Akibat kejadian yang dialami oleh Xuan Yi dan Yujin, keesokan paginya Xuan Yi meminta kepada Wonho untuk pindah hotel.
Namun, karena sudah terlanjur membayar uang untuk menginap selama tiga hari dan uangnya tidak akan bisa kembali, akhirnya diputuskan kalau mereka hanya akan pindah kamar saja.
Toh, mereka hanya akan berada di hotel dari sore dan malam saja karena paginya mereka akan pergi berjalan-jalan.
Dan tak hanya Xuan Yi dan Yujin yang pindah, tapi, juga Wonho dan Allen.
Mereka pindah ke lantai 13.
Tak hanya ada mereka berempat. Di lantai itu ternyata juga ada pengunjung lain.Satu keluarga tepatnya. Sepasang suami istri dan satu anak laki-laki mereka yang Allen duga usianya masih sekitaran 5 sampai 6 tahun.
Di hari Allen dan saudara-saudaranya pindah kamar, Allen dibuat penasaran akan keramaian di depan kamar pengunjung tersebut.
Allen yang memang tipe orang yang mudah akrab dengan orang lain, mendapat informasi dari salah satu petugas kebersihan hotel kalau anak dari pengunjung tersebut sakit.
Awalnya, mereka pikir itu sakit biasa. Demam, badan lemas, wajah memucat dan mata yang memerah. Sang ibu pun hanya meminta dicarikan obat oleh pegawai hotel.
Berharap dalam beberapa jam demam anak tersebut akan hilang.
Sialnya, begitu malam hari tiba, anak tersebut terus menangis dan meracau tak jelas. Seperti tengah berbicara dengan orang lain, lalu sesekali berteriak ketakutan.
Anak itu semakin rewel. Di mana meski sudah diberi obat yang mempunyai efek samping mengantuk, selang lima belas kemudian kembali terbangun dan langsung menangis lalu memeluk Sang ibu.
Merasa Sang buah hati bukan hanya sekadar sakit biasa, beliau akhirnya memutuskan untuk meminta kenalan mereka di daerah setempat untuk dicarikan orang pintar yang mengerti hal-hal di luar nalar.
"Gitu, A.""Oh, jadi yang baru masuk itu orang pinternya ya, mbak?" tanya Allen kepada Sang Informan.
"Iya."
Pintu kamar tersebut tak ditutup sempurna. Entah karena apa. Hal itu membuat Allen memutuskan untuk berdiam di ujung pintu.Tak berani untuk masuk. Namun, terlalu enggan untuk pergi. Allen penasaran. Maka ia putuskan untuk tinggal beberapa saat.
Dari posisinya berdiri, Allen bisa melihat proses yang entah apa namanya, yang sedang dilakukan oleh si orang pintar.Awalnya, orang itu mengamati keadaan di sekitar kamar. Lalu berbicara dalam hal yang tidak bisa Allen mengerti, mungkin bahasa daerah, entahlah.
Lalu, orang itu berjalan ke arah anak kecil yang sedang terbaring lemas di atas tempat tidur.
Bisa Allen lihat orang itu meletakkan tangannya di beberapa bagian tubuh Sang anak, seperti: kening, ubun-ubun, lalu tengkuk bagian belakang leher. Orang itu tidak memijat kecil bagian yang disentuhnya, tak ada tekanan dari hal yang beliau lakukan.
Namun, bisa membuat anak kecil tersebut menjerit kesakitan. Ia bahkan berontak dengan mata merah menyalang. Kaki dan tangannya terlihat seperti ingin menggapai dan mencakar wajah orang yang tengah berada di hadapannya.
Setelah sepuluh menit lamanya berontak, anak kecil tersebut mendadak pingsan.
Kedua orang tua si anak kecil mendadak panik. Lalu mendekat ke arah Sang buah hati. Mereka mengusap poni yang menutupi kening anak tersebut. Tak lama, kedua kelopak matanya terbuka.
Sang anak sudah kembali tenang dan lebih terkendali. Wajahnya tak sepucat tadi. Matanya pun tak berwarna merah lagi.
Melihat proses tersebut sudah selesai, Allen langsung menyingkir dari posisinya berdiri. Ia menjauh beberapa meter dari sana.
"Anak tadi kesurupan bukan, sih?" tanya Allen pada dirinya sendiri.
Hendak berniat menyusul saudara-saudaranya yang tengah sarapan di lantai bawah, Allen sengaja berjalan ke arah lift yang ada di tengah-tengah koridor.Ia ingin segera menceritakan hal yang baru saja dilihatnya pada ketiga saudaranya.
Allen langsung menekan tombol angka satu. Pintu akan segera tertutup ketika dari jarak beberapa meter ada dua orang yang berseru meminta pintu untuk ditahan. Mereka adalah Sang Suami dan Sang Orang Pintar yang dilihatnya tadi.
Sontak Allen langsung menahan pintu lift agar tak tertutup. Keduanya segera masuk dan berterimakasih kepada Allen.
"Di taman luar yang ada air mancurnya itu, ada penunggu anak kecil. Penunggu itu seneng sama anak bapak dan punya niatan buat ajak main anak bapak terus. Sayangnya, penjaga anak bapak nggak seneng karena dia ngerasa itu ancaman buat anak bapak. Makanya anak bapak dibuat sakit, supaya nggak main ke luar. Saran saya, setelah istirahat beberapa jam, lebih baik bapak sekeluarga pindah hotel atau pulang saja."
Tanpa berniat menguping, Allen mendengar itu semua.
![](https://img.wattpad.com/cover/330431953-288-k201466.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
creepy 3.0
Fanfic[BOOK ELEVEN] a horror one-shot collection book. Started: Monday, 02/01/2023 End: -