Pertukaran

13.3K 2.4K 269
                                    


Inak mo ngucapin makasi ama Umum Umam (duh mana eke gak tau akun wp nya)
Tiga dasternya syantik dan dah kepake semua.🥰

🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Nah nyok bacaaa, tapii tentu baca typo yakk.

Maklim masih suasana lebaran nyisanak. Eke kagak sempat ngedit wkwkw.






👑



Ranard lupa pada tubuhnya yang lelah atau kepalanya yang penuh. Mungkin ini karena tekadnya untuk menemukan petunjuk sekecil apa pun tentang kasus Permaisuri dan Amala, tapi setelah mengikat kuda dan berjalan menuju tempat yang diduganya, senyum kecil terpatri di bibir Sang Panglima Besar.

Gadis itu ada di sana.

"Kenapa tak menungguku?" Pertanyaan itu terlontar dari bibir Ranard saat melihat sosok yang berdiri di dinding belakang kedai.

Malam ini penampilan wanita itu berbeda. Tubuhnya dibalut sebuah jubah hitam. Ada tudung yang menutupi kepala hingga setengah wajahnya.

Namun, Ranard mengenalinya. Setidaknya dia menghapal postur tubuh dan cara gadis itu bergerak. Ranard bisa merasakan aura berbeda dalam gadis itu malam ini.

Karena itu saat sang gadis membuka tudung, Ranard tak bisa menahan senyumnya. Cahaya obor temaram memantulkan rambut kemerahan yang membingkai wajah mungil gadis itu. Mata abu-abunya menatap Ranard dengan tajam. Kadang Ranard berpikir warna mata gadis itu tak nyata untuk dimiliki oleh seseorang. Gadis itu memiliki mata keabu-abuan yang jernih.

"Aku tak ditakdirkan untuk menunggu siapa pun, termasuk kau."

Sepertinya prinsip hidup gadis itu adalah selalu berbicara jujur tak peduli akan menyakiti hati orang lain, pikir Ranard.

Ranard tak pernah bertemu dengan wanita yang seberani Krannya berambut merah itu. Dia tak bersikap kurang ajar. Bahkan sikap menentangnya memberi kesan manis bagi yang menerima perlakuan itu. Hanya saja, Ranard tetap saja merasa terkejut.

Selama ini, dia selalu bertemu dengan para wanita yang anggun dan patuh. Wanita bangsawan yang selalu berusaha menunjukkan sikap terbaiknya di depan orang lain. Termasuk Amala. Mendiang kekasihnya itu memiliki sikap berbanding terbalik dengan gadis berambut merah di depannya. Dari fisik hingga sikap jelas mereka bertolak belakang. Amala adalah gambaran sempurna dari sikap welas asih dan penuh kelembutan.

Namun, ada sesuatu dari cara gadis itu yang terasa menarik bagi Ranard. Keberanian, ketegasan serta sikap menantangnya adalah perpaduan yang harus membuat lelaki memiliki mental baja saat menghadapinya. Beruntungnya mental Ranard lebih kuat dari baja.

Ranard maju, mendesak gadis itu diantara dinding dan tubuhnya yang menjulang tinggi.

"Kau membutuhkanku," bisik Ranard persis di depan wajah si gadis.

Sang RatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang