Dalam satu gunung tidak akan hidup dua harimau. Saat penguasa hutan bertemu dengan yang lain maka pertarungan maut hidup dan mati sulit terelakkan. Hanya satu yang akan keluar sebagai pemenang, raja dari hutan. Sedangkan yang lain harus sirna ditelan bumi.
***
Bunga-bunga api meledak di udara, saat kedua telapak tangan menempel mengirimkan tenaga dalam tingkat tinggi. Dentuman itu membuat telinga Candini terasa ngilu. Menandakan kekuatan yang bertumbuk bukan main dahsyat.
Candini terkesiap, rasanya ledakan ini setara dengan pertempuran melawan Nyi Ratu Gondomayit di Istana Jalmamati tempo hari. (Baca pendekar Cacat pembasmi Iblis seri 1)
Artinya Kakang Larantuka melawan bukan sembarangan demit, bisa jadi adalah raja iblis yang berkuasa di sekitar sini. Ada celah kematian mengintai kedua belah pihak sekarang, ia harus bisa membantu Larantuka sebelum keadaan semakin memburuk. Dengan sekali menghentak ke dahan ia melesat diantara cabang pepohonon untuk mengikuti kereta yang berlari kencang.
Pertarungan berlangsung sengit di Kereta, Larantuka terus menambah tenaga dalam yang ia kucurkan dalam setiap serangan. Kesemua serangan itu dihadapi dengan pertahanan sama rapat oleh Prabu KarangSetra.
"Jagad batara Kala! pendekar tangguh muncul!"
Rasa terkejut nampak dari suara berat di dalam kereta kencana. Ia tak menyangka sama sekali bahwa ada lagi ksatria tangguh lainnya yang berdiri membela desa Kemukus. Semua diluar perhitungannya yang rapi dan teliti. Seharusnya semua ksatria telah melarikan diri menyisakan kawanan tiga pendekar akhirat. Nyi Lampir dan kawanan Lampor telah mengurus mereka, tidak seharusnya masih ada yang tersisa. Seandainya ia tadi tidak menyuruh Kumboseso maupun Nyi Lampir untuk pergi lebih cepat. Tentunya ia bisa melarikan Kinasih ke KarangSetra sebelum fajar menjelang.
Larantuka sendiri merasa demit di dalam kereta bukan mahluk sembarangan. Telapaknya merasaTenaganya seperti tersedot oleh telapak tangan demit itu, rasanya seperti memukul pusaran air yang dalam. Kekuatan Ribuan kati yang dihasilkan hanya mampu membuat kereta itu sedikit bergeser dari lajur jalan.
Secepat kilat Ia memutar tubuhnya berlawanan jarum jam di udara untuk memunahkan sedotan hawa iblis prabu KarangSetra. Ia kirimkan lagi tapak maut dengan jurus "Purnama Bercermin di Telaga", Lima jari mengembang memapas telapak berwarna putih milik prabu KarangSetra yang terjulur. Jurus kali ini mengandung hawa lembut yang sulit untuk diantisipasi jenis ilmu penghisap tenaga yang dikeluarkan lawan. Sontak hawa tenaga Kitab Pusaka Langit mampu mendesak kereta hingga terseret jauh ke samping beberapa tumbak.
Bersamaan suara jeritan kecil keluar dari mulut seorang wanita di dalam kereta.
Terdengar suara berat Prabu KarangSetra dari dalam kereta, "Kisanak, aku tak tahu dari mana asalmu. Tapi aku tak pernah membuat masalah denganmu dan aku tidak pula mencelakai siapapun di kawasan ini. Kiranya Kisanak sudi melepaskan kami"
Larantuka tidak memperdulikan ucapan demit itu, namun ada manusia di dalam kereta. Ujar Larantuka dalam hati, telinganya sangat tajam untuk menerima sumber suara dari manapun. Kemungkinan demit ini menculik seorang wanita yang tak berdosa untuk dicelakai. Khawatir melukai sang tawanan Ia segera melepas serangannya dan bersalto ke atap kereta yang melaju kencang.
Dalam sekejap debu mengepul dari roda kereta, membawa Larantuka menjauh dari pinggiran danau. Dari belakang Candini dengan tergesa mengejar . Keringat jatuh bercucuran dari pelipisnya.
"Kisanak, tindakanmu akan mencelakai penumpang dalam kereta ini, jurus silatmu tinggi dan tenagamu susah dicari tandingannya, harap Kisanak bersedia menepi dan berbesar hati mengijinkan kami lewat!" ujar suara berat dalam kereta, masih belum mau menampakkan sosok wujudnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Larantuka si Pendekar Cacat Pembasmi Iblis episode : Maut Di KarangSetra
ParanormalPerjalanan Candini dan Larantuka dalam mencari Penawar Racun Tujuh Langkah kembali dikisahkan, dalam empat puluh dua hari tersisa hingga racun merengggut nyawa Candini, mampukah mereka mengatasi segala marabahaya yang menghadang?