pesugihan; 2 ➖ met a friend

318 100 5
                                    

Pertemuan dengan teman lama yang tidak sengaja seringkali terjadi. Pun pada Exy yang tanpa sengaja bertemu dengan Kihyun dan keluarganya ketika sedang berjalan-jalan di Dunia Fantasi, Dufan.

Kira-kira hampir sepuluh tahun sejak pertemuan terakhir mereka di acara Wisuda kelulusan S1-nya dulu. Mereka cukup dekat meski tak bisa dibilang akrab. Beberapa kali satu kelompok dalam tugas maupun project semester akhir di jurusannya dulu.

Kihyun adalah orang yang pintar dan bagi Exy, Kihyun cukup berjasa semasa kuliah dulu karena sering membantunya dalam memahami materi perkuliahan yang sulit ia mengerti.
 
 

"Gila! Gue nggak nyangka banget kita bisa ketemu di sini, Ki!" ucap Exy penuh dengan semangat. "Oh iya kenalin ini suami gue, Seungcheol," ucap Exy memperkenalkan suaminya. "Sayang, ini temen aku, Kihyun, yang sering aku ceritain ke kamu."

"Kihyun."

"Seungcheol."
 
 

Keduanya saling menjabat tangan sembari melemparkan senyum penuh keramahan. Pertanyaan basa-basi turut diajukan hingga ketika anak Exy dan Seungcheol, yang baru berusia lima tahun, merengek ingin pergi ke salah satu wahana.

Maka Seungcheol izin mengundurkan diri dan membiarkan Sang istri bernostalgia dengan teman satu almamaternya tersebut.
 
 

"Anak lo baru satu, Xy?"

"Iya, nih. Lo sendiri? Satu juga?" tanya Exy.
 
 
 

Bukan apa-apa. Yang berada dalam gendongan Kihyun saat ini adalah seorang anak kecil berusia sekitar tiga tahunan berjenis kelamin laki-laki.

Tidak seperti anaknya yang aktif dan tak bisa diam, anak Kihyun terlihat lebih anteng dan tenang.
 
 

"Dua. Ini si bontot."

"Oalah. Yang pertama mana?" tanya Exy.
 
 

Kihyun menoleh ke arah jam dua. Tepatnya ke arah belakang Exy. Exy menoleh. Mengikuti kemana pandangan Kihyun mengarah.
 
 

"Itu yang di stroller biru. Bareng pegawai sama istri gue," jawab Kihyun.
 
 

Exy mengerutkan kening. Kalau dilihat dari ukuran tubuhnya, anak yang dimaksud Kihyun terlihat lebih tua dari anak semata wayangnya. Mungkin berusia enam atau tujuh tahun ke atas.

Tak begitu jauh, Exy masih bisa melihat dengan jelas sosok yang Kihyun maksud.

Ada sebuah stroller yang ditempati oleh seorang anak kecil yang dikelilingi beberapa... pengasuh? yang menggunakan seragam berwarna putih rapi. Serta satu perempuan berpenampilan lebih menarik yang Exy duga adalah istri Kihyun.

Tak hanya para pengasuh yang terlihat sibuk mengipasi, memijit, bahkan menyuapi dan memberikan minum, istri Kihyun turut terlihat sedang melayani Sang anak dengan penuh kasih sayang. Terlihat dari caranya ketika menyeka keringat di kening anak laki-laki tersebut. Sembari terus mengajaknya menonton tayangan di satu layar tab besar yang dipegangi oleh pengasuh lain.

Ya, total pengasuh yang terlihat ada   5. Di mana satu sisanya bertugas membawa beberapa barang bawaan yang lain.
 
 

"Kalau gitu gua duluan ya, Xy? Mau ke istana boneka nih si bontot ngajakin ke sana." Pamit Kihyun membuat Exy sontak kembali menoleh ke arahnya.

"Oh, oke-oke. Kebetulan gue juga mau nyusulin suami sama anak gue."

"Oke, duluan, Xy," ucap Kihyun sekali lagi dan dianggukki oleh Exy yang kemudian berjalan menyusul suami dan anaknya.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Karena sudah membeli tiket fast track, Exy dan keluarga kecilnya tak perlu repot-repot mengantre lama.

Begitu ia sampai di wahana yang diinginkan sang buah hati, bisa ia lihat suami dan anaknya tengah menunggu dirinya di dekat line fast track.

Dengan segera Exy menghampiri keduanya.
 
   

"Yang masa tadi aku lihat ada anak kecil yang dalam kondisi cacat gitu, pengasuhnya banyak banget. Empat atau lima gitu," ucap Seungcheol ketika mereka mulai berjalan memasuki area wahana yang masih berjalan tersebut.

Pikiran Exy tentu langsung tertuju kepada keluarga Kihyun tadi.
 
 

"Aku pernah denger dari temen kantor, katanya kalau ada orang kaya raya yang punya anak yang dalam kondisi begitu tapi diperlakukan seolah kayak dia raja, itu karena jiwa si anak udah dijual ke jin atau sebangsanya gitu dan bayarannya kekayaan."

"Hah? Apaansih, ngaco. Siapa temen kamu yang bilang begitu?"

"Joshua."

"Lah? Tumben Joshua percaya sama yang begituan? Bukannya dia taat agama banget?"

"Ya iya. Itu juga dia dikasih tahu salah satu temen gereja, yang. Apa ya istilah populernya tuh... hm...."

"Pesugihan?"

"Nah! Iya itu, pesugihan!"
 
 

Exy memutar bola matanya malas. Tak habis pikir dengan suaminya yang mudah sekali termakan omongan orang lain.
 
 

"Nggak begitu, ayang. Itu tuh namanya cobaan. Bukan pesugihan."

"Nggak menutup kemungkinan loh, sayang," ucap Seungcheol. "Logikanya, nih, mereka orang kaya, udah pasti hartanya banyak. Kalau misal istrinya hamil, menuhin gizi dan check up rutin bukan hal susah dong. Hal-hal kayak gitu pasti bisa dicegah dan diantisipasi dari awal. Inget nggak waktu kamu hamil dulu?"
 
 

Exy menganggukkan kepala.
 
 

"Tapi namanya takdir nggak ada yang tahu, yang."

"Y-ya, iya, sih."

"Udah ah. Jangan berburuk sangka. Kalaupun emang bener mereka begitu ya biarinin aja. Itu bukan urusan kita."

creepy 3.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang