uninhabited; 2 ➖ the voice from the back

279 72 4
                                    

"Suara musang kali. Musang, 'kan, suaranya kayak ketawanya Mbak Kun," ucap Jay kepada Gaeul, sang sepupu yang mengatakan kalau ia baru saja mendengar suara cekikikan yang ia yakini adalah suara dari makhluk astral yang biasa disebut dengan istilah Kuntilanak.

"Enggak, Jong!" ucap Gaeul yang memanggil Jay dengan nama panggilan kecilnya.


Ah, Jay dan Gaeul tengah berada di rumah mendiang Sang Nenek.

Bukan hanya mereka berdua, ada juga anggota keluarga yang lain.

Ini adalah kali pertama mereka semua sengaja berkumpul di rumah Sang Nenek setelah kematian mendiang beberapa tahun yang lalu.

Mereka hendak membicarakan perihal nasib rumah yang sudah tak dihuni oleh siapapun ini. Hendak dijual lalu hasilnya dibagi rata, disewakan, atau dibiarkan kosong dan pilih membayar orang untuk merawat rumah ini secara berkala, sehingga ketika salah satu dari keluarga mereka ingin datang ke sini, rumah sudah dalam keadaan bersih.

Jay dan Gaeul memutuskan untuk keluar rumah. Tak ingin mendengar dan mengikuti diskusi yang menurut mereka bukan urusan mereka para anak-anak.

Jay memilih untuk bermain game online di teras rumah, sementara Gaeul berkeliling ke sekitaran rumah untuk mengambil beberapa foto. Ya, Gaeul sangat suka dengan hal-hal berbau fotografi.



Tadi pagi, ketika mereka sampai. Rumah tersebut dalam keadaan sangat kotor dan berantakan. Butuh waktu berjam-jam bagi mereka semua untuk bahu membahu membersihkan rumah tersebut.

Salah satunya membersihkan rumput ilalang yang tingginya sudah hampir menyamai atap rumah.

Tak hanya itu, ayah Jay dan ayah Gaeul juga turut menebang satu pohon ceri liar yang ada di belakang rumah. Mereka takut kalau ada hujan atau angin kencang, pohon tersebut rubuh dan merusak bagian belakang rumah.

Setelahnya, Gaeul dan ibundanya membersihkan rerumputan serta daun-daun sisa penebangan pohon.

Karena bosan, Gaeul menyalakan musik secara random di aplikasi streaming musiknya. Namun, entah kenapa tiba-tiba musiknya memutar lagu khas berbahasa daerah yang ia sendiri tak tahu artinya.

Tidak ada apa-apa saat itu. Hingga ketika hari sudah sore dan Gaeul berniat untuk mengambil beberapa foto, ia mendengar suara tawa yang ia yakini adalah suara tawa Mbak Kun.



"Ini, 'kan, masih deket hutan, Gel. Percaya sama gua. Paling cuma musang," timpal Jay lagi.

Gaeul berdecak.

Ia kemudian mengeluarkan kamera digitalnya. Lalu menunjukkan hasil foto yang tak sengaja menangkap sosok yang disebut sebagai musang oleh Jay.

"Lihat!" titah Gaeul. "Lo masih bisa bilang ini musang?"










 "Lo masih bisa bilang ini musang?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ilustrasi © google

creepy 3.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang