Seorang Pria

14.1K 2.3K 190
                                    

👑

Perburuan itu berakhir lebih cepat. Apa yang dialami Ratu Halamara membuat rombongan kembali ke istana lebih awal.

Kini sang ratu ditempatkan langsung di kediaman sang kaisar. Dengan sebuah perinyah mutlak, bahwam tak boleh ada siapapun yang mengunjunginya. Hanya Kaisar, para dayang dan tabiblah yang bisa menemui Ratu.

Lagahark tahu bahwa tindakan yang diambilnya akan menimbulkan gejolak. Namun, untuk keselamatan Halamara, segalanya akan dilakukan.


*****

Pria tua itu mengerjapkan mata. Di tengah segala hal yang tampaknya mengabur, dia mengenali dua sosok yang kini menghampirinya. Telah lama sekali dia tak melihat dua sosok itu. Perempuan berambut merah yang memiliki senyum paling mempesona di dunia. Perempuan yang memberikannya seorang putra dan putri. Perempuan yang kembali pada Dewa dengan jalan takdir. Perempuan yang dirindukannya hingga saat ini.

Di sampingnya berdiri pemuda gagah yang selalu menjadi kebanggaannya. Anak pertama yang ketika dilahirkan suara tangis pertamanya adalah suara paling indah bagi pria tua itu.

Kini, dua sosok yang sangat dicintai dan dirindukannya itu mengulurkan tangan dengan senyum hangat yang sudah lama sekali tak dirinya lihat.

Mereka datang untuk menjemputnya.

Kebenaran itu datang di akhir dan dia tak sempat menyampaikannya pada Sang Putri. Sudah terlambat. Putrinya tersayang berada jauh sekali dan tak mungkin bisa ikut bersama mereka. Putrinya masih memiliki banyak urusan di dunia, sedangkan dirinya tidak. Waktunya telah habis.

Pria tua itu meraih tangan kedua sosok yang langsung memeluknya. Membiarkan kehangatan menenggelamkan dirinya. Mereka akan pergi, ke tempat yang indah. Tempat yang jauh dari dunia tragis yang penuh derita.

Sosok itu menoleh, pada tubuh renta yang kini telah memejamkan mata. Ada air mata di pelipisnya. Air mata untuk Sang Putri yang harus ditinggalkan seorang sendiri.


*****

Utusan itu memberi anggukan pada Sang Panglima. Gulungan surat dengan segel kerajaan Kranny sudah berada di tangannya. Kuda berbulu cokelat yang akan menemaninya pun sudah tampak tak sabar untuk segera memulai perjalanan panjang ini.

"Putri Halamara harus pulang sebelum semuanya terlambat. Karena Baginda menantikannya-"

Belum selesai pesan terakhir dari mulut Sang Panglima, lonceng kerajaan berbunyi sebanyak tiga belas kali. Kerajaan langsung senyap. Setiap manusia di sana membeku, menatap ke arah menara.

Tiga belas kali adalah pertanda.

Ketika bunyi ketiga belas selesai, dari bibir Panglima, sang utusan, juga semua orang yang berada di sana terlantun kidung penghormatan, untuk Baginda Raja yang telah berpulang.

Kini pesan untuk Putri Halamara bukan tentang permintaan mengunjungi ayahandanya yang sakit, melainkan tugas pulang untuk memimpin pemakaman Raja dari Negeri Kranny.


*****

"Yang Mulia mencurigai ini adalah sebuah kesengajaan?"

"Aku tak mencurigai, Panglima Besar. Aku menyadarinya." Lagahark menatap Ranard dengan penuh perhitungan.

Kedua pria itu berhadapan. Sebuah meja besar berisi peta empat negeri terbentang diantara mereka.

Ketika Sang Panglima Besar datang untuk menghadap, Lagahark memberikan perintah yang sangat jelas.

Bahwa semuanya harus terungkap, secepatnya.

"Namun, perburuan itu ada di Negeri Barat, Yang Mulia."

"Justru karena itu Panglima Besar. Hewan buas itu berasal dari Kranny. Selama ribuan tahun, ini kali pertama hewan itu bisa memasuki Negeri Barat. Kau memahami betul batas dari setiap negeri. Hewan yang terbiasa hidup di daerah es, tak akan mampu melewati selatan untuk sampai di pegunungan tempat perburuan itu dilakukan. Negeri Selatan akan membuatnya mati terbakar."

Sang RatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang