Terungkap

14.3K 2.5K 186
                                    


Mbak Kindranna Been ( eke kagak tau nama WP nya)
Aem soli telat ucapin di WP. Hepibesdew. Tetep kuattt. Tetep waras dan tetep Halu. Hidopp!!!

Apdetan ini untuk andahh!!!




👑



Tempat itu gelap dan pengap, udara dingin bak pisau es menusuk hingga ke kulit. Dinding-dinding berwarna pekat sangat berbeda dengan tembok luarnya yang putih dan indah. Segalanya menggambarkan kemuraman tanpa harapan.

Penjara bawah tanah itu terletak di sebalah barat Ibu Kota. Di dalam benteng utama prajurit. Dibangun dengan sangat kukuh dan penuh perhitungan. Semua orang tahu tentang penjara itu, tapi tak semuanya, bahkan prajurit sekalipun, mengetahui letak sebenarnya penjara bawah tanah di dalam istana itu berada.

Untuk bisa mencapainya harus memiliki izin khusus dari sang Kaisar. Karena itulah, beredar sebuah legenda bahwa ketika seseorang masuk ke sana, maka tak akan pernah bisa keluar lagi. Penjara bawah tanah itu akan menjadi kuburan untuk selamanya.

Semenjak didirkan pada keKaisaran ketiga, penjara bawah tanah itu tak pernah digunakan. Di bawah kepimpinan Lagahark-lah tempat yang dijuluki lubang neraka itu akhirnya terisi. Dan itu karena dua orang Lord yang telah membunuh sang tuan putri.

Lord Hakosa dan Lord Tram.

Lagahark sering mengunjungi tempat itu dulu. Sebagai seorang Kaisar, dia harus mengetahui tempat-tempat rahasia yang dibangun pendahulunya.

Akan tetapi sang Kaisar tak pernah lagi menginjakkan kakinya di sana. Karena meragukan diri akan bisa menahan segala kebenciannya. Keinginan untuk membunuh dua bajingan itu tak tertahankan. Hanya saja Lagahark harus membuat mereka tetap hidup selama ini. Lebih lama dari yang seharusnya berhak mereka terima.

Namun, apa yang menimpa Halamara mengubah segalanya. Hasil penyelidikan telah mengerucut. Sang Kaisar memiliki firasat kuat bahwa apa yang menimpa Halamara memiliki kaitan erat dengan yang terjadi pada Putri Amala. Lagahark hanya butuh kedua bajingan itu mengakui siapa dalang di balik kematian adiknya. Karena hanya dengan itulah sang Kaisar bisa bertindak berdasarkan hukum. Bertindak dengan beradab. Oleh karenanya, kini sang Kaisar memutuskan untuk mendapatkan nama itu dengan tangannya sendiri.

Suara langkah sang Kaisar menggema di sepanjang lorong yang hanya diterangi cahaya obor. Di belakangnya Panglima Besar membawa sebuah obor yang menyala.

Bukan karena Lagahark membutuhkan pencahayaan tambahan, hanya saja kali ini obor di tangan Ranard akan memiliki fungsi berbeda.

Mereka meninggalkan istana telah cukup lama. Lagahark menunggu di dalam benteng selama Ranard dan para pengawal menyiapkan segala yang diperintahkan Kaisar di dalam penjara bawah tanah itu.

Setelah segalanya siap, barulah Kaisar menuju ke sana hanya dengan didampingi Panglima Besar. Penjara bawah tanah itu dikosongkan hanya untuk mereka berdua.

Mereka melewati puluhan ruang penjara kosong untuk mencapai yang paling ujung.

Kedua bajingan itu sengaja ditempatkan di bagian paling dalam, tempat suara dan cahaya tak bisa masuk. Lagahark ingin menghancurkan jiwa mereka sebelum memberikan hukuman seluruhnya.

Ketika sampai di depan pintu penjara, Lagahark memberi anggukan singkat. Ranard yang terlihat sangat bersemangat malam ini masuk ke dalam salah satu penjara.

Sang Panglima Besar keluar dengan Lord Tram yang wajahnya tertutup kain hitam sementara tangannya terikat ke belakang.

Tak ada yang bersuara. Ranard bekerja dengan cepat. Dia mengikat Lord Tram pada salah satu tiang yang telah dibuat para prajurit sebelumnya.

Sang RatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang