"Dek?"
Heeseung menarik earpad headphonenya yang menutupi telinga ketika mendengar suara ibundanya yang memanggil dirinya.
Heeseung bisa mendengarnya karena memang tidak ada musik yang sedang ia nyalakan. Awalnya memang ia tengah mendengarkan musik. Namun, ketika ia menemukan sebuah novel horror di salah satu aplikasi, ia memilih mematikan musiknya guna bisa fokus membaca cerita novel tersebut.
"Iya, bunda?" seru Heeseung setengah berteriak. Takutnya sang ibunda tidak mendengar sahutannya.
"Tolong jemurin kain yang ada di depan kamar mandi ya, Dek. Tadi basah ketumpahan air."
Heeseung langsung beranjak dari tempat tidurnya. Ia meletakkan ponsel yang ia pegangi sedari tadi, ke atas meja. Lalu berjalan keluar kamar.Letak kamarnya berada dekat kamar mandi bawah yang bersebelahan dengan dapur.
Begitu Heeseung keluar, terlihat sang ibundanya yang tengah membereskan dapur.
"Yang ini, bun?" tanya Heeseung sembari mengambil kain basah berwarna hitam di lantai tepat di depan pintu kamar mandi."Iya, yang itu, Dek. Tolong dijemurin di luar ya?"
"Oke, bun."
Heeseung langsung berjalan keluar rumah.Suasana di luar rumah begitu sepi. Wajar saja, jam sudah hampir menunjukkan pukul 10 malam. Pun hujan baru saja berhenti turun lima belas menit yang lalu.
Meski tinggal di daerah komplek yang temboknya berbagi dengan rumah satu sama lain di sampingnya, hal itu tak membuat keadaan lantas ramai.
Nyatanya, di lingkungan tempat tinggal Heeseung justru banyak dihuni orang-orang yang jarang keluar rumah. Padahal banyak yang seumuran dengannya.
"Dingin banget, dah," ucap Heeseung sembari berjalan ke arah jemuran besi yang ada tepat di depan kamar sang kakak."Eh?"
Pergerakan tangan Heeseung terhenti. Ia mendengar sesuatu dari arah samping.
"Tumben dia nyetel musik malem-malem?" ucap Heeseung yang kemudian melanjutkan lagi kegiatannya menjemur. Ia sengaja melebarkan dan merapikan kain basah tersebut di atas jemuran besi.
"Biasanya jam sembilan juga udah sepi," lanjut Heeseung lagi berkomentar soal tetangga sebelah.
Selesai dengan jemurannya, Heeseung masuk ke dalam rumah. Tak langsung kembali ke kamar, ia justru menghampiri ibundanya yang berada di dapur.
"Udah, bun.""Makasih ya, Dek."
"Iya, bun," sahut Heeseung. "Btw, bun, ada makanan nggak? Adek laper. Tapi jangan makanan berat. Cemilan gitu."
"Ada. Coba cek di kulkas."
Menuruti perintah sang ibunda, Heeseung langsung berbalik arah menuju kulkas. Senyumnya melebar ketika melihat satu kotak bolu susu tiramisu yang isinya masih ada setengah.Dikeluarkannya kotak tersebut dari dalam kulkas. Ia memotong beberapa bagian dan meletakkannya di atas piring kecil yang ia ambil dari rak di hadapannya.
"Bun?""Iya?"
"Pak De sebelah aneh deh. Masa dia malem-malem gini masih nyalain musik. Mana lumayan kenceng lagi sampe kedengeran keluar."
"Ngomong apa kamu, Dek. Pak De sebelah, 'kan, lagi pulang kampung. Belum balik lagi. Katanya baliknya minggu depan."
Heeseung menaikkan satu alisnya.
"Masa, Bun?"
"Loh, iya. Udah dari dua hari yang lalu malah. Rumahnya kosong, kuncinya aja dititipin ke bunda."
KAMU SEDANG MEMBACA
creepy 3.0
Fanfiction[BOOK ELEVEN] a horror one-shot collection book. Started: Monday, 02/01/2023 End: -