pesugihan; 3 ➖ he saw it

321 98 5
                                    

Woobin menghela napas berat. Akhir-akhir ini showroom tempatnya bekerja jarang sekali didatangi pelanggan, hal itu membuatnya jadi tak memiliki banyak hal untuk dilakukan.

Belum lagi sekalinya datang pelanggan, hanya ada satu atau dua saja, dan itu sudah bisa dihandle oleh beberapa pegawai lain yang memang lebih kompeten.

Karena tidak ada pekerjaan, alhasil dengan cepat Woobin merasa bosan. Beruntung ada satu teman sepenanggungan yang turut merasakan hal yang sama.

"Eh, ada customer, nyet!" seru Beomgyu sembari memukul-mukul bahu Woobin, ya teman sepenanggungan yang dimaksud adalah Choi Beomgyu.

Woobin mengikuti arah pandang Beomgyu yang sedang memandangi satu mobil mewah yang masuk ke pelataran parkir showroom tempatnya bekerja.

Dan seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, pegawai senior yang sudah bekerja lebih lama dari keduanya langsung bersiap menyambut customer tersebut.

"Kata lo dia mau konsul atau beli?"

Woobin menoleh ke arah Beomgyu. "Beli dah. Yang kayak gitu kalau konsul biasanya nyuruh pegawainya," jawab Woobin sembari memperhatikan orang yang turun dari mobil tersebut.

Tak hanya sendiri, di dalam mobil tersebut ternyata ada penumpang lainnya. Total sekitar 4 penumpang.

Sopir, terduga pemilik kendaraan, serta satu anak kecil yang duduk di atas sebuah stroller, bersama satu pengasuhnya.

Woobin tak bisa melihat jelas tampang mereka semuanya hingga ketika tiga orang tersebut masuk, kecuali sang sopir yang bertugas menjaga mobil, ke dalam showroom.

Di mana ternyata anak kecil berjenis kelamin laki-laki tersebut cacat dan tidak bisa berjalan sebagai mana mestinya. Entah apa yang ada di dalam pikiran sang pemilik mobil ketika membiarkan anak itu keluar seperti ini.

Maksud Woobin, alangkah baiknya bila anak itu di rumah saja?

Bukan maksud Woobin merendahkan, justru sebaliknya, ia merasa iba.

Anak seperti itu bisa dengan mudahnya mencuri perhatian orang-orang yang melihatnya.

Seperti Beomgyu yang berdiri di sampingnya, yang sedari tadi tidak kedip sama sekali dalam memperhatikan anak kecil tersebut.

Saking tercuri perhatiannya, Beomgyu bahkan tak menoleh ketika namanya dipanggil oleh pegawai lain yang meminta bantuannya hingga pegawai tersebut jadi meminta Woobin untuk membantunya.

Sampai ketika customer tersebut selesai melakukan transaksi dan pulang dari showroom tersebut, Beomgyu yang sama sekali tak melakukan apapun, langsung menghampiri Woobin yang tengah sibuk memindahkan beberapa barang di bagian belakang.

"Nyet, nyet, lo lihat nggak anak tadi?" tanya Beomgyu.

"Lihat." Jawab Woobin. "Nggak sopan lo merhatiinnya sampe begitu banget. Sampe-sampe dipanggil bang Jihoon lo nggak denger."

"Eh, Bang Jihoon manggil gua?"

"Iya. Tapi nggak jadi, jadinya ke gua. Sini lo bantuin gua," ucap Woobin lagi.

Beomgyu tertawa kecil sembari menggaruk tengkuk bagian belakangnya yang tidak gatal. Lalu buru-buru membantu Woobin memindahkan barang yang diminta oleh Jihoon.

"Kenapa lo tadi?"

"Hah?"

"Yang anak kecil tadi. Yang lo lihatin sampe nggak kedip itu mata."

"Oh. Lo tahu nggak kenapa anak tadi bisa cacat begitu?" tanya Beomgyu.

Woobin menggeleng tanda tak tahu.

"Ada makhluk astral yang grogotin bagian kaki sama kepala dia."

Mata Woobin melebar.

Ah, dia lupa kalau Beomgyu adalah orang yang dikaruniai dengan kelebihan semacam itu.

creepy 3.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang