brothers; 7 ➖ accident

180 47 0
                                    

Gyuvin mengerutkan keningnya. Ia bingung. Bingung ketika ia membuka pintu yang terkunci, tiba-tiba seseorang langsung masuk begitu saja.

Maksudnya ya... Gyuvin paham kalau bisa saja itu salah satu penghuni kontrakan tempat Gunwook tinggal. Hanya saja, apa tidak bisa basa-basi dulu?

Gyuvin sudah membukakan pintu loh??? Setidaknya ucapkan terimakasih baru melenggang pergi begitu saja.

"Huh," dihelanya napas panjang-panjang sebelum akhirnya ia hembuskan kasar.

Laporan praktikum yang tak kunjung selesai sudah cukup membuatnya stress dan emosi. Ia tak mau perbuatan salah satu teman satu kontrakan Gunwook, menambah emosinya. Maka dari itu, ia coba mengatur napas untuk mengendalikan emosi.

Kemudian balik ke tempat di mana ia tengah mengerjakan laprak bersama dengan Gunwook yang kini tengah tersita perhatiannya pada sosok yang baru saja masuk dan langsung naik ke lantai dua tersebut.

"Siapa, sih?" tanya Gyuvin sembari mengambil tempat di samping Gunwook. Membuat Gunwook langsung menoleh ke arahnya.

"Hah?"

"Itu tadi. Siapa? Songong banget."

"Woochan."

"Eh? Kok beda banget sama di foto?"

"Adeknya."

"Si anjing. Ngomong jangan dipotong-potong. Langsung bilang gitu, adeknya Woochan."

"Iya, maksud gua itu."

"Ngekos di sini juga adeknya? Kuliah tempat kita juga emang?"

Gunwook menggelengkan kepalanya.

"Masih SMA anaknya. Cuma emang sering ke sini nengokin Woochan. Sambil anterin makanan dari nyokapnya. Tahu sendiri Woochan jarang balik."

Gyuvin tak mengenal dekat Woochan. Ia hanya tahu melalui foto saja. Mereka tidak pernah bertemu satu kalipun. Jadi, ia tidak terlalu tahu. Pun Gunwook yang memberitahu karena memang Gunwook tipikal yang suka menceritakan hal-hal tentang dirinya sendiri. Termasuk soal siapa saja penghuni kontrakan tempat tinggalnya ini.

"Oh," sahut Gyuvin merasa tak tertarik. Ia lebih memilih melanjutkan mengerjakan laprak di depannya.

"Btw, nyet. Lo lihat nggak tadi mukanya?"

"Lihat."

"Aneh nggak, sih?"

"Aneh?" ulang Gyuvin. "Songong maksudnya?"

Gyuvin masih sedikit kesal kalau mengingatnya.

"Bukan! Bukan songong. Tapi kayak datar gitu. Kosong."

Kali ini kening Gyuvin mengerut. Saking dikuasai oleh rasa kesal, ia tidak begitu memperhatikan perihal wajah adik Woochan seperti yang Gunwook beritahu barusan.

"Masa?"

"Beneran! Terus, biasanya juga dia nyapa. Tadi enggak. Jalan juga nggak lihat ke bawah sama sekali. Padahal naik tangga. Lurus aja gitu ngadepnya."

"Ya elah, gitu doang. Udah ah, kaga usah mikirin dia. Pikirin ini laprak yang harus kelar sebelum jam 12!" omel Gyuvin membuatnya mendapat cibiran dari Gunwook. Tapi tetap saja Gunwook menurut, ini sudah jam 11 lewat beberapa menit malam, mereka hanya mempunyai sisa waktu kurang dari satu jam sebelum deadline pengumpulan.














👻👻👻














"Pin! Pin!"

"Apa..."

"PIN! PIN!"

"Apeeeee???"

Gyuvin kesal. Kesal karena dirinya yang seharusnya masih terlelap terpaksa bangun karena goncangan di tubuhnya yang ternyata dilakukan oleh... Gunwook.

"Woochan, Pin! Woochan!"

"Apaan? Kenapa Si Woochan???!" katanya sembari merubah posisi tidurnya menjadi duduk.

Ah, karena terlalu lelah, Gyuvin memutuskan menginap di kamar Gunwook.

Sial, jam baru menunjukkan pukul 3, tidurnya harus terganggu karena ulah Sang Teman.

"Bukan Woochan. Adeknya, Pin!"

"Iya, adeknya kenapa, bangsat????" tanya Gyuvin setelah menghembuskan napas kasar. Ia menarik rambut di kedua sisi. Frustasi.

"Adeknya Woochan meninggal, Pin!"

"Hah?"

Mata Gyuvin membulat sempurna. Ia menelan salivanya. Jadi.... baru saja ada yang meninggal di kontrakan Gunwook?

Oke, mungkin Gyuvin tidak akan lagi menginap di sini meskipun kecepatan Wi-Fi di sini sangat kencang dibanding di kosannya.

Selesai mencerna informasi dari Gunwook, Gyuvin langsung beranjak bangun, kemudian berjalan menuju pintu untuk mengambil kaos yang Ia lepas sebelum tidur karena kepanasan.

"Mau kemana lo, Pin?"

"Ya keluar??? Ada orang meninggal masa gua diem aja di sini. Lo juga kenapa nggak keluar???"

"Pin, meninggalnya bukan di sini. Tapi di jalan mau ke sini. Jam 11 tadi."

"Hah?"

"Yang semalem kita lihat itu bukan dia, Pin. Dia udah meninggal jam segitu."

creepy 3.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang