Membuka mata

14.7K 2.3K 210
                                    

Ratjin kali si Inak.😆
Btw tinggak 9 part lagi hurayyyy ....

👑




Suara isakanlah yang menyambut Halamara ketika membuka mata. Butuh waktu yang cukup lama bagi Halamara untuk menyingkirkan kabut dari pandangannya.

Ketika tatapannya tak mengabur lagi, sosok Lagahark adalah orang pertama yang memenuhi pandangan wanita itu.

"Kau telah sadar. Kau telah sadar. Dewa Yang Agung menunjukkan kuasanya. Kau sadar, Ratuku!"

Halamara tak pernah melihat Lagahark segembira ini. Seolah lelaki itu baru saja terbebas dari penderitaan berkepanjangan yang mematikan.

Lagahark tak henti-hentinya mencium tangan Halamara.

Wanita itu memejamkan mata, saat Kaisar mengecup keningnya sangat lama.

Ketika kecupan itu berakhir, wajah Lagahark berada persis di hadapan Halamara. Perasaan wanita itu menjadi sakit melihat mata Lagahark yang berkaca-kaca, tapi bibirnya membentuk senyum gemetar.

"Kau membuka mata. Kau hidup. Aku tahu, kau tak akan menyerah begitu saja. Kau sangat hebat."

Air mata menetes di pelipis Halamara. Dan itu karena ia mampu merasakan perasaan Lagahark.

"Iya, menangislah, Permaisuri. Menangislah. Aku di sini sekarang. Kau tak perlu lagi memaksa diri untuk tetap kuat."

Ucapan Lagahark membuat tangis Halamara makin menderas. Ia tak bisa mengucapkan kata-kata. Hanya air mata yang menunjukkan betapa lelah dan takutnya Halamara setelah berhadapan dengan maut.

Kelelahan itu menyerap kembali kesadaran Sang Permaisuri. Perlahan matanya kembali tertutup.

"Iya, tidurlah lagi, Ratuku. Beristirahatlah sebanyak yang kau butuhkan."



******

"Kondisi Permaisuri membaik dengan sangat cepat. Luka-luka Yang Mulia pun mulai sembuh."

Lagahark sangat lega mendengar ucapan kepala tabib istana itu.

Meski Halamara kembali memejamkan mata, tapi tabib mengatakan bahwa itu adalah sesuatu yang lumrah. Permaisuri masih membutuhkan istirahat. Dan kali ini, Permaisuri hanya tidur, tak lagi tak sadarkan diri karena rasa sakit seperti sebelumnya.

"Namun, Yang Mulia Permaisuri harus tetap berada di tempat tidur."

"Apa bayinya baik-baik saja?"

Kepala tabib menggeleng dengan penuh penyesalan. "Tubuh Yang Mulia Permaisuri memang pulih dengan cukup cepat, akan tetapi tidak dengan kandungannya Paduka."

"Kenapa hal itu bisa terjadi?"

"Yang Mulia Permaisuri mengalami luka hantam di perutnya. Dan saya menduga, dalam pertempuran itu, Permaisuri melakukan gerakan-gerakan berbahaya untuk mempertahankan diri. Semua itu berakibat buruk pada kandungannya yang masih sangat muda."

Lagahark merasakan hatinya seperti baru saja ditancapkan dengan pedang es. Dingin menyergap Sang Kaisar.

"Permaisuri sangat tangguh, Yang Mulia. Karena jika hal ini terjadi pada wanita lain, sudah dipastikan bayinya tak akan selamat. Namun, meski Permaisuri mulai membaik, kandungannya sangat lemah. Beberapa hari ini, Permaisuri masih berdarah. Memang tak banyak, tapi bisa memburuk. Karena itulah, hamba menyarankan agar Permaisuri tetap berada di tempat tidur."

Sang RatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang