalah yang membuat Sasyira langsung memahami situasi genting di istana. Kaisar benar-benar menutup jalan bagi siapa pun untuk menemui Permaisuri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Ratu
FantastikHalamara tahu bahwa dirinya adalah persembahan. Seseorang yang harus berdiri di garda terdepan dan masuk ke dalam benteng musuh untuk menyelamatkan kepala sang ayah. Dia ratu dengan mahkota juga kebencian mendalam dari lelaki yang menjadi suaminya...