myth of the village; 4 ➖ a threat

255 93 3
                                    

"Kamu dapet tulisan ini darimana?" tanya Kim Jiwon atau yang biasa dipanggil Liz tatkala Wonjin menunjukkan lembaran kertas yang terselip di jendela kamarnya pagi ini.
 
 

Karena tidak bisa membaca, Wonjin sengaja membawa kertas tersebut kepada temannya untuk minta dibacakan.
 
 

"Emang tulisannya apa?" tanya Wonjin setelah menggeleng sebagai jawaban atas pertanyaan Liz barusan.
 
 

Liz tak langsung menjawab, ia menatap Wonjin sesaat. Ini adalah tanda bahaya. Dan sialnya Wonjin telah melanggar peringatan yang tertulis di kertas tersebut.
 
 

"Diam atau keluarga kamu selanjutnya."

"Tulisannya begitu?"

Liz mengangguk.

"Jujur sama aku, Jin. Kamu habis ngapain? Kenapa tulisan ini bisa dikasih ke kamu?" tanya Liz lagi. Kali ini penuh dengan nada desakan.
 
 
"Aku..."
 
 
 
"Loh ngapain kalian di luar? Nggak masuk ke dalem aja?"
 
 
 
Sebuah suara berhasil menginterupsi obrolan keduanya. Buru-buru Wonjin mengambil potongan kertas yang berada di tangannya, lalu menyembunyikannya di genggaman tangan kanannya.

Cukup Liz yang tahu dan melihat. Ia tidak ingin orang lain melihat dan membuat keluarganya dalam bahaya.

Ya, begitu niatnya.
 
 
Liz menoleh ke arah Wonjin, melemparkan pandangan bertanya apakah ia mau masuk ke dalam rumahnya atau tidak.

Namun, Wonjin menggeleng.
  
  
 
"Nggak apa-apa, Kak. Kami di sini aja," jawab Liz kepada Kim Hyungsoo, atau biasa dipanggil Brother Su, kakak laki-lakinya.

"Oh, ya udah kalau mau di sini."

Laki-laki tersebut kemudian mengangguk. Tersenyum kepada Wonjin dan berpamitan masuk.

"Oh, iya, Liz. Jangan lupa sehabis ini kamu mampir ke rumah Keluarga Park. Anaknya yang dari kota baru aja pulang."

"Iya, kak."

Setelah Liz mengiyakan, Brother Su langsung benar-benar masuk ke dalam rumah.

Meninggalkan Wonjin dan Liz kembali berdua.
 
 
 
"Jadi... apa yang habis kamu lakuin sampai bisa dapat surat peringatan ini?" tanya Liz sekali lagi.

"Aku nggak bisa jawab. Kalau aku jawab nanti keluarga aku selanjutnya." Begitu ucap Wonjin mengulang hal yang Liz katakan.
 
   

Pun ia tak mau kalau orang yang memberikan ancaman tersebut kepadanya benar-benar melakukan apa yang tertulis di sana.

Terlebih setelah Wonjin baru saja melihat dengan jelas wajah pelaku pembunuhan tersebut, masuk ke dalam rumah yang sama dengan rumah yang Liz tinggali.

Ya, meski malam itu gelap dan semuanya hampir tak terlihat, Wonjin masih bisa mengingat dengan jelas perawakan dari seseorang yang melakukan pembunuhan di depan matanya tersebut.

creepy 3.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang