Entah ini perasaan Rora semata atau memang benar adanya. Semenjak kepulangannya dari kampung halaman Sang Ayah untuk melayat dan menghadiri acara pemakaman dari mendiang saudara kandung ayahnya, Rora merasa ada yang tak biasa.
Ada perubahan.
Ada sesuatu yang membuatnya terusik dan tak nyaman. Dimulai dari Sang Adik yang bertingkah aneh.
Sang Adik yang biasanya tidur sendiri kini selalu minta ditemani. Seperti berhalusinasi, adiknya tersebut selalu mengatakan kalau ada yang mengikutinya. Bukan hanya diikuti, kadang diberi tatapan menakuti.
Kalau biasanya Rora akan acuh. Tidak kali ini. Tidak ketika ia sendirian di rumah dikarenakan kedua orang tuanya yang tengah pergi menghadiri undangan acara pernikahan salah satu kolega, yang tentu saja mengajak serta Sang Adik yang tak mau ditinggal.
Untungnya, ini masih siang meski Rora sedikit kepikiran dan ikut merasa takut karena ditinggal sendirian di rumah.
Guna mendistraksi fokusnya pada hal-hal yang menurutnya tidak penting, Rora memilih untuk memainkan permainan yang cukup populer di kalangan teman-temannya belakangan ini.
Sebuah game bernama Math Riddle yang mengharuskannya mencari jawaban dari pola matematika yang sudah ada.
Permainan tersebut sukses membuat fokus Rora tersita. Ia lupa akan hal yang membuatnya takut.
Sialnya, hal itu tak berlangsung lama karena ketika...
"Kakak!"
"Iya, Mah!"
"Eh?" Rora menutup mulutnya.
Ia lupa kalau pintu pagar rumahnya dikunci dari dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
creepy 3.0
Fanfic[BOOK ELEVEN] a horror one-shot collection book. Started: Monday, 02/01/2023 End: -