Asap hitam menyeruak cepat diantara kepungan para perwira Benteng Hitam. Bersamaan dengan kabut dingin yang membanjiri lorong-lorong ruang bawah tanah. Dari balik kabut itu melesat berbagai macam jenis hantu, dedemit, setan dan siluman dengan jumlah tak terhitung.
Wewe gombel, Kuntilanak, Genderuwo, kepala terbang, semuanya semburat menyerang para manusia yang ada disana. Sontak pertarungan sengit kembali pecah.Para demit itu menyerang penjaga dengan buas dan membabi buta, gigi mereka runcing layaknya silet, kuku mereka panjang seperti pisau belati. Teriakan mereka menyayat pendengaran manusia yang ada, layaknya jeritan panjang dari dalam neraka.
Seperti hantu kelaparan tujuan mereka hanya satu yaitu merasakan darah manusia. Penjaga yang tidak siap akan menemui ajalnya. Para demit itu akan menyergap tangan dan kaki prajurit berilmu rendah, dengan sekali hentak mereka tewas dengan mengenaskan yaitu tubuh terkoyak dan bagian tubuh tercerai berai dimangsa para iblis yang berebutan.
Tiba-tiba ditengah asap hitam yang bergejolak terdengar ringkikkan kuda yang menyeramkan. Dalam sekejap sebuah benda besar berwarna hitam besar melesat secepat kilat ke lantai atas. Meninggalkan medan laga.
Ternyata benda itu berwujud sebuah kereta hitam legam terbuat dari jalinan tengkorak manusia! Benda itu layaknya terbang ditarik empat bayangan hitam menyerupai kuda. Dari dalam jendelanya muncul asap hitam yang tak ada habisnya.
Sontak perwira Benteng Hitam mengalihkan serangan ke arah kereta sebagai pusat pembawa bencana. Kereta ini tidak boleh meninggalkan aula Benteng Hitam dalam keadaan utuh. Puluhan serangan tenaga dalam maupun senjata rahasia segera meluncur ke arah kereta. Mengirimkan angin dahsyat dan cahaya yang menyilaukan mata.
Asap hitam mendadak meyelimuti Kereta Kencana Penjemput Sukma bagaikan gumpalan pasir yang berputar, dan serangan para pendekar itu lantas ditelan mentah-mentah oleh asap berputar itu.
Napas para perwira tertahan manakala dari gumpalan asap hitam puluhan senjata gelap dan barisan cahaya menyerang kembali ke arah mereka. Ternyata serangan pertama tadi malah berbalik kembali ke empunya.
Sumpah serapah keluar dari mulut para perwira saat mereka berjumpalitan untuk menghindari serangan senjata makan tuan. Diikuti deretan dentuman dahsyat yang menghancurkan dinding ruanga dan pilar-pilar ruang bawah tanah. Siluman mana yang memunyai kemampuan setinggi ini?
Terdengar tawa dari seorang nenek-nenek yang tahu-tahu sudah berdiri diatas kereta kencana itu. Jubahnya robek-robek, rambutnya putih menjuntai dan wajahnya sudah seperti mayat hidup.
"Demit jahanam rupanya kau sumber malapetakanya, akan kami musnahkan kau sekarang juga!" bentak salah seorang perwira.
Namun sebelum sempat para pengawal bergerak, sebuah bayangan berkelebat mendahului mereka. Bayangan ini membawa kesiur angin layaknya badai.
"Lampir! kau adalah bagianku!"
Para penjaga langsung menyingkir terbirit manakala Waranggeni melintas dengan daya rusak penuh prana datang menggempur kereta tersebut. Nampak amarah pendekar nomor satu sejagad itu sudah di ubun-ubun. Matanya memerah sedangkan tubuhnya yang kekar berotot nampak menggembung dua kali lipat. Segala serpihan batu berputar kencang mengitari tubuhnya siap untuk dimuntahkan.
"Hi hi hi, aku tak mau bermain denganmu, hanya orang goblok yang mau!" ujar Nyi lampir seraya terkekeh sambil mengetukkan tongkatnya di atap kereta. Ia adalah Ratu demit yang pandai menggunakan sihir, segera ia ambil segenggam bubuk hitam dari balik baju rombengnya.
Nenek itu mengucapkan mantra kuno pemanggil iblis.
Jim setan peri prayangan padha mara padha mati,
KAMU SEDANG MEMBACA
Larantuka si Pendekar Cacat Pembasmi Iblis episode : Maut Di KarangSetra
ParanormalPerjalanan Candini dan Larantuka dalam mencari Penawar Racun Tujuh Langkah kembali dikisahkan, dalam empat puluh dua hari tersisa hingga racun merengggut nyawa Candini, mampukah mereka mengatasi segala marabahaya yang menghadang?