brothers; 1 ➖ move

321 76 3
                                    

"Kamu ngapain?"




Jiwoong membuka matanya secara paksa.

Ia yang awalnya sudah tertidur, mendadak merasa gelisah. Jiwoong memang penakut. Tapi, tidak ketika berada di rumahnya.

Maksudnya, ia hanya takut ketika berada di tempat yang tidak biasa baginya. Tempat asing yang tidak ia ketahui sejarah dan seluk beluknya.

Jadi, tidak seharusnya ia takut ketika berada di rumah sendiri.

Sialnya suara tawa yang ia dengar sampai ke alam mimpinya, membuat tidurnya terganggu. Ia terus bergerak gelisah dalam keadaan menutup mata hingga ketika sebuah suara tiba-tiba bertanya padanya.

Membuat matanya lantas terbuka seketika.

Jiwoong pikir, mungkin itu ibu atau neneknya. Karena suara yang terdengar adalah suara perempuan.

Sayangnya, begitu Jiwoong membuka mata, tak ia dapati kedua sosok perempuan di rumahnya tersebut.

Bahkan, Jiwoong tak menemukan siapapun.

Padahal jelas-jelas ia mendengar suara yang bertanya padanya tadi.

"Masa iya itu mimpi?" ucap Jiwoong pada dirinya sendiri.

Tak langsung kembali tidur, Jiwoong memilih untuk mengambil ponselnya di atas meja kecil yang terletak di samping tempat tidurnya.

Ia cabut kabel charger yang sudah mengisi penuh baterai gawaynya tersebut. Lalu menghidupkannya untuk melihat jam berapa saat ini.

"Masih jam satu ternyata," ucapnya tatkala melihat angka 00.56 AM di layar ponsel.

Hal biasa yang Jiwoong alami ketika tidur di bawah jam 9. Ia pasti akan selalu terbangun ketika tengah malam.

Bedanya, kalau sebelumnya ia terbiasa bangun karena ingin ke kamar mandi atau haus, kali ini bukan karena dua alasan tersebut.

Yang sialnya alasan kali ini mampu membuat Jiwoong merapatkan tubuhnya ke dinding kamar. Dengan selimut tebal yang naik hingga menutupi seluruh tubuh Jiwoong.

Belum ada satu menit ia menutupi seluruh tubuhnya, terdengar sebuah suara ketukan dari balik pintu kamar yang tertutup dan terkunci rapat.

Jiwoong menelan salivanya. Ia tak yakin kalau yang mengetuk itu manusia, hingga...



"Kak...."




Sang Adik!

Itu adalah suara adik bungsu yang kamarnya bersebelahan dengan miliknya.



"Kakak....buka...."



Jiwoong menyingkap selimutnya, lalu turun dari atas tempat tidur dan langsung membuka pintu kamarnya.



"Kenapa, dek?" tanya Jiwoong pada anak laki-laki berusia 5 tahun tersebut.

"Aku takut. Aku mau tidur sama kakak. Boleh?"

Jiwoong lantas mengangguk. Kemudian menggendong Sang adik dan kembali mengunci pintu kamarnya.

Ia tempatkan Sang Adik di atas tempat tidurnya, dengan posisi terlentang, dekat dinding.

"Kebangun juga kamu, dek?" tanya Jiwoong sembari ikut merebahkan tubuhnya di samping Sang Adik, lalu menarik selimut untuk menutupi keduanya.

"Suara Mbaknya serem. Aku takut dilihatin terus."

"Hah? Mbak?" tanya Jiwoong yang posisi tidurnya miring ke samping menghadap dinding.

"Iya, Mbak yang suka duduk di atas pohon belakang rumah kita, Kak. Dari tadi lihatin aku terus dari jendela. Aku takut."

Jiwoong menelan salivanya.

"M-mbaknya udah pergi, 'kan, tapi?"

Sang Adik mengangguk.

"Udah pergi dari jendela kamar aku. Sekarang dia ada di deket jendela kamar kakak. Tapi aku nggak takut, soalnya ada kakak."



Rasanya ingin sekali Jiwoong menghantam kepalanya sendiri ke dinding.

Bukan apa-apa, masalahnya sekarang jadi Jiwoong yang merasa takut.

creepy 3.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang